Renang Latihan
1. Analisis Cabang Olahraga Renang
Jarak 200m
Prestasi
seorang atlet dapat dicapai
jika mampu
mencapai perbaikan teknik, perbaikan alat olahraga, dan cara berlatih yang
sesuai.pelatihan yang sesuai dapat dilakukan dengan melihat olahraga tersebut
termasuk jenis olahraga yang menggunakan sistim aerop atau sistem anaerob.
Pada cabang
olahraga renang jarak 200, lebih cenderung aerobik karena olahraga ini lebih
bersitfat intensitas rendah dan memerlukan waktu yang lam. Sehingga tidak cukup
jika hanya menggunakan energi dari ATP dan PCR. Karena membutuhkan energi
dengan sifat berkelanjutan maka tubuh akan menggunakan sistem energi aerob.
Proses
metabolisme
energi secara anaerobik dapat
menghasilkan ATP dengan laju yang lebih cepat jika dibandingkan dengan metabolisme
energi secara aerobik. Sehingga untuk gerakan-gerakan dalam
olahraga yang membutuhkan tenaga yang besar
dalam waktu yang singkat, proses metabolisme energi secara anaerobik dapat menyediakan ATP dengan cepat namun hanya untuk
waktu yang terbatas yaitu hanya sekitar
±90 detik. Walaupun prosesnya dapat
berjalan secara cepat, namun metabolisme
energi secara anaerobik ini hanya menghasilkan molekul
ATP yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan metabolisme energi secara aerobik (2 ATP vs 36 ATP per 1 molekul glukosa).
Proses
metabolisme
energi secara aerobik juga
dikatakan
merupakan proses yang bersih karena selain akan menghasilkan energi,
proses tersebut hanya akan
menghasilkan produk
samping
berupa
karbondioksida (CO2) dan air (H2O).
Hal ini berbeda dengan proses metabolisme secara anaerobik
yang
juga akan menghasilkan produk samping berupa asam laktat yang
apabila terakumulasi dapat menghambat kontraksi otot
dan menyebabkan rasa nyeri pada otot. Hal inilah yang menyebabkan mengapa gerakan- gerakan bertenaga saat berolahraga tidak dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang panjang dan harus diselingi dengan interval istirahat.
Pada sistem aerobik
terjadi
proses
oksidasi glukosa, asam lemak, dan asam amino dalam makanan di mitokondria untuk menghasilkan energi. Bahan makanan tersebut akan berikatan dengan oksigen untuk mengubah AMP dan ADP menjadi ATP.
Berikut
merupakan perbandingan suplai energi dan ketahanan tiap sistem metabolik:
. Tabel 1. Kecepatan Pembentukan Daya
Maksimum
dan Ketahanan
tiap
Sistem Metabolisme Otot
Sistem Metabolik ATP per
Menit
Waktu
Sistem fosfagen 4 8-10 detik
Sistem glikogen-asam laktat 2.5 1.3-1.6 menit
Sistem aerob 1
Tidak terbatas
(selama nutrisi tersedia)
Latihan Fisik
Latihan fisik merupakan salah satu
komponen
training
selain latihan teknik, latihan taktik dan latihan
mental. Tujuan
umum training
adalah untuk mempersiapkan atlet menghadapi pertandingan.Sedangkan latihan fisik dilakukan guna mengembangkan dan meningkatkan kondisi fisik atlet.Untuk mencapai hasil
optimal, latihan fisik harus dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
1.
Pemanasan(warmup)
Pemanasan berfungsi untuk mengurangi
cedera. Selain itu, dapat dicapai manfaat latihan yang lebih baik karena otot yang telah siap lebih produktif daripada otot yang mulai dari keadaan relaksa.
2.
Latihan inti
Pola latihan pada renang 200m ditinjau dari segi fisik dan
kekuatan, dengan cara:
a)
Berlari jarak jauh,
untuk meningkatkan:
·
metabolisme tubuh
·
kapasitas ukuran
jantung
·
Perubahan gas
·
Consentrasi
hemoglobin
b) Berenag dengan menempuh jarak lebih
dari 200m, secara berulang-ulang, untuk meningkatkan:
·
Mekanika
gerak yang efisien
·
Kelentukan
pada tubuh
·
Meningkatkan
kekuatan sendi dan otot
c) Melatih pernafasan dengan cara:
·
Menghirup
udara lewat mulut dan menghembuskan lewat hidung, secara berulang-ulang selama
1 menit dan harus ada peningkatan. Agar Meningkatkan kemampuan aerobik.
Tujuan latihan ini adalah untuk meningkatkan
kekuatan, kelenturan, daya gerak, dan ketahanan.
3.
pendinginan
Pada pendinginan dilakukan gerakan
fisik dengan intensitas yang menurun secara bertahap hingga semua fisiologi tubuh kembali ke keadaan sebelum berolahraga.
Efek terhadap otot
Dalam kaitannya
dengan metabolisme otot,
ini yang efek terhadap otot :
a.
Mempertahankan daya ledak otot tetap tinggi pada gerakan berulang.
b.
Menanggulangi
kelelahan melalui peningkatan toleransi
pembentukan asam laktat.
c.
Mempercepat pembongkaran asam laktat untuk mempercepat pemulihan otot dari kelelahan.
d.
Membentuk
adaptasi otot
terhadap aktivitas
yang lama dengan periode
istirahat yang singkat.
Penanganan kelelahan
Kelelahan
merupakan akibat dari penumpukan asam laktat, asam laktan yang gagal di pecah
karena kekurangan oksigen dalam intra sel. Namun untuk mengubahnya ada satu
proses yang bisa merubah asam laktat menjadi energi, yaitu.
Ø Sistem glikogen-asam laktat
Sistem glikogen-asam laktat terdiri dari dua tahap yaitu glikolisis dan oksidatif. Prinsipnya, glikogen otot
dipecah
menjadi glukosa yang kemudian akan
digunakan sebagai sumber energi.
Tahap glikolisis merupakan metabolisme anaerobik. Selama tahap
ini setiap molekul
glukosa dipecah
menjadi
2 molekul asam piruvat disertai pelepasan energi untuk membentuk 4 molekul ATP dari tiap molekul glukosa.
Tahap oksidatif dimulai dengan masuknya asam piruvat ke dalam mitokondria sel otot. Asam piruvat bereaksi dengan oksigen untuk membentuk lebih banyak molekul
ATP. Jika jumlah oksigen tidak mencukupi untuk melangsungkan
tahap oksidatif, sebagian
besar
asam piruvat
akan diubah menjadi asam laktat. Asam laktat kemudian berdifusi dari sel otot ke cairan intersisial untuk mengubah AMP menjadi ADP untuk selanjutnya diubah menjadi ATP.