Pengertian: Stoma adalah lubang yang berbentuk mulut (lubang usus yang di pindahkan ke dinding perut)
Usus besar terdiri dari Secum yang berukuran 2,3 inchi atau 6,3 cm. Walaupun terdiri dari satu kesatuan, usus dibagi dalam 3 bagian : Ascenden, Transversum, Descenden dan bagian-bagian sigmoid.
Dari rectum ke colon panjangnya 105,6 – 158,4 cm.
Rectum adalah bagian terbawah dari usus besar yang panjangnya kira-kira 19,8 cm.
Indikasi Colostomy :
1. Penyakit : Cancer, diverticulosis.
2. Kongenital : Atresia Ani, Hirsprung’s
3. Trauma : Luka rembes, kecelakaan.
Tipe stoma usus besar
1. Colostomy sigmoid, Decenden :
- Stoma bersifat permanent.
- Faeces biasanya berbentuk padat.
- Biasanya stoma ujung, atau loop.
2. Colostomy Transversum
- Paling sering bersifat sementara.
- Bentuk faeces biasanya seperti pasta / lembek.
- Faeces dapat menyebabkan iritasi kulit disekitarnya.
3. Colostomy Ascenden
- Biasanya sementara
- Bentuk faeces cair.
- Faeces dapat menyebabkan iritasi kulit di sekitarnya.
Usus Halus
Usus halus mulai dari ujung bawah lambung dan berakhir pada secum yang menyambung dengan usus besar.
Usus halus terdiri dari :
1. Duodenum : panjang kira-kira 17,6 – 22 cm.
2. Jejunum : panjang kira-kira 211,2 cm.
3. Ileum : panjang 317 cm.
Sebagian zat makanan di absorbsi di jejunum.
Indikasi Stoma Usus Halus :
1. Penyakit : Cancer, inflamasi penyakit-penyakit usus.
2. Kongenital : Ileus Meconium.
3. Trauma : Luka rembes, kecelakaan, tabrakan.
Type Stoma Usus Halus
1. Ileostomy : sekresi berbentuk pasta, biasanya permanent.
Sekresi menyebabkan iritasi pada kulit sekitarnya.
2. Jejunostomi : Ujung / loop, out put tinggi : 300-400 cc/24 jam
Sekresi menyebabkan iritasi pada kulit sekitarnya
Sementara, permanent.
4. Duodenostomi : hidup tidak nyaman.
Perawatan :
1. Persiapan pre Op.
a. Persiapan Mental.
Setiap pasien yang akan menjalani operasi pada umumnya mengalami gangguan psikologi misalnya, rasa takut, bingung, gelisah,cemas dll, untuk mengatasi hal tersebut, perawat dan tean dokter harus menjelaskan kepada pasien tentang tindakan apa yang dilakukan, perawatan atau tindakan apa yang akan dilakukan setelah operasi, serta cara hidup setelah menjalani operasi.
b. Persiapan Fisik.
Persiapan fisik pasien tergantung dari SOP masing-masing Rumah Sakit dan kebiasaan dokter bedah.
2. Post Operasi
Perawatan post operasi tergantung dari jenis stoma. Pada operasi usus besar biasanya dilakukan irigasi / enema. Hasil irigasi baik pada stoma descenden / sigmoid.
Plug / tampon dipasang pada stoma descenden / sigmoid setelah irigasi.
Kantong (colostomy bag) dapat dialirkan dengan system drainage, bisa 1 – 2 buah.
Menjaga kebersihan disekitar stoma.
Operasi Usus Halus dapat digunakan system kantong (bag).
Bisa single atau double (2 piece), keuntunganya : secret bisa ditampung, bisa memakai system 1 – 2 buah, pemakaian dapat di atur.
Dasar-dasar Perawatan dari semua jenis Stoma antara lain :
-Lokasi
-Warna mukosa.
-Ukuran bentuk mukosa
-Keadaan sekitar kulit
-Dapat dialirkan
-Bekas luka teratur / tidak.
Observasi 1 hari sesudah operasi
- Ganti balutan tergantung dokter bedah
- Observasi, termasuk diameter dari stoma
- Tingginya proporsi dari stoma
- Warna stoma, yang baik adalah pink dan lembab.
- Perhatikan penonjolan stoma
- Perhatikan di sekitar stoma, apakah lengket atau hematoma.
- Dokumentasikan jarak antara stoma dan kulit.
- Stoma berfungsi atau tidak.
Prinsip pemasangan kantong (kolostomi bag)
Pada dasarnya pemasangan bag kepada pasien lebih berfokus kepada melatih pasien agar dapat merawat diri sendiri di rumah terutama pada pasien yang mendapat permanent colostomy.
Ada 2 macam colostomy bag
1. Sistem Single : terdiri dari 1 buah yang menyambung jadi satu.
2. 2 piece : stomahesive dan wafer.
Ukuran bag bermacam-macam. Jadi besar kecilnya bag disesuikan dengan sekresi dan keadaan stoma itu sendiri serta kemampuan ekonomi dan kenyamanan pasien.
Tehnik pemasangan colostomy bag.
1. Pilih colostomy bag yang sesuai dengan besarnya stoma.
2. Buka seal yang melekat pada ring.
3. Pasang ring secara perlahan pada stoma.
Bila memilih system 1 piece :
- Sebelum memasang ring, pastikan bahwa kulit disekitar stoma kering agar ring dapat melekat dengan sempurna.
- Pada hari ke 3 post. Op. pasien biasanya masih berbaring di tempat tidur. Arahkan kantong kearah yang terendah
- Bila pasien sudah mulai mobilisasi, kantong diarahkan sesuai kenyamananpasien.
Dengan system 2 piece :
- Buat jarak stomahesive wafer sesuai stoma.
- Jarak antara pinggir stoma dengan pinggir ring maximal 2 mm.
- Buka seal yang melekat pada stomahesive wafer.
- Pasang wafer pada stoma. Pastikan bahwa wafer sudah melekat dengan sempurna
- Oleskan pasta / zing oil antara pinggir ring dengan pinggir stoma.
- Pasang bag dan arahkan sesuai kebutuhan.
Hal-hal yan perlu diperhatikan :
1. Perhatikan lingkungan, jaga pripacy pasien.
2. Jaga perasaan pasien jangan sampai menimbulkan rasa malu atau minder.
3. Hindarkan infeksi nosokomial.
4. Lakukan pendidikan kesehatan kepada pasien.
5. Bekerja dengan tenang
Irigasi.
Salah ssatu perawatan stoma yang juga penting adalah irigasi, akan tetapi tidak semua jenis stoma boleh dilakukan irigasi
Kriteria untuk irigasi
- Descenden atau sigmoid colostomy.
- Fungsi usus sudah normal.
- Pasien dapat belajar dan melihat prosedur.
- Atas permintaan pasien.
- Keadaan kesehatan pasien.
- Permintaan dokter.
Kontra indikasi dilakukan irigasi.
- Prognosa yang jelek.
- Prolaps stoma.
- Hernia peristoma.
- Colostomi bersifat sementara.
Tehnik Irigasi.
Cairan yang digunakan untuk orang dewasa.
Pembersih :
- Air 600 – 1000 ml
- Na Cl 600 – 1000 ml
Pelumas :
- Minyak (mineral/olive) 150 – 500 ml untuk pasien yang konstipasi.
Untuk Anak-anak :
Pembersih :
- Na Cl 25 ml/kg BB.
Pelumas :
- minyak/mineral/olive 10 – 25 ml/kg BB
Prosedur :
Alat-alat yang dibutuhkan
1. Irigator lengkap.
2. Alas bokong
3. Toilet tissue
4. Pispot
5. Trolly dan set ganti balutan
6. Sarung tangan.
7. Pelumas
Cara kerja :
1. Olesi ujung canula dengan minyak pelumas
2. Masukkan canula perlahan-lahan kedalam stoma.
3. Alirkan cairan dalam glas irrigator pelan-pelan sampai cairan habis.
4. Gunakan pispot untuk menampung kotoran yang keluar.
5. Bila sudah selesai, rawat stoma.
6. Bereskan alat-alat.
7. Jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
Hal-hal penting yang harus diperhatikan :
- Terjadi tumpahan cairan dari stoma.
- Perut kram : stop irigasi, anjurkan pasien napas panjang, relaksasi.
- Retensi cairan.
- Susah tidaknya cairan masuk.
- Konstipasi : observ. Jumlah cairan yang masuk selama 24 jam, pergunakan pelumas faeces, enema.
- Bau yan tidak sedap.
Usus besar terdiri dari Secum yang berukuran 2,3 inchi atau 6,3 cm. Walaupun terdiri dari satu kesatuan, usus dibagi dalam 3 bagian : Ascenden, Transversum, Descenden dan bagian-bagian sigmoid.
Dari rectum ke colon panjangnya 105,6 – 158,4 cm.
Rectum adalah bagian terbawah dari usus besar yang panjangnya kira-kira 19,8 cm.
Indikasi Colostomy :
1. Penyakit : Cancer, diverticulosis.
2. Kongenital : Atresia Ani, Hirsprung’s
3. Trauma : Luka rembes, kecelakaan.
Tipe stoma usus besar
1. Colostomy sigmoid, Decenden :
- Stoma bersifat permanent.
- Faeces biasanya berbentuk padat.
- Biasanya stoma ujung, atau loop.
2. Colostomy Transversum
- Paling sering bersifat sementara.
- Bentuk faeces biasanya seperti pasta / lembek.
- Faeces dapat menyebabkan iritasi kulit disekitarnya.
3. Colostomy Ascenden
- Biasanya sementara
- Bentuk faeces cair.
- Faeces dapat menyebabkan iritasi kulit di sekitarnya.
Usus Halus
Usus halus mulai dari ujung bawah lambung dan berakhir pada secum yang menyambung dengan usus besar.
Usus halus terdiri dari :
1. Duodenum : panjang kira-kira 17,6 – 22 cm.
2. Jejunum : panjang kira-kira 211,2 cm.
3. Ileum : panjang 317 cm.
Sebagian zat makanan di absorbsi di jejunum.
Indikasi Stoma Usus Halus :
1. Penyakit : Cancer, inflamasi penyakit-penyakit usus.
2. Kongenital : Ileus Meconium.
3. Trauma : Luka rembes, kecelakaan, tabrakan.
Type Stoma Usus Halus
1. Ileostomy : sekresi berbentuk pasta, biasanya permanent.
Sekresi menyebabkan iritasi pada kulit sekitarnya.
2. Jejunostomi : Ujung / loop, out put tinggi : 300-400 cc/24 jam
Sekresi menyebabkan iritasi pada kulit sekitarnya
Sementara, permanent.
4. Duodenostomi : hidup tidak nyaman.
Perawatan :
1. Persiapan pre Op.
a. Persiapan Mental.
Setiap pasien yang akan menjalani operasi pada umumnya mengalami gangguan psikologi misalnya, rasa takut, bingung, gelisah,cemas dll, untuk mengatasi hal tersebut, perawat dan tean dokter harus menjelaskan kepada pasien tentang tindakan apa yang dilakukan, perawatan atau tindakan apa yang akan dilakukan setelah operasi, serta cara hidup setelah menjalani operasi.
b. Persiapan Fisik.
Persiapan fisik pasien tergantung dari SOP masing-masing Rumah Sakit dan kebiasaan dokter bedah.
2. Post Operasi
Perawatan post operasi tergantung dari jenis stoma. Pada operasi usus besar biasanya dilakukan irigasi / enema. Hasil irigasi baik pada stoma descenden / sigmoid.
Plug / tampon dipasang pada stoma descenden / sigmoid setelah irigasi.
Kantong (colostomy bag) dapat dialirkan dengan system drainage, bisa 1 – 2 buah.
Menjaga kebersihan disekitar stoma.
Operasi Usus Halus dapat digunakan system kantong (bag).
Bisa single atau double (2 piece), keuntunganya : secret bisa ditampung, bisa memakai system 1 – 2 buah, pemakaian dapat di atur.
Dasar-dasar Perawatan dari semua jenis Stoma antara lain :
-Lokasi
-Warna mukosa.
-Ukuran bentuk mukosa
-Keadaan sekitar kulit
-Dapat dialirkan
-Bekas luka teratur / tidak.
Observasi 1 hari sesudah operasi
- Ganti balutan tergantung dokter bedah
- Observasi, termasuk diameter dari stoma
- Tingginya proporsi dari stoma
- Warna stoma, yang baik adalah pink dan lembab.
- Perhatikan penonjolan stoma
- Perhatikan di sekitar stoma, apakah lengket atau hematoma.
- Dokumentasikan jarak antara stoma dan kulit.
- Stoma berfungsi atau tidak.
Prinsip pemasangan kantong (kolostomi bag)
Pada dasarnya pemasangan bag kepada pasien lebih berfokus kepada melatih pasien agar dapat merawat diri sendiri di rumah terutama pada pasien yang mendapat permanent colostomy.
Ada 2 macam colostomy bag
1. Sistem Single : terdiri dari 1 buah yang menyambung jadi satu.
2. 2 piece : stomahesive dan wafer.
Ukuran bag bermacam-macam. Jadi besar kecilnya bag disesuikan dengan sekresi dan keadaan stoma itu sendiri serta kemampuan ekonomi dan kenyamanan pasien.
Tehnik pemasangan colostomy bag.
1. Pilih colostomy bag yang sesuai dengan besarnya stoma.
2. Buka seal yang melekat pada ring.
3. Pasang ring secara perlahan pada stoma.
Bila memilih system 1 piece :
- Sebelum memasang ring, pastikan bahwa kulit disekitar stoma kering agar ring dapat melekat dengan sempurna.
- Pada hari ke 3 post. Op. pasien biasanya masih berbaring di tempat tidur. Arahkan kantong kearah yang terendah
- Bila pasien sudah mulai mobilisasi, kantong diarahkan sesuai kenyamananpasien.
Dengan system 2 piece :
- Buat jarak stomahesive wafer sesuai stoma.
- Jarak antara pinggir stoma dengan pinggir ring maximal 2 mm.
- Buka seal yang melekat pada stomahesive wafer.
- Pasang wafer pada stoma. Pastikan bahwa wafer sudah melekat dengan sempurna
- Oleskan pasta / zing oil antara pinggir ring dengan pinggir stoma.
- Pasang bag dan arahkan sesuai kebutuhan.
Hal-hal yan perlu diperhatikan :
1. Perhatikan lingkungan, jaga pripacy pasien.
2. Jaga perasaan pasien jangan sampai menimbulkan rasa malu atau minder.
3. Hindarkan infeksi nosokomial.
4. Lakukan pendidikan kesehatan kepada pasien.
5. Bekerja dengan tenang
Irigasi.
Salah ssatu perawatan stoma yang juga penting adalah irigasi, akan tetapi tidak semua jenis stoma boleh dilakukan irigasi
Kriteria untuk irigasi
- Descenden atau sigmoid colostomy.
- Fungsi usus sudah normal.
- Pasien dapat belajar dan melihat prosedur.
- Atas permintaan pasien.
- Keadaan kesehatan pasien.
- Permintaan dokter.
Kontra indikasi dilakukan irigasi.
- Prognosa yang jelek.
- Prolaps stoma.
- Hernia peristoma.
- Colostomi bersifat sementara.
Tehnik Irigasi.
Cairan yang digunakan untuk orang dewasa.
Pembersih :
- Air 600 – 1000 ml
- Na Cl 600 – 1000 ml
Pelumas :
- Minyak (mineral/olive) 150 – 500 ml untuk pasien yang konstipasi.
Untuk Anak-anak :
Pembersih :
- Na Cl 25 ml/kg BB.
Pelumas :
- minyak/mineral/olive 10 – 25 ml/kg BB
Prosedur :
Alat-alat yang dibutuhkan
1. Irigator lengkap.
2. Alas bokong
3. Toilet tissue
4. Pispot
5. Trolly dan set ganti balutan
6. Sarung tangan.
7. Pelumas
Cara kerja :
1. Olesi ujung canula dengan minyak pelumas
2. Masukkan canula perlahan-lahan kedalam stoma.
3. Alirkan cairan dalam glas irrigator pelan-pelan sampai cairan habis.
4. Gunakan pispot untuk menampung kotoran yang keluar.
5. Bila sudah selesai, rawat stoma.
6. Bereskan alat-alat.
7. Jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
Hal-hal penting yang harus diperhatikan :
- Terjadi tumpahan cairan dari stoma.
- Perut kram : stop irigasi, anjurkan pasien napas panjang, relaksasi.
- Retensi cairan.
- Susah tidaknya cairan masuk.
- Konstipasi : observ. Jumlah cairan yang masuk selama 24 jam, pergunakan pelumas faeces, enema.
- Bau yan tidak sedap.
No comments:
Post a Comment