Gambar 3 : Jadi tukang obat keliling hehehe..
Gambar 4 : Berfoto bersama dengan korban gempa di trimulyo
Terngiang dibenak kita (apalagi korban 5,9 SR) ketika guncangan yang maha dahsyat menlulu lantahkan DIY. Korban berjatuhan, istri menjadi janda, banyak anak-anak menjadi yatim piatu karena teguran dari Allah SWT.
Singkat cerita…
Ketika itu, Hari Sabtu 27 Mei 2006 pukul 05.55 WIB sebuah guncangan terjadi. Sebelumnya sekitar pukul 05.00, seperti biasa aku Sholat Subuh. Setelah sholat karena udara yang dingin tidur kembali. Sempat menghidupkan computer untuk mendengarkan music winamp dengan alunan lagu yang merdu menambah keasyikan ketika itu. Selang beberapa menit kemudian, terdengar suara gemertak computer yang saya taruh dimeja bawah dan dengan tiba-tiba computer terjatuh. Gubrak..??!! Aku baru tersadar ketika budeku teriak.. Gempaaa… Gempaaa…
Sontak aku bangkit dan berlari keluar rumah setiap orang diluar rumah teriak takbir..
Allahu Akbar..Allahu Akbar..
Aku masih sempat berlari ke tanah lapang sambil terjatuh dan terjatuh, bangkit kembali dan terjatuh lagi, saking kuatnya guncangan saat itu. Sempat melihat bangunan rumah tetangga yang runtuh ketika peristiwa itu berlangsung.
Selang beberapa saat kemudian, guncangan kedua dan ketiga terasa besar.
Yang ada dibenakku, apakah ini akhir dari dunia?? Ya Allah.. Ampunilah kami..
Orang-orang berlarian keluar rumah, hiruk pikuk kendaraan yang membawa korban gempa yang tertimbun reruntuhan sangat banyak.
Ketika gempa reda, aku coba masuk kedalam rumah dan melihat ke dalam ternyata motor-motor sudah berjatuhan.
Yang lebih Ironis lagi, meja computer di kamarku terbelah menjadi dua serta tempat tidur sudah penuh dengan bongkahan runtuhan tembok yang jatuh menimpa tempat tidur.
Seketika itu juga, aku meneteskan air mata.. Bersyukur kepada Allah karena masih diber kesehatan sampai detik ini. Entah apa yang akan terjadi jika saat itu aku tidak terbangun, Ini semua atas kuasa dan izin Allah.
Ketika masuk dapur, aku lihat dapur sudah hancur. Gelas-gelas berjatuhan, piring pecah dimana-mana dan keadaan sudah sangat memperihatinkan. Apalagi ditambah tidak adanya bahan makanan yang memadai.
sesaat kemudian tampak keramaian dipinggir jalan dan saat itu juga terdengar banyak orang berteriak teriak, tsunamiii…tsunami…
seolah tidak percaya berusaha untuk keluar rumah ternyata banyak sekali kendaraan berputar arah dari selatan kea rah utara, sambil teriak tsunami..tsunami..
PANIK.. Panik yang luar bisa
dalam hati terbesit apakah akan terjadi tsunami yang kedua kalinya seperti di Aceh yang menhabiskan 100.000 korban nyawa?? Atagfirullah..
Hal pertama yang aku lakukan adalah membawa nenel tercinta naik motor ke daerah utara dan ternyata sesaat kemudian dating patroli polisi mengatakan bahwa berita tentang tsunami hanya issu belaka. Alhamdulillah Ya Allah, ternyata hanya issu..
Hari itu benar-benar mencekam, sore harinya ssya dan om monitoring di sekitar daerah prambanan dan ternyata banyak sekali orang-orang yang mendirikan tenda di pinggir jalan karena takut akan terjadi gempa susulan.
karena takut akan terjadi gempa susulan ditambah keadaan rumah yang nyaris roboh akhirnya diputuskan untuk tidur diluar rumah pada malam itu. aku tidur diteras rumah, udara dingin dan banyak nyamuk menambah semarak tidur malam itu..hiks
Keesokan harinya sudah mulai turun ke lapangan untuk menolong dan membantu korban. Waktu itu kegiatan di pusatkan di episentrum gempa di daerah bantul. Atas nama TBMM FK UII akhirnya terjun ke lokasi, kita banyak dapat belajar dan pengalaman dari kegiatan tersebut.
Daerah posko gempa di pusatkan di daerah plered, sewon, piyungan. Banyak teman-teman dr FKUII yang menjadi relawan gempa. Banyak juga LSM dari luar negeri yang proaktif dalam membantu korban gempa.
Semoga apa yang terjadi dapat kita ambil hikmahnya sehingga dapat menjadi insane yang lebih baik.
Amien
No comments:
Post a Comment