Pages

Monday, 27 June 2011

Hikmah Isra' Mi'raj

Kayaknya udah seriiiing bgt tema ini dibahas, dikupas dalam ceramah or kajian2. But, terinspirasi dari kuliah subuh di TVRI tadi pagi, saya ingin menuliskan hal2 yang disampaikan oleh Prof. Nazaruddin Umar yg membahasa isra' mi'raj secara detil dan dg hikmah2 yang ternyata sungguh luar biasa yang belum disebutkan secara lebih khusus oleh kajian2 or ceramah2 lainnya. 
Selain itu, saya mulai sekarang - insyaallah -, ingin mencoba menuliskan setiap kajian agama yg diperoleh tiap hari. Baik kajian agama dari TV or live dari Kualasimpang City woehehe. semoga niatan saya yang berpedoman pada "Ikatlah ilmumu dengan penamu" ini dapat terealisasi dengan baiiik, amiiin. Sungguh karena sebenarnya, setiap hari ada ilmu agama yang tersampaikan oleh kita. Coba kita tengok acara TV di pagi hari. Ada banyak pilihan, dari Mamah Dede' yang lebih khusus membahasa ttg persoalan rumah tangga di indosiar, Ummi Qurratu A'yun di MNCTV, Ustadz Nur Maulana di TransTV, tak ketinggala CNTV dan TVRI juga. Terlepas dari kelebihan & kekurangan ustadz/ah tersebut berikut kemasan programnya, saya sebagai hamba Allah yang tak berilmu merasa ada hal2 yg bisa diambil dr acara tersebut, baik dari segi materi, cara penyampaian, metode da'wah mereka, ciri2 khas mereka dll masih banyak lagi.
Oke dilanjood sesuai dg tema di atas. Jadi ada beberapa point sehubungan dengan isra' mi'raj. Beberapa yang saya ingat saya akan tulis di bawah ini *maklum, namanya emak2, menyimak kuliah subuh sambil repot dg kesibukan rumah dan anak2 di pagi hari* :

Perjalanan Isra' Mi'raj yang terdapat pada Al Isra' sbb :

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي 
بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
  • Ayat ini di awali dg kata سُبْحَانَ الَّذِي, menandakan kalimat tasbih yang digunakan untuk mengungkapkan perkara yang besar dan sangat penting, hebat & luar biasanya perjalanan tersebut. Sekaligus mengartikan bahwa perjalanan tersebut benar2 terjadi, tidak hanya sekedar mimpi rosul, tapi merupakan kejadian yang mengikutsertakan ruh dan jasad Nabi.
  • أَسْرَى, berarti Allah SWT yang mengangkat Nabi Muhammad untuk melakukan perjalanan tersebut. Bukan atas kehendak Nabi. Bahwasanya perjalanan tersebut terjadi setelah peristiwa duka yang dialami oleh Nabi secara beruntun yaitu tak lama setelah pemboikotan scr konomi sosial terhenti, paman Nabi meninggal dan tak lama istri tercinta Nabi juga wafat, sehingga disebut sbg Amul Huzun /Tahun kesedihan. Benar-benar satu ujian dari Allah kepada Rasulullah saw. Hal ini membuat Rasulullah saw sangat sedih. Sebab istrinya itu merupakan satu-satunya orang yang selalu mendampinginya dan membantunya. Beliau telah mengorbankan harta bendanya serta seluruh kekayaannya dalam membela Rasulullah saw. Di samping itu beliau sangat membantu Rasulullah saw dalam menyebarkan risalahnya terutama kepada kaum wanita.
  •  بِعَبْدِهِ , disini menggunakan kata bi , berarti menunjukkan tingkat kedekatan Allah kepada hambanya. Dan bukan dikatakan bi Muhammad, berarti peristiwa ini bisa dialami oleh hamba Allah yang lain, dalam artian shalatnya seorang hamba *shalat sbg point utama dr isra' mi'raj* itu apabila benar2 dilakukan dg khusyu' bisa memberikan effek mi'raj kepada manusia. Selain itu ma'na hamba dalam kata عَبْدِهِ menandakan  ungkapan tentang berkumpulnya ruh dan jasad. Jadi bukan hanya sekedar mimpi. 
  •  لَيْلا, peristiwa ini terjadi pada malam hari. Hal ini juga dijelaskan dalam sebuah hadits, yang mengungkapkan ketika kejadian tersebut berlangsung, ada sebuah kafilah/rombongan yang sedang berjalan melihat seberkas sinar yang melintas di langit. Selain itu, "malam" merupakan waktu yang tepat dalam melakukan ibadah. Rasakan nikmatnya qiyamul lail yang makin memberikan nuansa kekhusyuan & ketaqarruban kepada illahi.
  • مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا 
    perjalanan ini dari masjidil haram ke masjidil aqsa di palestina. Pada jaman dahulu masjidil Aqsa belum berbentuk masjid yang ada kubahnya, melainkan hanya sebuah batu. Sehingga pada saat ini terkenal dengan batu gantung. Padahal bukan berarti batu itu menggantung, tapi memang batu tersebut ada rongga di tengahnya, sehingga tampak seperti menggantung. Kemudian kata  الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا , Yang telah Kami berkahi sekelilingnya  agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami merupakan dalil atas kelebihan berkah. Allah memberkahi sekelilingnya dengan berkah duniawi dan keagamaan. Berkah duniawi dengan suburnya tanah sekitarnya, tanah yang penuh dengan taman dan kebun yang menghasilkan berbagai buah-buahan. Ini merupakan karunia yang dapat dinikmati oleh mukmin maupun kafir. Kita bisa lihat hingga saat ini negara saudi arabia yang dilimpahi dg minyak. Dan apabila dengan perkembangan zaman sumber daya minyak sudah beralih dengan sumber daya matahari/solar. Arab saudi pun tetap menjadi negara kaya, karena cuaca negara arab saudi yang terik dengan matahari dan hanya sesekali ada hujan sepanjang tahun.

  • انه هوالسميع البصير
    Ada juga yang memahaminya sebagai bahwa allah SWT telah menganugerahkan kepada nabi muhammad SAW daya lihat dan daya dengar yang sangat sempurna sehingga daya selan beliau sama sekali tidak berarti jika dibandingkan dengan daya dengar dan daya lihat beliau itu. Maka ayat ini mengunakan kata sami’ dan bashir yakni yang biasa di gunakan untuk allah SWT. Manusia mmg diciptakan paling sempurna dg makhluk lain, bahkan malaikat sekalipun. Sehingga ketika malaikat jibril mengantar nabi ke langit pun tidak sampai naik ke atas, dikarenakan daya kemampuan malaikat terbatas. 

    Sebenarnya ada hikmah & taujih lainnya lagi. Tapi untuk sementara ini dulu ajah hehe ... Semoga bermanfaat ...

Asuhan Keperawatan DHF pada Anak

A. PENGERTIAN
DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF ).

B. PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada pasien dengan perdarahan hebat.

C. KLASIFIKASI DHF
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :
Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( >120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( ? 120 mmHg ), tekanan darah menurun, ( 120/80 ? 120/100 ? 120/110 ? 90/70 ? 80/70 ? 80/0 ? 0/0 )
Derajat IV
Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur ( denyut jantung ? 140x/mnt ) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

D. TANDA DAN GEJALA
Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda dangejala lain adalah :
- Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan.
- Asites
- Cairan dalam rongga pleura ( kanan )
- Ensephalopati : kejang, gelisah, sopor koma.

E. PEMERIKSAAN DAN DIGNOSIS
- Trombositopeni ( ? 100.000/mm3)
- Hb dan PCV meningkat ( ? 20% )
- Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )
- Isolasi virus
- Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder
- Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada, BUN, creatinin serum.

F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1.1 Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa ( Effendy, 1995 )
1.2 Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.
1.3 Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
1.4 Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.
1.5 Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegipty.
1.6 Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.
1.7 Riwayat Tumbuh Kembang
1.8 Pengkajian Per Sistem
1.8.1 Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
1.8.2 Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS
1.8.3 Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
1.8.4 Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.
1.8.5 Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
1.8.6 Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.

2. Diagnosa Keperawatan
2.1 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
2.2 Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya ciran intravaskuler ke ekstravaskuler
2.3 Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
2.4 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekwat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
2.5 Resiko terjadi perdarahn berhubungan dnegan penurunan factor-fakto pembekuan darah ( trombositopeni )
2.6 Kecemasan berhubungan dengan kondisi klien yang memburuk dan perdaahan
2.7 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangya informasi.

3. Rencana Asuhan Keperawatan.
DP : Hipertermie berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
Tujuan : Suhu tubuh normal
Kriteria hasil : Suhu tubuh antara 36 – 37
Nyeri otot hilang
Intervensi :
a. Beri komres air kran
Rasional : Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi
b. Berika / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi )
Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.
c. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.
d. Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering.
Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
e. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.
Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.

DP 2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
Tujuan : Tidak terjadi devisit voume cairan
Kriteria : Input dan output seimbang
Vital sign dalam batas normal
Tidak ada tanda presyok
Akral hangat
Capilarry refill < 3 detik
Intervensi :
a. Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih sering
Rasional : Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
b. Observasi capillary Refill
Rasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer
c. Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi, BJ
Rasional : Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.
d. Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )
Rasional : Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh peroral
e. Kolaborasi : Pemberian cairan intravena
Rasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic syok.

DP. 3 Resiko Syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik
Kriteria : Tanda Vital dalam batas normal
Intervensi :
a. Monitor keadaan umum pasien
Raional ; Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok / syok
b. Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih
Rasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi presyok / syok
c. Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi perdarahan
Rasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan.
d. Kolaborasi : Pemberian cairan intravena
Rasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.
e. Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombo
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut.

DP. 4 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
Tujuan : Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
Kriteria : Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Menunjukkan berat badan yang seimbang.
Intervensi :
a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
Rasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi
b. Observasi dan catat masukan makanan pasien
Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makanan
c. Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan )
Rasional : Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.
d. Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makan
Rasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.
e. Berikan dan Bantu oral hygiene.
Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral
f. Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.
Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.

DP. 5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah ( trombositopeni )
Tujuan : Tidak terjadi perdarahan
Kriteria : TD 100/60 mmHg, N: 80-100x/menit reguler, pulsasi kuat
Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkat
Intervensi :
a. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.
Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.
b. Monitor trombosit setiap hari
Rasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien.
c. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest )
Rasional : Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.
d. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan spt : hematemesis, melena, epistaksis.
Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini bila terjadi perdarahan.
e. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah.
Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.