Ibu-ibu di Indonesia kini sedang dirundung kecemasan, disebabkan oleh issue adanya bacteri Enterobakter Sakazakii pada susu formula yang beredar di pasaran. Tim peneliti IPB menemukan bakteri enterobacter sakazakii terkandung dalam susu formula dan makanan bayi. Dari 22 sampel susu formula yang beredar pada April hingga Juni 2006 sebanyak 22,73 persen di antaranya mengandung bakteri. Selain itu, dari 15 sampel makanan bayi, 40 persen ditemukan bakteri. Wow serem kan? Katanya penelitian ini sudah dilakukan dari tahun 2003-2006. Namun sayangnya belum ada kesinkronan dengan pihak Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) untuk mengumumkan merek susu apa saja yang mengandung bakteri tersebut. Pihak BPOM mengatakan bahwa effek maksimalnya adalah penyakit diare, berbeda dengan peneliti IPB yang mengatakan pemakaian dalam jangka waktu lama menimbulkan infeksi pada pencernaan hingga infeksi otak.
Menurut berita di televisi, kamis ini pihak peneliti IPB akan segera melakukan pers Conference untuk memberikan informasi yang akurat. Well kita tunggu saja ...
Nah sembari menunggu itu, saya cari info di sini, dan memang tidak jauh berbeda hasilnya dengan peneliti IPB. Nah saya copas kan hal yang di akhir saja ya, yang merupakan tindakan preventif akan bacteri Enterobacter Sakazakii ini :
Certain steps can be taken immediately, however, to prevent or mitigate E. sakazakii disease. In a joint conference on infant formula safety in February, 2004, the World Health Organization and Food and Agriculture Organization of the United Nations made the following recommendations: 1) encourage industry partners to develop a range of affordable sterile formula options; 2) consider setting an industry standard for Enterobacteriaecae and E. sakazakii in infant formula; 3) inform infant caregivers of the risks associated with nonsterile, powdered formula; and 4) consider feeding high-risk infants sterile formula if they cannot breast-feed (39). The findings of our case review suggest that all neonates as well as premature infants should be included in this high-risk infant category. The American Dietetic Association has issued guidelines for infant formula preparation, storage, and administration; these should be followed by infant caregivers in hospitals and private homes (40). Rapid reporting of cases by clinicians could streamline data collection by local health departments and more rapidly resolve remaining questions about this illness. Manufacturer warning labels on powdered infant formula packages should stress that powdered infant formula is nonsterile and requires proper preparation, handling, and storage, and that sterile, liquid formula alternatives are available. These actions, adopted in whole or in part, may decrease the infectious risks associated with powdered formula and prevent this rare but potentially devastating disease.
Jadi bagaimanapun juga ASI memang yang terbaik untuk bayi. Selain itu, dituntut pula kerja sama dan kesadaran para produsen susu formula untuk lebih memperhatikan kesterilan bahan dan proses pembuatan. Selanjutnya terhadap para konsumen susu formula harus menyiapkan dalam keadaan steril baik susunya, botol, dan tangan harus dicuci bersih. Karena hal itu dapat mengurangi resiko potensi untuk tertularnya bakteri ini. Itu sih kesimpulanku sendiri lho, untuk kevalidannya kita tunggu pers conference dari tim peneliti IPB saja oke :)
No comments:
Post a Comment