Pages

Monday, 24 December 2012

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Manajemen merupakan proses bekerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Manajemen juga merupakan proses mengumpulkan dan mengorganisir sumber-sumber dalam mencapai tujuan (melalui kerja orang lain) yang mencerminkan kedinamisan organisasi. Arah tujuan yang harus dicapai ditetapkan berdasarkan misi, filosofi, dan tujuan organisasi. Proses manajemen meliputi kegiatan mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan organisasi, pengarahan, dan pengendalian sumber daya manusia, fisik, dan teknologi. Karena itu semua perawat yang terlibat dalam manajemen keperawatan dianggap perlu untuk memahami misi, filosofi, dan tujuan pelayanan keperawatan serta kerangka konsep kerja. Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang merencanakan, mengatur dan menggerakkan para karyawannya untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien diperlukan suatu standar yang akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan. Dibandingkan dengan system kesehatan pada masa lalu dimana focus pelayanan kesehatan masih bersifat kuratif, berdasarkan perkembangan ekonomi dan upaya perluasan teknologi yang bersifat kompetitif, maka focus system kesehatan pada masa kini dan mendatang adalah berupa system pelayanan kesehatan yang multi dimensional, berorientasi pada masyarakat melalui penggunaan teknologi tinggi yang memacu konsumerisme tetapi dilandasi oleh peraturan kesehatan. Sesuai dengan perkembangan maka dalam manajemen keperawatan masa kini dan mendatang telah terjadi ekspansi peran dan fungsi keperawatan yang tadinya ditekankan pada sentralisasi kewenangan dan tanggung jawab yang menimbulkan pengetatan fungsi pengendalian dan pengawasan, menjadi desentralisasi yaitu adanya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang lebih memfokuskan pada kegiatan koordinasi, integrasi, dan penunjang. A. PENGERTIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN Manajemen diartikan secara singkat sebagai proses untuk melaksanakanpekerjaan malalui upaya orang lain maka manajemen keperawatan sendiri diartikan secara singkat sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk membrikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, masyarakat (Gilies, 1982 hal 1). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Proses dari manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan system terbuka, dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu system, maka akan terdiri dari 5 elemen yaitu; input, proses output, control dan feedback mechanism.
Bila Artikel ini berkenan bagi Anda Silahkan DownLoad Disini

Tuesday, 25 September 2012

Refleksi 26 tahun, jalan panjang mengenal Allah



Refleksi 26 tahun, jalan panjang mengenal Allah

“Sejatinya kita ini fana, seperti butiran pasir dalam genggaman tangan, semakin erat menggenggam semakin banyak butiran pasir yang akan berguguran”

Sudah cukup lama Allah memberi kesempatan untuk merasakan lezatnya iman yang tersirat dalam ayat kauliyah dan kauniyah Nya. Kesempatan demi kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk dapat tersenyum, menangis, tertawa, sedih dan bahagia tidak lain dan tidak bukan karena Allah memberikan kita nikmat kehidupan yang tiada tara. Tepat 26 tahun yang lalu, ketika dilahirkan di muka bumi ini, itulah awal perjalanan panjang mengenal Allah..

Aku dilahirkan bukan dari golongan hijau atau golongan santri, bukan pula berasal dari kaum abangan. Aku dilahirkan dari golongan moderat dalam mengenal Islam sebagai pondasi dasar kehidupan. Latar belakang keluargaku juga tidak ada yang kental dengan nuansa Islam, mereka hanya mengenal Islam secara moderat, orang-orang lama yang masih haus akan pencerahan. Persinggunganku dengan Islam dibagi menjadi 3 fase, fase awal dimana pada fase ini dimulai dari fase ketika awal dilahirkan hingga masa-masa SMA, fase eksistensi dimana pada fase ini sering keluar masuk aliran dalam Islam yang dialami ketika masa-masa kuliah hingga bekerja dan fase makrifat (fase yang belum dialami tapi dapat dirasakan saat ini sedang menuju fase itu).

Pada masa awal-awal ini, ingat ketika masih berusia 6 tahun atau kelas 1 SD dimana awal pertama kali ikut TPA, guru TPA saya ketika itu pak kadir. Beliau yang mengajari saya menulis dan membaca Qur’an hingga khatam, sekitar kelas 5 SD. Dulu, waktu awal-awal ngaji bersama teman-teman main berangkat ke langgar kampung, jaraknya tidak begitu jauh dari rumah, sekitar 1 km. Biasa -bersama teman-teman pulang sekolah SD lewat pematang sawah, istirahat sebentar sambil main jam 13.00 WITA sudah harus berangkat TPA sampai jam 16.30 WITA. Biasalah, sama teman-teman sering kali lewat pinggiran saluran irigasi dekat pematang sawah. Tidak jarang pulang dari TPA mampir di pintu air untuk cari ikan, atau sekedar keburan (berenang.red). Baju yang tadinya warna putih menjadi coklat karena lumpur dimana-mana. Hingga akhirnya diajari cara sholat oleh pak kadir sampai lancar, sejak kelas 1 SD hingga saat ini masih rutin 5 waktu, Alhamdulillah. Pernah ada pengalaman menarik seputar sholat ini, waktu sm bapak diajak nonton sepak bola tarkam, karna saya belum ashar nangis menjerit minta pulang cuma untuk sholat. Tapi sempat juga mengalami penurunan ketika sudah mulai sering mincing, main layangan, main ke hutan tarsan-tarsanan, lompat dari satu pohon ke pohon yang lain hingga perang-perangan. Ingat sekali waktu di suruh jumatan tidak mau karena asyik nonton film telenovela (Cassandra.red), akhirnya sembunyi masuk kandang kambing, waktu itu bapak saya muterin rumah cuma untuk mencari saya tapi akhirnya tidak ketemu.  Disaat naik kelas 2 SD ini, jumatan sudah mulai rutin walaupun awalnya main-main sama teman di selasar mesjid. Saya mulai puasa ramadhan juga dilakukan ketika kelas 1 SD. Sebenarnya, persinggungan dengan Islam sudah dilakukan sejak awal. Rutinitas yang selalu dilakukan hingga khatam Qur’an dan setahun kemudian masuk SMP. Di SMP saya juga ikut rohis SMP yang mengadakan kegiatan pengajian rutin setiap hari jumat. Jarak antara rumah dengan sekolah SMP sekitar 10 km dengan jalan yang berbelok belok dan naik turun gunung. Saya biasanya ke sekolah naik sepeda atau naik angkot, kadang-kadang naik truck pasir. Benar-benar mandiri. Pada masa SMP ini, saya punya kegiatan rutin Yasinan dirumah setiap malam jumat dan hafalan surat pendek juz amma sendiri setiap habis maghrib. Memasuki SMA, kehidupan spirituall sudah tertata rapi, selain memimpin OSIS SMA yang menaungi Rohis, saya juga aktif di pengajian rutin yang diadakan setiap minggunya oleh Rohis. Saya ingat sekali memasuki kelas 2 SMA, saya mulai rajin puasa sunnah Senin Kamis hingga detik ini karena punya tujuan pengen lulus dengan nilai yang baik dan kuliah di kedokteran. Masuk kelas 3 SMA, intensitas hubungan dengan Allah semakin meningkat dengan Tahajud sebagai pintu masuknya, walaupun ketika itu masih bolong-bolong tapi toh Allah dengar semua doa Saya, lulus dengan nilai baik dan masuk kedokteran UII.

Mengenai kuliah di kedokteran ini, saya terinspirasi ketika main-main ke Rumah Sakit dekat rumah sepertinya memakai baju putih-putih sangat elegan, bersih pula. Suatu waktu, ketika ditanya sama Bapak mau ambil kuliah apa di jogja spontan saya bilang Kedokteran. Bapak diam sejenak (mungkin beliau mikir kuliah di kedokteran mahal) tapi akhirnya beliau bilang Iya.

Fase Eksistensi
Awal kuliah di Kedokteran sudah disambut dengan kegiatan yang banyak apalagi waktu ditawarin masuk kepanitiaan baksos di Bulak Salak sm dr Yusuf Hisam (Residen Anestesi) dan masuk ke kepanitiaan deklarasi CMIA (Lembaga Dakwah Fakultas). Berangkat pagi dari rumah pulang malam karena kesibukan yang cukup menyita waktu khususnya persiapan deklarasi CMIA. Waktu itu yang mengajak saya dr. Muthia (Residen bedah Unsyiah), dr. Nasrah Nastasia (Mbak cha-cha, residen orthopedic Unhas), dr. Rifky (PNS Banten), dr. Hayati Salma, dr. Dian. Semua angkatan 2001, hanya saya yang 2004 dan beberapa 4 orang teman lainnya. Deklarasi CMIA berjalan lancar, waktu itu sekitar bulan Februari 2005 (semester 1). Ketika deklarasi, dibentuk tim formatur yang terdiri dari mbak cha-cha, mas rifky, mbak muthia, saya dan aya. Sudah bisa ditebak, akhirnya saya yang terpilih menjadi ketua CMIA pertama. Waktu ditunjuk saya menangis, karena saya merasa tidak pantas untuk memegang lembaga dakwah apalagi status saya orang biasa, tidak ada modal khusus yang saya punya hanya lima waktu, senin kamis, dhuha yang saya jaga dari awal kuliah hingga tahajud yang sering bolong. Dalam benak saya apakah pantas? Mas rifky mencoba untuk menenangkan saya.

Pasca terpilih menjadi ketua CMIA saya mulai mendalami Islam secara kaffah, banyak membaca kitab-kitab, nonton di televisi hingga datang dari satu pengajian ke pengajian lainnya. Dimana ada pengajian disana ada saya, setelah kajian dari mesjid Mardhiyah lanjut pengajian di Hasanah dan seterusnya bahkan saya sampai punya jadwal pengajian lengkap sejogja hanya untuk mencari Islam dimana disanalah Allah berada. Akhirnya saya diajak oleh senior di FK untuk ikut DM KAMMI (Dauroh Marhalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), acara ini semacam perkaderan berjenjang di KAMMI. Acara berlangsung 3 hari di kadisoka. Pasca DM KAMMI saya diajak untuk ikut halaqoh bersama teman-teman, waktu itu saya khusus mengkoordinir anak-anak FK yang dilakukan di kontrakan, akhirnya sampai selesai yang bertahan hanya saya. Ustadz saya yang biasa dikenal dalam dunia liqo disebut Murobi memberi bekal ilmu agama secara utuh dan saya merasa enjoy sekali karena dalam hati saya inilah yang saya cari, saya bela-belain mau ujian blok atau ujian skill practice datang halaqoh malam harinya sampai jam 22.00 atau bahkan 23.00 WIB, padahal esok pagi ujian. Namun lama-lama saya merasa ada yang beda, ketika substansi politik praktis mulai masuk, saya agak galau ketika itu apalagi dikait-kaitkan dengan partai Islam. Saya merasa bahwa kenapa caranya harus seperti ini. Tanpa mengurangi intensitas saya untuk halaqoh saya mencari lagi, sampai akhirnya menemukan beberapa aliran yang membuat saya keluar masuk karena hati saya masih saja galau. Saya sempat ikut kajian rutin teman-teman salafi di Hasanah dan Pogung Raya (Mesjid MPR), atau ikut kajian rutin Ust Irfan Awwas di MMI Kota Gede, dimana beliau sangat memotivasi saya pribadi untuk jihad (ketika itu sedang serangan tentara Israel ke Lebanon). Bahkan ikut kajian rutin Ust Ja’far Umar Tholib, mantan pemimpin Laskar Jihad.  Tapi semua itu juga tidak ada yang membuat hati saya puas. Proses pencarian juga saya lanjutkan ketika ada tawaran dari teman-teman Hizbut Tahrir, tetap tidak membuat hati saya tenang. Sampai akhirnya saya mendekat ke dr. SAA bersama dengan teman-teman Tabligh. Waktu itu kami sering ke Al Ittihad utk taklim bahkan mabit disana. Bersama teman-teman tabligh juga tidak menemukan chemistryyang tepat. Hingga akhirnya asal aja masuk ke pengajian Rausyan Fikr, ada Ust Sofwan disana yang dikemudian hari saya bertemu lagi dalam kajian yang dilakukan oleh HMI.

Banyak aktivitas diluar kampus yang tidak diketahui oleh kebanyakan teman-teman. Bada subuh saya sudah berangkat ke kampus karena tepat jam 06.00 ada kajian rutin di mesjid Ulil Albab, kajian rutin tafsir Qur’an dan Hadist. Pulang sampai rumah kadang mendekati maghrib, kadang kala juga malam. Semua itu hanya datang dari satu majelis ke majelis lain untuk mengisi kekosongan hati yang dahaga akan ilmu. Saya dapat sedikit demi sedikit, pulang ke rumah bukannya belajar malah me-review kajian dan mencoba mencari ayat-ayatnya dalam Qur’an dan dihafalkan.
Modal yang saya dapat secuil demi secuil melalui kajian itu yang saya gunakan untuk menjadi pemandu ONDI. Awalnya menolak karena merasa masih jauh dari mampu untuk menjadi seorang pemandu. Karena ada teh Ika yang menguatkan akhirnya saya terima amanah itu untuk memandu ONDI Menengah. Teh ika dan teman-temanlah yang sering mengingatkan saya jika da akhlak yang terpeleset karena masih belum mapan secara akhlak tapi cukup memahami syariat. Karena posisi sebagai ketua CMIA cukup berat sehingga dikanan kiri depan dan belakang selalu dijaga oleh orang-orang yang care dengan saya. Saya maklumi itu karena itu tadi, secara akhlak belum mapan karena didikan saya bukan didikan anak pondok, saya orang amah seperti kebanyak orang lainnya yang belum memahami Islam secara kaffah. Namun toh saya tidak pernah menyerah terus berusaha mengisi kekosongan hati untuk bisa kaffah dalam memahami Islam.

Fase tersulit ketika memimpin CMIA memasuki masa-masa transisi kepemimpinan di lembaga mahasiswa FK, dimana Dewan Presidium menjadi Dewan Perwakilan dan transisi kepengurusan CMIA dari saya ke anita. Posisi CMIA ketika itu banyak ditinggal kader sementara disatu sisi harus survive. Dari 40 orang kader yang tersisa hanya 5, saya, aya, ucha, the fitri dan the ika. Tidak berlangsung lama karena beberapa bulan kemudian the Ika menikah dan pindah ke Jakarta. Pada suatu waktu, saya menjadi seorang Sani Rachman yang benar-benar menjaga, tidak mau tatapan secara langsung dengan lawan jenis, tidak bersentuhan sama sekali dan celana cingkrang, tidak pernah terlepas dai tahajud, duha, senin kamis, pengajian rutin bahkan hafalan Qur’an. Jika ada yang terlewat akan ada perasaan menyesal dan sedih. Saya pikir inilah fase puncak pergolakan hati yang masih labil. Tapi itu semua benar-benar saya alami. Saya merasakan menjadi seorang yang berbeda setelah keluar masuk aliran. Tapi tetap semua ada hikmahnya, saya bisa mempelajari Islam dari berbagai macam sudut pandang dan memahami Islam secara utuh.
Di akhir 2006, saya dekat dengan dr. SNT, beliau aktif di HMI (MPO) dan orangnya vokal. Beliau dosen, guru, mentor dan seorang kakak buat saya yang banyak memberi bekal dan masukan, memang terkenal vocal. Saya ingat sekali, ketika kami berdebat didepan ruang DPM ketika itu, macam-macam yang diperbincangkan. Dari siang sampai pulang ke rumah naik motor dijalan kami masih berdebat panjang. Akhirnya dia tantang saya masuk HMI. Ikutlah saya di LK HMI (Latihan Kader). Sedikitpun tidak ada penolakan dalam hati, saya bisa menerima tapi saya bukan tipe fanatik terhadap golongan. Saya terima HMI sebagai bagian dari jalan hidup saya dimana bisa sedikit mengisi kekosongan walaupun masih saja hati ini belum merasa penuh dalam mengenall Allah. Kajian di HMI multi aspek sehingga wawasan hidup dan berkembang pesat. Tradisi membaca dan menulis menjadi kebiasaan sehari-hari mulai dari buku-buku filsafat, Islam, revolusi dan ilmu praktis saya babat habis, saya malah jarang membaca buku kedokteran. Terasa haus sekali akan ilmu untuk mengisi kekosongan hati. Semakin banyak yang saya baca merasa hati ini belum penuh dalam mengenal Allah. Saya memang terlambat masuk HMI, sudah udzur di kampus, sudah peak moment di lembaga kemahasiswaan (Ketua DPM) tapi saya buktikan komiteman saya di HMI bukan hanya sekedar numpang lewat tapi komitmen diri, yang saya buktikan dengan mengikuti LK 2 (dua kali, yang satu tidak lulus) ditengah-tengah koass dan bahkan latihan khusus Senior Course (pemandu). Di HMI saya memulai dari nol, bukan untuk pragmatism semata tapii untuk modal untuk menjadi lebih baik lagi.

Sebagai seorang manusia biasa, iman pun naik dan turun. Ketika iman itu naik terasa sekali kokohnya iman itu sulit untuk digoyang akan tetapi ketika turun mudah sekali untuk galau. Ketika turun inilah yang disebut dengan futur. Futur pertama terjadi ketika masuk KKN, futur kedua terjadi ketika masa Koass dan future ketiga terjadi ketika masa studi master di UGM. Terasa sekali kalau ada gradasi iman, karena alarm hati selalu berbunyi ketika ada penurunan iman. Setelah saya analisa kenapa bisa futur salah satunya ketika mulai meninggalkan halaqoh dimana tidak ada lagi yang menasehati dan menjaga hati ini agar selalu istiqomah, kemudian analisa selanjutnya karena kesibukan dimana ketika koass disibukan dengan penugasan dan jadwal jaga IGD dan ketika studi master disibukkan dengan pekerjaan. Karena waktu itu kuliah sambil bekerja.

Masa studi master di UGM menjadi salah satu tahapan hidup karena kuliah di UGM ini memberikan kesan tersendiri buat saya. Berkesan karena pertama kuliah ini saya lalui sambil bekerja dan kedua Alhamdulillah lulus dengan predikat summa cumlaude. Awal kuliah memang waktu pembayaran pertama masih pake uang orang tua, tapi untuk 3 semester selanjutnya dan biaya tesis murni pakai biaya sendiri. Kerja dari satu klinik ke klinik lainnya hanya untuk mengumpulkan uang. Setiap semester uang hasil kerja dikumpulkan kemudian bayar SPP. Terus seperti itu. Kadang bolos kuliah hanya untuk bekerja, ternyata berat juga ya mencari uang. Mengumpulkan uang itu sulit tetapi mengeluarkannya begitu mudah. Pernah suatu waktu, ketika sedang menunggu pasien di Klinik PT Pos, sambil istirahat termenung dalam hati terucap “kok seperti ini ya, habis waktu dari satu pintu Klinik ke pintu klinik yang lain”. Ada perasaan menyesal karena terlalu disibukkan dengan duniawi amnesia sesaat bahwa rukhiyah kita perlu diisi. Jamaah di mesjid berantakan, sholat sering molor, menjadi pelit karena lebih banyak menumpuk uang. Naudzubillah. Untungnya Allah beri aku alarm-alarm yang selalu berbunyi ketika ada gradasi akhlak yang harus diperbaiki. Diluar sana banyak orang membutuhkan bantuan kita tapi kita malah banyak menyimpan harta. Memang sih puas sekali bekerja mendapatkan uang hasil kerja keras diri sendiri dibanding hanya menunggu kiriman orang tua. Akhirnya, karena alarm berbunyi kencang sehingga saya sadar bahwa harus bisa lebih tawaddu lagi bahwa apa yang saya dapat selama ini karena ridho Allah.

Ada alasan logis kenapa saya ambil S2 di UGM dan kenapa pilihan itu jatuh di IKM. Sebelum lulus dokter, kebetulan orang tua datang ke Jogja dan ini momentum awal untuk diskusi rencana jangka panjang. Orang tua ingin saya kembali ke Kalimantan, sementara saya masih mau menghabiskan waktu mencari ilmu dan pengalaman di Jogja. Karena saya merasa ilmu saya masih sangat kurang, belum ada seteguk air yang mampu mengatasi dahaga ilmu ini. Ilmu apa aja khususnya ilmu akhirat. Akhirnya cari-cari alasan untuk menahan paling tidak 2-3 tahun lagi saya bisa bertahan di Jogja. Saya puny aide untuk ambil S2 di UGM. Bak gayung bersambut mentor saya di IKM FK UII (dr. SNT) mendukung penuh, saya disarankan ambil Kesehatan Keselamatan Kerja yang lebih aplikatif di Kalimantan, dan akhirnya saya ambil dan mendaftar di UGM. Alhamdulillah lulus dan keterima di S2 Kesehatan Kerja. Sampai ditengah jalan mau lulus master, saya mendapat beasiswa S2/S3 dari yayasan Insan Cita Bangsa dimana alumni-alumni HMI berkumpul member beasiswa pendidikan kepada kader HMI. Sepertinya sudah satu track dengan Master saya, begitu apply beasiswa dan dapat saya langsung dihubungi oleh Insan Cita untuk mendaftar di Perguruan Tinggi yang ada di negera yang sudah ditunjuk Insan Cita, USA, Inggris, Jerman, Kanada, Australia. Saya daftar di Harvard, tapi harus menunggu satu tahun dulu baru bisa masuk Harvard. Saya ambil Harvard karena teman-teman juga ambil Universitas yang keren-keren seperti John Hopkins, North California yang terkenal paling mahal, Ohio, Cambridge. Persiapan satu tahun ketika akan mendaftar 3 bulan yang lalu saya disarankan oleh pembimbing di UGM untuk mencari supervisor di Harvard. Ketemu supervisor dan kami saling contact ternyata saya terbentur oleh perbedaam kurikulum antara UGM dengan Harvard, saya disarankan oleh pembimbing di UGM dan supervisor di Harvard untuk ambil Master lagi. Ternyata ketika saya siap untuk apply Master, terbentur kembali oleh persyaratan minimal pengalaman kerja 3 tahun dibidang yang sama. Jadi ketika saya akan ambil Master K3 saya harus berada di Industri minimal 3 tahun sementara itu saya selama ini hanya bekerja di Rumah Sakit yang tidak ada hubungannya dengan Industri. Batal lagi! ditengah-tengah kebingungan saya mencoba untuk menenangkan diri dan ambil beberapa opsi-opsi. Opsi pertama PPDS, opsi kedua tetap ambil S3 tapi di Indonesia. Opsi pertama ini sepertinya agak melenceng dari konsep awal karena saya dididik dan dikader untuk mengisi pos di IKM FK UII, agak sedikit bingung bagaimana caranya pamit dengan beliau. Opsi ini juga berdasarkan masukan dari orang tua dan kiai saya. Agak sedikit goncang awalnya untuk berpaling dari IKM karena bingung harus bicara seperti apa, tapi akhirnya setelah merenung dan coba istikharah minta petunjuk Allah diberi kemantapan hati. Opsi kedua ambil S3 lagi di Indonesia, Saya merasa masih terlalu muda dan bekal saya masih kurang, saya takut ilmu S3 menjadi mubazir dan saya ingat kata pembimbing saya di UGM, kalau jadi ilmuwan harus total jangan mlenceng-mlenceng, siap tidak kalau harus ambil S3 dan mempertangung jawabkan keilmuannya kepada masyarakat. Disinilah saya kemudian berfikir kembali dan akhirnya saya putuskan untuk ambil PPDS Cardiologi dan mengabaikan S3 saya.

Saya bela-belain giat lagi bangun malam, geber lagi dhuhanya, puasa diganti lagi menjadi daud seperti pertengah kuliah dulu. Dulu sempat daud selama 9 bulan lamanya, karena kondisi langsung drop saya putuskan untuk kembali lagi ke Senin Kamis, tapi semenjak kerja di RSI Hidayatullah kembali menghidupkan Daud. Niat ini semata-mata untuk bisa lulus test di Harvard karena saya sudah habis banyak untuk persiapan. Ternyata Allah punya rencana lain yang sangat indah.

Suatu waktu, ketika bertandang ke Kampus dalam rangka persiapan akreditasi, saya bertemu dengan dua orang yang sangat berpengaruh dalam hidup saya, pembimbing saya di IKM dan kiai yang sampai sekarang menjadi guru spiritual saya. Beliaulah yang kemudian hari membimbing saya lebih intens dan saya bisa cepat menangkap pesan-pesan ilahiyah yang beliau sampaikan melalui kajian-kajian ataupun diskusi secara langsung. Saya merasakan menemukan sebuah pencerahan baru yang tidak saya dapatkan ketika saya keluar masuk beberapa paham dalam Islam, menawarkan sebuah solusi untuk mengisi dan memenuhi jiwa-jiwa yang kosong dalam hati. Saya menikmati masa-masa ini, masa dimana saya berada on the right track untuk mecari ridho Illahi. Hati saya bisa menerima tanpa ada penolakan, resistensi iya ada, tapi lama-kelamaaan ada yang membimbing langsung sehingga mengerakkan hati untuk tawaddu dan istiqomah di jalan ini. Saya menikmati proses ini dimana sebagian besar orang mempertanyakan dalil dan banyak bantahan-bantahan akan tetapi hati saya tidak menolak. Ternyata proses ini sangat indah dan sabar itu rasanya manis ya. Semoga Allah membuat hamba lebih istiqomah dan semakin tawaddu lagi dalam mengejar ridho Allah.

Sejauh ini, saya bersyukur kepada Allah karena menemukan seseorang yang dapat membimbing dan mengarahkan diri untuk bisa menjadi seorang yang berkualitas secara individu dan saya berterima kasih kepada Allah telah memberikan jalan untuk itu.

Inisiasi Kedepan
Tahun ini menjadi titik balik dalam diri untuk bisa merefleksikan gambaran masa depan. Menjadi seorang yang soleh, tawadu dan istiqomah dalam beribadah. Tak kan patah karna lelah. Perjalanan masih sangat panjang dan berliku, tentunya godaan sudah siap menunggu didepan, mempersiapkan diri untuk bisa melewati godaan tersebut dengan bekal tawakkal. Insya Allah, jika Allah ridho, tahun depan mau lanjut PPDS Cardiologi, ikut saja Allah mau tempatkan dimana waktunya kapan hanya Allah yang Maha Tahu, sebagai manusia hanya bisa ikhtiar sempurna dan berdoa dengan sungguh-sungguh agar niat tersampaikan dengan cara benar. Bahwa jika berdoa maka kita harus meyakini bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa kita. Menikah, terntunya menjadi agenda jangka pendek, malu sama Allah kalau sudah mapan namun belum menyempurnakan sebagian dari agama. Semoga Allah ridho. Jangka menengah setelah lulus dari PPDS mau menlanjutkan karir di jogja saja, karena lebih kondusif dari segi lingkungan, segi nilai-nilai keagamaan dan segi keilmuan. Semoga Allah ridho saya mengabdi di almamater FK UII yang telah membesarkan saya. Semoga Allah ridho diberi istri yang solehah dan memiliki 4 orang anak yang soleh dan solehah (2 orang laki-laki, 2 orang perempuan).Semoga Allah juga ridho bisa punya rumah sendiri yang deket dengan mesjid, didalam rumah ada mushola yang megah, rumah tingkat dua, ada halaman depan dan belakang, sederhana namun tampak elegan. Bisa punya punya  mobil sendiri yang keren, motor yang keren juga.

Selalu belajar dan belajar untuk memperbaiki diri dari segala kesalahan dan kehilafan. Tahun demi tahun harus selalu ada perbaikan dan peningkatan. Kalau dulu dimulai dari senin kamis waktu kelas 2 SMA, kelas 3 SMA ditambah tahajjud walaupun sampai sekarang masih bolong, awal kuliah ditambah dhuha walaupun hanya 2 rakaat sebelum berangkat ke kampus selain itu banyak belajar ilmu agama sebagai pondasi dan pegangan hidup, pertengahan kuliah sudah mulai khatam Qur’an minimal 1 kali dalam setahun, akhir kuliah ada penurunan iman. Bersyukur sekali Allah beri saya alarm yang selalu mengingatkan saya jika ada penurunan dibawah garis merah (BGM) sehingga reseptor iman segera meng-counter gejala-gejala penurunan iman dengan cepat dan naik lagi ke posisi aman, setelah bekerja semakin naik lagi kalau dulu belum bisa Qurban sekarang dengan hasil keringat sendiri sudah bisa Qurban, Alhamdulillah. Naik lagi setingkat sekarang semua lebih rapi dan tertata karena adanya seorang guru/kiai yang selalu member nasehat dan mengingatkan dikala gejala-gejala penurunan sudah mulai terasa.

Saya menyadari, sebagai seorang new beginner masih sangat labil, oleh karena itu perlu bimbingan dari seorang yang sudah melewati fase-fase seperti yang saya alami agar dapat dijadikan spirit dalam mencari ridho Allah. Pesawat ini dikemudikan oleh pilot yang masih amatir sehingga terbangnya jangan terlalu tinggi, pelan namun pasti. Bertahap agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Namun tetap memiliki cita-cita suatu saat akan menerbangkan sebuah concorde. Amin. Seperti kata Rasul, ibadah itu seperti seorang musafir, dalam bepergian ada kalanya istirahat, makan, minum, tidur, berteduh jalan lagi hingga akhirnya sampai pada tempat tujuan. Belajar, dan tak kan pernah berhenti belajar menjadi seorang laki-laki yang cita-citanya setinggi langit namun kedua kakinya tetap berpijak pada kokohnya bumi. Semua ini kuncinya adalah ridho Allah semata.

“Jika memang harus berlari dan berlari dalam mencari ridho Allah, tak kan pernah lelah raga ini untuk terus berlari hingga kelelahan itu sendiri merasa lelah mengejar kita”

Jogjakarta, 25 September 2012
SRS, MD, M.Sc

Sunday, 26 August 2012

[VIVA.co.id] Sederhana nan Elegan


Membuka wajah baru portal viva news seperti menemukan sebuah dunia baru dunia berita digital Indonesia. Dimulai dari design yang simple, konten yang menarik, hingga pemilihan warna yang artisitik. Design yang sangat sederhana namun menampilkan nuansa yang elegan. Kesederhanaan viva news dapat dilihat dari designnya yang hanya menggunakan warna putih sebagai warna dasar. Warna putih itu menggambarkan sederhana dan bersahaja, disaat portal yang lain justru colorful dan cenderung “neko-neko” karena terlalu penuh dengan iklan dan konten yang kurang rapi dalam penataan. Kesederhanaan ini yang menurutku menjadi keunggulan tersendiri karena “berani beda”.  Warna putih ini jika dipadukan dengan warna-warna yang soft menjadi semakin eksotik seperti warna-warna pada tampilan viva bola, viva life, viva forum, viva socio. Variasi warna yang soft memberikan nuansa beda yang tidak membuat jenuh pembaca. Sejak dulu saya menjadi follower viva news tampilan ini menurutku sangat elegan. Selain itu paduan warna putih sebagai warna dasar sangat artisitik jika dipadukan dengan dengan warna merah dan hitam. Warna merah dalam tulisan dipadukan dengan hitam dalam setiap judul berita semakin membuat chemistry-nya cocok dengan putih.

Design viva news yang baru bukan hanya pemilihan warna yang menjadi keunggulannya akan tetapi juga design fitur yang ada didalam portal. Dimulai dari tampilan awal ketika membuka portal langsung dihadapkan dengan picture headline berita dan menariknya lagi dibawahnya sudah ada video yang bisa kita tonton. Disaat yang lain hanya menampilkan picture disertai dengan sedikit tulisan, viva justru hanya picture yang justru pembaca tidak tahu apa isi tulisan dari picture tersebut. Video yang ditampilkan juga sangat menarik dan ini semakin menegaskan komitmen viva untuk membuat terobosan pemberitaan media dari dua aspek yaitu picture headline dan juga video yang terpasang dibawahnya. Tampilan dibawah picture dan video tersusun rapi sistematis tanpa ada iklan-iklan yang bikin padat dan kesannya sangat kumuh. Pembaca semakin interest untuk membuka portal karena lebih terstruktur dan sistematis.

Inilah yang saya sebut dengan sederhana nan elegan. Sederhana karena pemilihan warna yang artisitik dan elegan karena designnya yang terstruktur dan sistematis. Saya pikir terobosan yang dilakukan oleh viva bisa menjadi acuan bagi seluruh penyedia layanan portal sehingga pembaca merasa hommy and cozy.  Bravo Viva, Jaya Viva..!!


Friday, 1 June 2012

Jangan Brongkos

Beberapa hari yang lalu sempat masak brongkos, dan kebetulan resep masakan itu saya dapat dari mbah. Karena waktu zaman muda mbah saya jago masak, dan masakannya terkenal sedap akhirnya saya banyak belajar dari beliau cara memasak yang enak. Satu diantara masakan favorit saya yang saya ambil dari mbah adalah brongkos. Setelah masak, saya coba jadikan DP blackberry dan respon teman-teman sangat banyak sehingga saya coba tulis resep masakan itu di rumah saya ini. Mari kita simak.

Bahan
150 gram tetelan
5 biji tahu dipotong dadu
100 gram kacang merah
100 gram buncis 
5 siung bawang merah
3 siung bawang putih
5 biji cabe rawit
3 biji cabe besar
300 ml santan kelapa kental
1 sdm ketumbar
3 biji kapulaga
2 sdm minyak goreng
1 ruas jahe
1 ruas lengkuas
1 ruas daun sereh
2 biji daun jeruk purut
1 ruas kunyit
1 ruas kayu manis
 4 biji kluwak

Bahan yang dihalukan
bawang merah, bawang putih, cabe rawit, cabe besar, ketumbar, garam secukupnya diulek halus setelah itu masukan kunyit, jahe, sama kluwak. Lengkuas, dan jeruk purut dan daun sereh di geprek. Tampilan setelah halus akan berwarna hitam karena terdapat campuran kluwak. 

Cara Memasak
  1. Siapkan 2 sdm minyak goreng, seluruh bahan yang dihaluskan di masak di wajan
  2. Setelah matang masukkan buncis yang sudah dipotong-potong. Masak hingga matang.
  3. Rebus tetelan, kacang merah didalam 1000 ml air, masak hingga matang dan empuk.
  4. Setelah matang dan empuk, masukkan bahan bumbu yang sudah masak tadi ke dalam air rebusan tetelan.
  5. Masukkan 300 ml santan kelapa ke dalam panci tersebut aduk jangan sampai pecah.
  6. Masukkan tahu dan beri kayu manis
  7. Masak hingga mendidih dan beri tambahan garam jika kurang asin ya, karena tadi garamnya dipakai cuma sedikit untuk menghaluskan bumbu.
Selamat mencoba... :) :) :)

Saturday, 26 May 2012

Mempertanyakan Kembali Nasionalisme Kita

Hampir satu bulan ini media tanah air memberitakan berita yang cukup kontroversial, kedatangan lady gaga dan Intermilam ke Indonesia. Lady Gaga yang merupakan penyanyi "panas" America yang beberapa lagunya sangat vulgar yang bukan tradisi budaya timur seperti bangsa Indonesia ini. Lady Gaga menemukan resistensi dikalangan ormas Islam karena ditakutkan akan semakin menambah rusaknya moral anak bangsa. Ini alibi karena memang sudah rusak atau ini hanya sekedar kamuflase belaka sebagai pencitraan semata. Padahal kalau kita menyimak beberapa bulan yang lalu, konser Katty Perry ke Indonesia tidak seperti ini, padahal jika ingin dilihat kedua penyanyi itu sama-sama penyanyi kontroversial. Yang ada dibenak saya saat ini, lagi-lagi ini hanya sekedar pengalihan issu semata karena kompleksnya permalasahan yang harus dihadapi oleh pemerintahan SBY saat ini. Terbukti program pemerintah tidak berjalan maksimal. Dalam kasus Lady Gaga ini banyak yang kontra dan yang pro juga tidak kalah banyak. Kalau kita masih menjunjung tinggi budaya Timur sebagai bangsa yang mematuhi norma dan adat istiadat seharusnya bisa lebih bijak bahwa konser-konser seperti itu dapat tambah memperburuk citra budaya bangsa. Akan tetapi, opini media menggiring opini publik seolah-olah ada kesenjangan yang sangat dalam jika konser ini dibatalkan. Independensi media akan dipertanyakan karena selama ini masyarakat Indonesia yang semakin awam akan semakin sulit bisa memfilter pemberitaan media. Dan pada akhirnya korporasi besar yang berlindung dibalik pemberitaan media itulah yang menjadi pemenangnya.

Sekarang mari kita beralih ke Intermilan, klub besar dari liga ternama Italia. Kehebohan sudah ada jauh hari sebelum kedatangan Intermilan. Semua rakyat seolah-olah tersedot ke satu kutub, eksebisi Indonesia vs Intermilan. Riuh gemuruh stadion Gelora Bung Karno yang berwarnakan jersey biru hitam ala Intermilan. Ironisnya, seluruh penonton adalah rakyat Indonesia yang mendukung sepenuhnya tim biru hitam, lantas kemanakah pendukung setia Indonesia? Hampir setiap menit dalam pertandingan tersebut pandangan tertuju pada seluruh pemain Intermilan. Nasionalisme dipertanyakan??

Membicarakan nasionalisme tidak cukup hanya dengan dua parameter tersebut, konser Lady Gaga dan kedatangan Intermilan. Tantangan nasionalisme saat ini jauh lebih besar dibanding dengan masa lalu dimana jelas sekali musuh bersama nasionalisme adalah kolonialisme. Saat ini konspirasi global menjadi pseudokolonialisme karena pengaruhnya yang samar namun penetrasinya cukup mematikan. Sebagai anak bangsa yang nantinya akan memegang tampuk kepemimpinan nusantara, kita harus memiliki kematangan ideologi dengan pondasi yang kuat dan kokoh sehingga mampu menahan gempuran kolonialisme dengan warna jubah yang berbeda.

Saturday, 21 April 2012

Menyapa pagi dari sudut PKU Pakem

Alhamdulillah, sudah sekian lama tidak membuka blog, rutinitas yang hampir terlupakan untuk mengurai kata demi kata menjadi sebuah makna, dan tulisan di blog inilah yang menjadi catatan sejarah yang akan selalu dikenang. Oiya, sebelumnya buat bloger, Assalamualaikum wr wb, selamat pagi dari sudut jendela di PKU Pakem. :) 

Hari ini diawali dengan "gagal Qiyamul Lail" , sudah bangun jam 02.00 untuk menonton pertandingan Real Madrid vs Barcelona ditengah pertandingan tertidur. Merasa bersalah sekalin dengan Allah, disaat Allah hadir ternyata aku tinggal tidur. Astaghfirullahaladziim.. Bangun pagi jam 05.00, sholat subuh kemudian menunda jadwal untuk jogging karena harus menyelesaikan penugasan paper IBT. Demi masa depan, dan demi melanjutkan kuliah Doktor di USA, semoga diberi jalan oleh Allah. Amin. 

 Mandi dan siap-siap berangkat ke PKU Pakem karena jam 08.00 sudah harus menggantikan seorang teman yang jaga di shift malam. Seperti biasa, memulai hari dengan Duha, hari demi hari peningkatan kualitas harus dibuktikan, kalau dulu zaman kuliah Duha cuma 2 rakaat, mulai kerja ini harus naik lagi menjadi 6 atau 8 rakaat. Mulai sekarang harus lebih sering meluangkan sedikit waktu untuk menhadap Allah dalam suasana apapun dan dimanapun. Semoga dengan Duha ini hari ini terasa lebih berkah. Amin. 

Ditengah-tengah kesibukan kerja, persiapan wisuda sampai harus persiapan untuk seolah S3 di luar tetap harus semangat walaupun tubuh ini terasa lelah. Tapi inilah hidup yang harus dijalan dengan amalan karena hidup adalah beramal, memberi dan mengerti sesama. Banyak persiapan untuk menyongsong masa depan, apalagi ini sudah mau lulus S2 bulan April ini, persiapan S3 ke USA, untuk yang ini jika Allah ridho, Insha Allah berangkat awal 2013, usahakan sebelum 30 tahun sudah kelar S3, setelah itu persiapan untuk Guru Besar di FK UII, sebelum 35 tahun sudah Professor dan persiapan lagi untuk karir nasional diusia 40 tahun. Jika memang sesuai dengan rencana Allah akan dijalani tapi jika memang Allah punya rencana lain yang lebih baik harus tawakkal, toh ini juga pastinya yang terbaik untuk ku. Oiya, ssstt.. Sudah didesak sama orang tua untuk mengakhiri masa lajang, maunya sih cepat, namun sang bidadari belum muncul dari peraduannya. Sabar saja. Ada teman yang menyarankan nikah dulu tapi ada juga yang menyarankan nikah setelah S3. Semua tergantung kapan Allah memberi rizki itu. Tetap semangat!! Billahitaufiq walhidayah.. Tunggu postingan selanjutnya tentang masa lalu yang menjadi bekal di masa datang.. :p

Saturday, 10 March 2012

Cerita Persalinan Ahza (Mendadak Jadi Bidan)


Mendadak Jadi Bidan, judul tersebut diambil oleh suami saya ketika menceritakan tentang proses persalinan anak kami ke-3 Muqita Ahza Majid, yang dipostingnya di note FB berikut, https://www.facebook.com/notes/ sunoto-abu-majid/cerita-seru-mendadak-jadi-bidan/10150546413121184.

Hmm … krn spontanitas, sepertinya perlu banyak di edit woehehe. Nah kali ini saya akan menceritakannnya lebih detil dilihat dari sisi seorang emak J.

Hari Minggu, 26 Feb 2012
Sekitar pukul 22.00 wib, ketika sedang online, dan sedang upload gambar2 acara fashion show busana muslim anak yg diadakan di kantor pada Minggu siang, tiba2 ada sesuatu yang merembes. Spontanitas saya pun menjadikannya status di FB. Dan ternyata banyak saran2 yang diberikan oleh saudara dan teman2. Saya sebenernya sudah pernah membaca di grup Gentle Birth mengenai KPD, ketuban pecah dini. Tapi belum yakin apakah ini yang di sebut KPD?. Yang jelas, Alhamdulillah dengan sedikit informasi yg pernah saya baca tersebut tidak membuat saya panic. Menurut yang say abaca di doc Gentle Birth, langkah selanjutnya adalah saya harus memperbanyak pasokan air ke dalam tubuh, air putih bergalon2 kalo perlu, minum poccar*, minuman vit c. Sebagaimana pula disarankan oleh beberapa teman yang memberikan comment di status saya. Alhamdulillah, support & perhatian mereka makin membuat saya tenang. Walo masih deg2an juga, berharap keadaan baby di dalam perut baik2 saja. Sembari menghubungi kakak saya yg dokter, dan dia mengatakan bahwa ini merupakan tanda2 persalinan untuk itu segera brgkt ke RS. Namun, saya berpikir, bagaimana mungkin mau bersalin, kalo kontraksi saja belum ada?. Pukul 3 dini hari, masih merembes juga, akhirnya si abinya anak2 pun keluar membeli banyak minuman2 yg mengandung vit c.

Hari Senin, 28 Feb 2012

Saya putuskan untuk tidak berangat kerja. Ntar tiba2 kalo ‘ngompol’ kan malu2in hehe. Ternyata karena tidak banyak aktivitas, merembesnya pun berhenti. Suami pun membuatkan juice nanas dan mangga untuk menciptakan induksi secara alami sebagaimana doc yang dipaparkan di grup gentle birth. Karena sampe saat itu, blm ada rasa mulas kontraksi. Sembari saya tetap berkonsultasi ke bidan by phone dan kakak. Semua menyarankan untuk usg saja. Bahkan bidan bilang, bahwa air tidak bisa menggantikan air ketuban yang merembes. Sorenya ternyata saya merembes lagi. Akhirnya kami pergi ke bidan lain utk second opinion. Nah menurut bidan ini lain lagi.  Berhubung waktu diperiksa memang sedang tidak merembes, blio bilang ini bukan air ketuban. Dan saya disarankan untuk banyak istirahat dan tenang. Akhirnya, kami jadualkan untuk ke dr.Spog langganan kami besok sore. Berhubung dokter yang ada di kota kami adanya dokter laki2. Ada juga sih dokter perempuan yg praktek di RS umum, tapi saya yang pernah check sekali dg dokter tersebut merasa kurang nyaman. Moga2 masih memungkinkan sembari menciptakan induksi alami dengan banyak minum jus nanas lagi made in husband hehe. Oh ya, sempet ditelp bidan juga, untuk segera usg, kalo mmg air ketuban berkurang, langkah pertama yg harus diambil adalah induksi. Waah, padahal kalo menurut cerita, induksi tuh sakiiiit banget. Jadi ngeriii.

Hari Selasa, 29 Feb 2012
Merembesnya kadang berhenti lamaa. Aktivitas di rumah saja. Ditelp bidan lagi, menanyakan kabar dan hasil usg. Saya bilang baru ke t4 praktek dr.Spog yg sore di Langsa. Akhirnya sorenya kami berangkat dengan formasi lengkap hehe. Si sulung dan Meqly ikut semua. Sebelum berangkat saya memang sudah sedikit merasakan mulas2 kontraksi dg interval yang masih lama. Ternyata  dalam perjalanan Kualasimpang-Langsa yang memakan waktu kurang lebih 1 jam, saya merasakan kontrakasi sebanyak 4 kali. Sempat shalat maghrib dulu di masjid, disana ketika akan berwudlu, saya sempat mulas hingga sempat terdiam sambil menahan rasa mulas. Sempet ada rembesan lagi.
Sampai di t4 praktek dr.Spog kami dilihatin di layar usg, kalo air ketuban dah berkurang. Kepada dr. Rina saya bilang kalo sudah mulas2, dalam perjalanan ksp-langsa mulas2 sekitar 4 x, intervalnya blm terlalu dekat. Krn saya bilang begitu, dr. Rina bilang dikasih kesempatan sampai besok pagi kalo blm lahir, upaya pertama harus segera induksi.
Karena dibilangin dr. Rina kayak gitu, saya jadi agak tertekan, berarti harus malam ini lahiran hehe. Sampai di rumah mulas2 makin menjadi, tp jaraknya belum kurang dari 5 menit. Berhubung saya ga mau diinduksi kalo kelamaan di RS. Saya sengaja tahan dulu pergi ke RS, sampe nunggu bener2 kl waktunya dah deket, orang RS deket ini pikir saya. Sembari saya bikin trit ttg KPD yang saya alami di grup FB sekitar jam 22.00 wib. Lalu krn kecapean saya ngantuk. Begitu jam 12 an, saya terbangun dg mulas yg amat sangat, sambil bilang ke abi,
“yuk bi berangkat, tp dah ga bs jalan..”
“ya udah digendong..”
Kebetulan mobil memang sudah stand by depan rumah, sengaja ga dimasukin garasi. Tas berikut barang2 untuk bersalin pun memang sudah sengaja ditaruh di mobil.
Tapi ternyata tiba2, ada air hangat yg saya rasa adh air ketuban mau berasa kluar. Akhirnya posisi saya yg mau turun dari kasur, agak jongkok, spontan membuka kaki,
“dah ga kuat bi... “
Suami segera kasih selimut tebal di lantai, di bawah saya, dan akhirnya lahirlah sang bayi hehe, ditangkap abinya, dan segera saya dekap. Alhamdulillahirobbilalamin, telah lahir putri kami MUQITA AHZA MAJID anak ke-3, jam 00.15 Wib, Rabu 29 Februari 2012, berat 3 kg. Aselinya ga setenang itu woehehe. Si abi panic. 
"Wah gimana ini.."
“Telp mas Udin..” kata saya meminta ditelponin kakak yg dokter.
“Mana Hp nya …” kata abi sambil mondar mandir … Tapi akhirnya dengan cepat si abi putuskan tuk telp Bidan yang selama ini jadi tempat konsultasi tik segera datang. Alhamdulillah bidan lela cepet bgt datang. Ya iyalah, kalo dipikir2 masak kakak saya yg di Semarang itu suruh datang kemari hehe. Namanya juga panik.
Alhamdulillah nya, dah pernah liat video dari web bidankita.com, posisi2 melahirkan. Saya pernah bilang , pengen melahirkan dengan jongkok, karena mengurangi resiko sakit, dan searah dg gaya grafitasi, jadi memudahkan bayi. Ternyata ga nyangka kejadian sama saya sendiri, semua krn Allah. Alhamdulilah lagi, suami juga pernah liat video2 tersebut. Bahkan ada posisi yg berbaring & merangkak , yg saya sendiri ga berani liat, suami lebih berani liat video persalinan
ga nyangka blio jadi bidannya hehe.

Nah lucunya, ternyata begitu bidan datang, bapak2 yang lagi kumpul di rumah depan dekat pos penjaga, pada datang ke rumah. Wow … jadi kagak enak daku. Ibu sebelah rumah pun ikut datang, malah bawain roti segala malam2 hehe. Pokoknya terimakasih atas segala perhatiannya. Setelah semua beres, bidan pun pulang, dengan dikawal dari jauh oleh salah seorang yang tinggal di komplek kami demi keamanan. Namanya juga malam2. Kata bidannya, sebenernya dia udah biasa gentayangan malam2 hehe.
Terimakasih Ya Allah, terimakasih semuanyaaaa …
Semoga anak kami ketiga yang bernama Muqita Ahza Majid menjadi anak yg sholehah, qurrata a’yun, selalu sehat, cerdas, berprestasi, bermanfaat, cantik lahir batin, beruntung dunia dan akhirat, amiiin …