Pages

Wednesday, 31 July 2013

Fisiologi Olahraga Renang



 Renang Latihan

1. Analisis Cabang Olahraga Renang Jarak 200m
           
                 Prestasi  seorang  atlet  dapat  dicapai  jika mampu  mencapai perbaikan  teknik, perbaikan alat olahraga, dan cara berlatih yang sesuai.pelatihan yang sesuai dapat dilakukan dengan melihat olahraga tersebut termasuk jenis olahraga yang menggunakan sistim aerop atau sistem anaerob.
Pada cabang olahraga renang jarak 200, lebih cenderung aerobik karena olahraga ini lebih bersitfat intensitas rendah dan memerlukan waktu yang lam. Sehingga tidak cukup jika hanya menggunakan energi dari ATP dan PCR. Karena membutuhkan energi dengan sifat berkelanjutan maka tubuh akan menggunakan sistem energi aerob.

Proses metabolisme energi secara anaerobik dapat menghasilkan ATP dengan laju yang lebih cepat jika dibandingkan dengan metabolisme energi secara aerobik. Sehingga untuk gerakan-gerakan dalam olahraga yang membutuhkan tenaga yang besar dalam waktu yang singkat, proses metabolisme energi secara anaerobik   dapat menyediakan ATP dengan cepat namun hanya untuk   waktu yang terbatas yaitu hanya sekitar ±90 detik. Walaupun prosesnya dapat berjalan secara cepat, namun metabolisme energi secara anaerobik ini hanya  menghasilkan  molekul ATP yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan metabolisme energi secara aerobik (2 ATP vs 36 ATP per 1 molekul glukosa).

Proses metabolisme energi secara aerobik juga dikatakan merupakan proses yang bersih karena selain akan  menghasilkan  energi, proses  tersebut  hanya  akan  menghasilkan  produk  samping  berupa karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Hal ini berbeda dengan proses metabolisme secara anaerobik yang juga akan menghasilkan produk samping berupa asam laktat yang apabila terakumulasi dapat menghambat kontraksi otot   dan   menyebabkan rasa nyeri pada otot. Hal inilah yang menyebabkan mengapa gerakan- gerakan bertenaga saat berolahraga tidak dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang panjang dan harus diselingi dengan interval istirahat.

Pada  sistem  aerobik  terjadi  proses  oksidasi  glukosa, asam lemak, dan asam amino dalam makanan di mitokondria untuk menghasilkan energi. Bahan makanan tersebut akan berikatan dengan oksigen untuk mengubah AMP dan ADP menjadi ATP.
Berikut            merupakan       perbandingan   suplai    energi   dan ketahanan tiap sistem metabolik:

. Tabel  1.  Kecepatan  Pembentukan  Daya  Maksimum  dan  Ketahanan  tiap

Sistem Metabolisme Otot



Sistem Metabolik          ATP per
Menit



Waktu



Sistem fosfagen                            4                      8-10 detik

Sistem glikogen-asam laktat       2.5                  1.3-1.6 menit




Sistem aerob                                 1


Tidak terbatas

(selama nutrisi tersedia)




Latihan Fisik
Latihan  fisik  merupakan  salah  satu  komponen   training  selain latihan   teknik,   latihan  taktik  dan   latihan   mental.  Tujuan  umum training  adalah  untuk  mempersiapkan  atlet  menghadapi  pertandingan.Sedangkan   latihan fisik dilakukan guna     mengembangkan         dan meningkatkan kondisi fisik atlet.Untuk mencapai hasil optimal, latihan fisik harus dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
1.                  Pemanasan(warmup)
Pemanasan  berfungsi  untuk  mengurangi  cedera.  Selain  itu, dapat dicapai manfaat latihan yang lebih baik karena otot yang telah siap lebih produktif daripada otot yang mulai dari keadaan relaksa.
2.                  Latihan inti
Pola latihan pada renang 200m ditinjau dari segi fisik dan kekuatan, dengan cara:
a)      Berlari jarak jauh, untuk meningkatkan:
·         metabolisme tubuh
·         kapasitas ukuran jantung
·         Perubahan gas
·         Consentrasi hemoglobin

b)      Berenag dengan menempuh jarak lebih dari 200m, secara berulang-ulang, untuk meningkatkan:
·         Mekanika gerak yang efisien
·         Kelentukan pada tubuh
·         Meningkatkan kekuatan sendi dan otot

c)      Melatih pernafasan dengan cara:
·         Menghirup udara lewat mulut dan menghembuskan lewat hidung, secara berulang-ulang selama 1 menit dan harus ada peningkatan. Agar Meningkatkan kemampuan aerobik.
Tujuan latihan ini adalah untuk meningkatkan kekuatan, kelenturan, daya gerak, dan ketahanan.

3.                  pendinginan
Pada  pendinginan  dilakukan  gerakan  fisik  dengan  intensitas yang menurun secara bertahap hingga semua fisiologi tubuh kembali ke keadaan sebelum berolahraga.

Efek terhadap otot
Dalam  kaitannya  dengan  metabolisme   otot,  ini yang efek terhadap otot :
a.       Mempertahankan daya ledak otot tetap tinggi pada gerakan berulang.
b.      Menanggulangi   kelelahan  melalui  peningkatan   toleransi     pembentukan asam laktat.
c.        Mempercepat  pembongkaran asam  laktat  untuk mempercepat pemulihan otot dari kelelahan.
d.       Membentuk  adaptasi  otot  terhadap  aktivitas  yang  lama dengan periode istirahat yang singkat.

Penanganan kelelahan
Kelelahan merupakan akibat dari penumpukan asam laktat, asam laktan yang gagal di pecah karena kekurangan oksigen dalam intra sel. Namun untuk mengubahnya ada satu proses yang bisa merubah asam laktat menjadi energi, yaitu.
Ø  Sistem glikogen-asam laktat
Sistem glikogen-asam laktat terdiri dari dua tahap yaitu glikolisis   dan  oksidatif.   Prinsipnya,   glikogen  otot  dipecah menjadi   glukosa   yang   kemudian   akan  digunakan   sebagai sumber energi.
Tahap glikolisis merupakan metabolisme anaerobik. Selama  tahap  ini setiap  molekul  glukosa  dipecah  menjadi  2 molekul  asam piruvat  disertai  pelepasan  energi   untuk membentuk 4 molekul ATP dari tiap molekul glukosa.
Tahap oksidatif dimulai dengan masuknya asam piruvat ke dalam mitokondria  sel otot. Asam piruvat bereaksi dengan oksigen untuk membentuk lebih banyak molekul ATP. Jika jumlah oksigen tidak mencukupi  untuk melangsungkan  tahap oksidatif,  sebagian  besar  asam  piruvat  akan  diubah  menjadi asam laktat. Asam laktat kemudian  berdifusi dari sel otot ke cairan intersisial untuk mengubah AMP menjadi ADP   untuk selanjutnya diubah menjadi ATP.


Tuesday, 30 July 2013

Fisologi Olahrag Sepakbola 1



Metode Latihan Fisik Sepakbola

Prinsip-prinsp latihan
Pada prinsip latihan memilik peranan penting dalam aspek fisiologi dan pesikologis olahragawan. Karena itu dalam olahraga di perlukan prisnsip-prisnsip saat akan melakukan latihan tujuannya mendukung upaya dalam meningkatkan kualitas latihan.
Prinsip latihan memeili aturan yang harus di taati, dilakukan dan dihindari agar tujuan dari latihan dapat berjalan dengan baik dan tercapai dalam melaksanakan latihan yang di harapkan.
  
Prinsip-prinsip latihan yang dapat di terpkan dan di jadikan pedoman latihan adalah
            1. Prinsip Latihan individual
            2. Prinsip Latihan Adaptasi Lingkungan
            3. Prinsip Latihan Beban Berlebih (Overload)
            4. Prinsip Latihan Beban Bersifat Progresif
            5. Prinsip Latihan Spesifikasi
            6. Prinsip Latihan Bervariasi
            7. Prinsip Latihan Pemanasan dan Pendinginan
            8. Prinsip Latihan Periodisasi (Latihan Jangka Panjang)
            9. Prinsip Latihan Beban Tidak berleihan
10. Prinsip Latihan Sistematik

1. Prinsip Latihan Individual
            Olahrgawan memiliki potensi yang berbeda-beda sehingga dalam menentukan bbeban latihan harus sesuai yang di inginkan dan maksimal kemampuan individu. Dari faktor Prinsip latihan Individual yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran, nutrisi/gizi, waktu latihan, tingkat kebugaran, motifasi diri, nilai kematangan, dan adaptasi lingkungan.

2. Prinsip Latihan Adaptasi
            Adaptasi olahragawan merupakan salahsatu faktor yang berbeda dari satu ke yang lain dengan di pengaruhi olleh faktor-faktor yaitu: Usia olahragawan, usia latiham kualitas kebugaran otot, kebugaran sistem energi, dan kualitas atlet.

3. Prinsip beban  berlebih (overload)
            Beban latihan harus mencapai titik ambang atas rangsang dan tidak boleh melebihai dari sis ambang atas. Cara meneingkatkan beban latihan secara berlahan dengan diperberat, dipercepat, dan diperlamakan.

4. Prinsip Latihan Progresif
            Tujuan di latih yang bersifat progresif yaitu agar pola latihan meningkat, maju, dan berkembang secara berkelanjutan.

5. Prisnsip Spesifikasi
            Materi latihan yang diberikan harus sesuai dengan prosedur dan kebutuhan cabang oalahraga yang di gunakan.

6. Program Latihan Bervariasi
            Latihan yang diterapakan sesuai variasi latihan secara monoton menimbulkan kemajuan yang sedikit tidak meningkat, namun dengan melakuakan variasi latihan dengan mengubah bentuk latihan dengan syarat tidak merubah ketentuan teori, maka dapat di bedakan bentuk variasi latihan, contoh variasi latihan: mengubah bentuk model latihan, menguabah tempat latihan, sarana latihan, dan tempat latihan.

7. Prinsip Latihan Pemanasan dan Pendinginan
            Pemanasan secara fisiologis yaitu menyimpan kerja sistem tubuh
            Pemanasan secara psikologis yaitu untuk meningkatkan konsentrasi, kukuatan mental, dan menurunkan tingkat kecemasan.
            Latihan inti meliputi latihan fisik, latihan teknik, dan latihan mental. Suplemen juga di butuhkan dalam prinsip gerakan yang menyerupai dengan teknik yang ada dlam cabang olahraga. Dan yang terahir kelentukan merupakan latihan pelemasan untuk mengurangi tingkat kelelahan atau stres.

8. Prinsip Latihan Periodesasi
            Proses latihan Periodesasi latihan untuk mencapai puncak prestasi dengan proses pelaksanaan latihan yang harus mengacu pada periodesasi yang di berikan oleh pelatih. Oleh karena itu periodelatihan merupakan tahapan dan penjabaran dari tujuan latihan secara keseluruhan yang di lakukan 8-12 bulan dalam jangka yang singkat dan dalam jangka yang panjang 1-12 tahun latihan secara teratur menuju kematangan yang intensif dan progresif.

9. Prinsip Latihan Bebean Tidak berlebihan
            Beban yang digunakan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak yang di latih dalam sehari-harinya. Beban yang di berikan tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan sehingga dapat kemampuan fisik yang sesuai dengan tujuan latihan.

10. Prinsip Latihan Sistematik
            Prinsip latihan sistemmatik terkait dengan dosis/takaran dan skala prioritas sasaran latihan. Dosis/takaran dan segala prioritas latihan yang harus di perhatikan selama dalam pelaksanaan latihan berlangsung merupakan kunci kebrhasilan menyusun suatu program latihan secara sistematik dengan menentukan beban latihan yang sesuai.

Monday, 1 July 2013

MENSYUKURI NIKMAT YANG ALLAH BERIKAN KEPADA KITA

Bersyukur kepada Allah pada hakikatnya adalah mengakui bahwasannya segala kenikmatan yang ada pada diri kita dan semua makhluk ciptaanNya adalah berasal dari Allah Ta'ala. Dalam bahasa mudahnya bersyukur adalah berterima kasih. Kita seringkali berterima kasih kepada sesama manusia, tetapi melupakan satu hal yang justru harus kita lakukan yaitu mensyukuri nikmat Allah yang ada pada diri kita semuanya. Arti syukur dalam harfiah bahasa adalah merupakan pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut (Al Jauhari). Sedangkan pengertian bersyukur dalam agama bahwa syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah"(Madarijus Salikin, 2/244). Ini adalah pengertian syukur menurut Ibnul Qayyim. Dan 3 hal di atas adalah cara mensyukuri nikmat Allah atas diri kita. - See more at: http://www.safiyhati.com/2013/03/cara-bersyukur-kepada-Allah.html#sthash.zIHyYh5K.dpufLawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan atau tidak mau untuk menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah Ta’ala. Kita berlindung kepada Allah dari sifat kufur nikmat ini aamiin. Bila kita pandai dalam mensyukuri nikmat Allah maka hal ini akan mendatangkan nikmat-nikmat Allah lainnya. Ada beberapa tanda-tanda orang yang bersyukur dan tanda tersebut adalah : Mengakui, memahami, serta menyadari bahwa Allah-lah yang telah memberikan nikmat. Pengertiannya di sini adalah bahwa segala nikmat pada dasarnya Allah yang memberikan kepada kita. Manusia adalah juga merupakan perantara dari Pemberi Nikmat yang sesungguhnya yaitu Allah. Orang yang bersyukur senantiasa menisbatkan setiap nikmat yang didapatnya kepada Allah Ta’ala, bukan kepada makhluk atau pun lainnya. Orang bersyukur akan menunjukkan dalam bentuk ketaatan kepada Allah. Jadi tanda mensyukuri nikmat Allah adalah menggunakan nikmat tersebut dengan beribadah dan taat menjalankan ajaran agama. Keanehan bila orang mengakui nikmat Allah, tetapi tidak mau menjalankan ajaran agama seperti halnya sholat, enggan belajar agama dan sejenisnya. Lalu bagaimana kita tanda bersyukur pada Allah ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada beberapa cara mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita yaitu diantaranya dengan : Mensyukuri nikmat Allah dengan melalui hati. Cara bersyukur kepada Allah dengan hati ini maksudnya adalah dengan mengakui, mengimani dan meyakini bahwa segala bentuk kenikmatan ini datangnya hanya dari Allah SWT semata. Mensyukuri nikmat Allah dengan melalui lisan kita. Caranya adalah dengan kita memperbanyak ucapan alhamdulillah (segala puji milik Allah) wasysyukru lillah (dan segala bentuk syukur juga milik Allah). Mensyukuri nikmat Allah dengan perbuatan kita. Yaitu perbuatan dalam bentuk ketaatan kita menjalankan segala apa yang diperintah dan menjauhi segala apa yang dilarangNya. PerintahNya termasuk segala hal yang yang berhubungan dalam rangka menunaikan perintah-perintah Allah, baik perintah itu yang bersifat wajib, sunnah maupun mubah. Anggapan kebanyakan orang, bersyukur kepada Allah hanya perlu dilakukan pada saat mendapatkan anugrah besar atau terbebas dari masalah besar adalah hal yang merupakan suatu kekeliruan yang besar. Padahal jika kita merenung sejenak, maka kita akan bisa menyadari bahwa kita semua ini dikelilingi oleh nikmat yang tidak terbatas banyaknya. Dalam hitungan waktu ,setiap detik, setiap menit, dan seterusnya tercurah kenikmatan dari Allah tak terhenti yang berupa hidup, kesehatan, kecerdasan, panca indra, udara yang dihirup. Mudahnya adalah segala sesuatu yang memungkinkan orang untuk hidup telah diberikan oleh Allah. Sebagai balasan semua itu, seseorang diharapkan untuk mengabdi kepada Allah sebagai rasa syukurnya. Orang-orang yang tidak memperhatikan semua kenikmatan yang mereka terima, dengan demikian telah mengingkari nikmat (kufur). Mereka baru mau bersyukur apabila semua kenikmatan telah direnggut darinya. Contoh mudahnya adalah kesehatan yang tidak pernah diakui sebagai nikmat baru akan disadari dan syukuri setelah mendapatkan sakit. Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk senantisa mensukuri nikmat yang telah diberikanNya dan menggunakan nikmat tersebut dalam rangka mencari keridhoan Allah yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan kita. - See more at: http://www.safiyhati.com/2013/03/cara-bersyukur-kepada-Allah.html#sthash.geUhUhmM.dpuf
Bila Artikel ini berkenan bagi Anda Silahkan DownLoad Disini

Monday, 24 December 2012

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Manajemen merupakan proses bekerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Manajemen juga merupakan proses mengumpulkan dan mengorganisir sumber-sumber dalam mencapai tujuan (melalui kerja orang lain) yang mencerminkan kedinamisan organisasi. Arah tujuan yang harus dicapai ditetapkan berdasarkan misi, filosofi, dan tujuan organisasi. Proses manajemen meliputi kegiatan mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan organisasi, pengarahan, dan pengendalian sumber daya manusia, fisik, dan teknologi. Karena itu semua perawat yang terlibat dalam manajemen keperawatan dianggap perlu untuk memahami misi, filosofi, dan tujuan pelayanan keperawatan serta kerangka konsep kerja. Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang merencanakan, mengatur dan menggerakkan para karyawannya untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien diperlukan suatu standar yang akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan. Dibandingkan dengan system kesehatan pada masa lalu dimana focus pelayanan kesehatan masih bersifat kuratif, berdasarkan perkembangan ekonomi dan upaya perluasan teknologi yang bersifat kompetitif, maka focus system kesehatan pada masa kini dan mendatang adalah berupa system pelayanan kesehatan yang multi dimensional, berorientasi pada masyarakat melalui penggunaan teknologi tinggi yang memacu konsumerisme tetapi dilandasi oleh peraturan kesehatan. Sesuai dengan perkembangan maka dalam manajemen keperawatan masa kini dan mendatang telah terjadi ekspansi peran dan fungsi keperawatan yang tadinya ditekankan pada sentralisasi kewenangan dan tanggung jawab yang menimbulkan pengetatan fungsi pengendalian dan pengawasan, menjadi desentralisasi yaitu adanya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang lebih memfokuskan pada kegiatan koordinasi, integrasi, dan penunjang. A. PENGERTIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN Manajemen diartikan secara singkat sebagai proses untuk melaksanakanpekerjaan malalui upaya orang lain maka manajemen keperawatan sendiri diartikan secara singkat sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk membrikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, masyarakat (Gilies, 1982 hal 1). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Proses dari manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan system terbuka, dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu system, maka akan terdiri dari 5 elemen yaitu; input, proses output, control dan feedback mechanism.
Bila Artikel ini berkenan bagi Anda Silahkan DownLoad Disini

Tuesday, 25 September 2012

Refleksi 26 tahun, jalan panjang mengenal Allah



Refleksi 26 tahun, jalan panjang mengenal Allah

“Sejatinya kita ini fana, seperti butiran pasir dalam genggaman tangan, semakin erat menggenggam semakin banyak butiran pasir yang akan berguguran”

Sudah cukup lama Allah memberi kesempatan untuk merasakan lezatnya iman yang tersirat dalam ayat kauliyah dan kauniyah Nya. Kesempatan demi kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk dapat tersenyum, menangis, tertawa, sedih dan bahagia tidak lain dan tidak bukan karena Allah memberikan kita nikmat kehidupan yang tiada tara. Tepat 26 tahun yang lalu, ketika dilahirkan di muka bumi ini, itulah awal perjalanan panjang mengenal Allah..

Aku dilahirkan bukan dari golongan hijau atau golongan santri, bukan pula berasal dari kaum abangan. Aku dilahirkan dari golongan moderat dalam mengenal Islam sebagai pondasi dasar kehidupan. Latar belakang keluargaku juga tidak ada yang kental dengan nuansa Islam, mereka hanya mengenal Islam secara moderat, orang-orang lama yang masih haus akan pencerahan. Persinggunganku dengan Islam dibagi menjadi 3 fase, fase awal dimana pada fase ini dimulai dari fase ketika awal dilahirkan hingga masa-masa SMA, fase eksistensi dimana pada fase ini sering keluar masuk aliran dalam Islam yang dialami ketika masa-masa kuliah hingga bekerja dan fase makrifat (fase yang belum dialami tapi dapat dirasakan saat ini sedang menuju fase itu).

Pada masa awal-awal ini, ingat ketika masih berusia 6 tahun atau kelas 1 SD dimana awal pertama kali ikut TPA, guru TPA saya ketika itu pak kadir. Beliau yang mengajari saya menulis dan membaca Qur’an hingga khatam, sekitar kelas 5 SD. Dulu, waktu awal-awal ngaji bersama teman-teman main berangkat ke langgar kampung, jaraknya tidak begitu jauh dari rumah, sekitar 1 km. Biasa -bersama teman-teman pulang sekolah SD lewat pematang sawah, istirahat sebentar sambil main jam 13.00 WITA sudah harus berangkat TPA sampai jam 16.30 WITA. Biasalah, sama teman-teman sering kali lewat pinggiran saluran irigasi dekat pematang sawah. Tidak jarang pulang dari TPA mampir di pintu air untuk cari ikan, atau sekedar keburan (berenang.red). Baju yang tadinya warna putih menjadi coklat karena lumpur dimana-mana. Hingga akhirnya diajari cara sholat oleh pak kadir sampai lancar, sejak kelas 1 SD hingga saat ini masih rutin 5 waktu, Alhamdulillah. Pernah ada pengalaman menarik seputar sholat ini, waktu sm bapak diajak nonton sepak bola tarkam, karna saya belum ashar nangis menjerit minta pulang cuma untuk sholat. Tapi sempat juga mengalami penurunan ketika sudah mulai sering mincing, main layangan, main ke hutan tarsan-tarsanan, lompat dari satu pohon ke pohon yang lain hingga perang-perangan. Ingat sekali waktu di suruh jumatan tidak mau karena asyik nonton film telenovela (Cassandra.red), akhirnya sembunyi masuk kandang kambing, waktu itu bapak saya muterin rumah cuma untuk mencari saya tapi akhirnya tidak ketemu.  Disaat naik kelas 2 SD ini, jumatan sudah mulai rutin walaupun awalnya main-main sama teman di selasar mesjid. Saya mulai puasa ramadhan juga dilakukan ketika kelas 1 SD. Sebenarnya, persinggungan dengan Islam sudah dilakukan sejak awal. Rutinitas yang selalu dilakukan hingga khatam Qur’an dan setahun kemudian masuk SMP. Di SMP saya juga ikut rohis SMP yang mengadakan kegiatan pengajian rutin setiap hari jumat. Jarak antara rumah dengan sekolah SMP sekitar 10 km dengan jalan yang berbelok belok dan naik turun gunung. Saya biasanya ke sekolah naik sepeda atau naik angkot, kadang-kadang naik truck pasir. Benar-benar mandiri. Pada masa SMP ini, saya punya kegiatan rutin Yasinan dirumah setiap malam jumat dan hafalan surat pendek juz amma sendiri setiap habis maghrib. Memasuki SMA, kehidupan spirituall sudah tertata rapi, selain memimpin OSIS SMA yang menaungi Rohis, saya juga aktif di pengajian rutin yang diadakan setiap minggunya oleh Rohis. Saya ingat sekali memasuki kelas 2 SMA, saya mulai rajin puasa sunnah Senin Kamis hingga detik ini karena punya tujuan pengen lulus dengan nilai yang baik dan kuliah di kedokteran. Masuk kelas 3 SMA, intensitas hubungan dengan Allah semakin meningkat dengan Tahajud sebagai pintu masuknya, walaupun ketika itu masih bolong-bolong tapi toh Allah dengar semua doa Saya, lulus dengan nilai baik dan masuk kedokteran UII.

Mengenai kuliah di kedokteran ini, saya terinspirasi ketika main-main ke Rumah Sakit dekat rumah sepertinya memakai baju putih-putih sangat elegan, bersih pula. Suatu waktu, ketika ditanya sama Bapak mau ambil kuliah apa di jogja spontan saya bilang Kedokteran. Bapak diam sejenak (mungkin beliau mikir kuliah di kedokteran mahal) tapi akhirnya beliau bilang Iya.

Fase Eksistensi
Awal kuliah di Kedokteran sudah disambut dengan kegiatan yang banyak apalagi waktu ditawarin masuk kepanitiaan baksos di Bulak Salak sm dr Yusuf Hisam (Residen Anestesi) dan masuk ke kepanitiaan deklarasi CMIA (Lembaga Dakwah Fakultas). Berangkat pagi dari rumah pulang malam karena kesibukan yang cukup menyita waktu khususnya persiapan deklarasi CMIA. Waktu itu yang mengajak saya dr. Muthia (Residen bedah Unsyiah), dr. Nasrah Nastasia (Mbak cha-cha, residen orthopedic Unhas), dr. Rifky (PNS Banten), dr. Hayati Salma, dr. Dian. Semua angkatan 2001, hanya saya yang 2004 dan beberapa 4 orang teman lainnya. Deklarasi CMIA berjalan lancar, waktu itu sekitar bulan Februari 2005 (semester 1). Ketika deklarasi, dibentuk tim formatur yang terdiri dari mbak cha-cha, mas rifky, mbak muthia, saya dan aya. Sudah bisa ditebak, akhirnya saya yang terpilih menjadi ketua CMIA pertama. Waktu ditunjuk saya menangis, karena saya merasa tidak pantas untuk memegang lembaga dakwah apalagi status saya orang biasa, tidak ada modal khusus yang saya punya hanya lima waktu, senin kamis, dhuha yang saya jaga dari awal kuliah hingga tahajud yang sering bolong. Dalam benak saya apakah pantas? Mas rifky mencoba untuk menenangkan saya.

Pasca terpilih menjadi ketua CMIA saya mulai mendalami Islam secara kaffah, banyak membaca kitab-kitab, nonton di televisi hingga datang dari satu pengajian ke pengajian lainnya. Dimana ada pengajian disana ada saya, setelah kajian dari mesjid Mardhiyah lanjut pengajian di Hasanah dan seterusnya bahkan saya sampai punya jadwal pengajian lengkap sejogja hanya untuk mencari Islam dimana disanalah Allah berada. Akhirnya saya diajak oleh senior di FK untuk ikut DM KAMMI (Dauroh Marhalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), acara ini semacam perkaderan berjenjang di KAMMI. Acara berlangsung 3 hari di kadisoka. Pasca DM KAMMI saya diajak untuk ikut halaqoh bersama teman-teman, waktu itu saya khusus mengkoordinir anak-anak FK yang dilakukan di kontrakan, akhirnya sampai selesai yang bertahan hanya saya. Ustadz saya yang biasa dikenal dalam dunia liqo disebut Murobi memberi bekal ilmu agama secara utuh dan saya merasa enjoy sekali karena dalam hati saya inilah yang saya cari, saya bela-belain mau ujian blok atau ujian skill practice datang halaqoh malam harinya sampai jam 22.00 atau bahkan 23.00 WIB, padahal esok pagi ujian. Namun lama-lama saya merasa ada yang beda, ketika substansi politik praktis mulai masuk, saya agak galau ketika itu apalagi dikait-kaitkan dengan partai Islam. Saya merasa bahwa kenapa caranya harus seperti ini. Tanpa mengurangi intensitas saya untuk halaqoh saya mencari lagi, sampai akhirnya menemukan beberapa aliran yang membuat saya keluar masuk karena hati saya masih saja galau. Saya sempat ikut kajian rutin teman-teman salafi di Hasanah dan Pogung Raya (Mesjid MPR), atau ikut kajian rutin Ust Irfan Awwas di MMI Kota Gede, dimana beliau sangat memotivasi saya pribadi untuk jihad (ketika itu sedang serangan tentara Israel ke Lebanon). Bahkan ikut kajian rutin Ust Ja’far Umar Tholib, mantan pemimpin Laskar Jihad.  Tapi semua itu juga tidak ada yang membuat hati saya puas. Proses pencarian juga saya lanjutkan ketika ada tawaran dari teman-teman Hizbut Tahrir, tetap tidak membuat hati saya tenang. Sampai akhirnya saya mendekat ke dr. SAA bersama dengan teman-teman Tabligh. Waktu itu kami sering ke Al Ittihad utk taklim bahkan mabit disana. Bersama teman-teman tabligh juga tidak menemukan chemistryyang tepat. Hingga akhirnya asal aja masuk ke pengajian Rausyan Fikr, ada Ust Sofwan disana yang dikemudian hari saya bertemu lagi dalam kajian yang dilakukan oleh HMI.

Banyak aktivitas diluar kampus yang tidak diketahui oleh kebanyakan teman-teman. Bada subuh saya sudah berangkat ke kampus karena tepat jam 06.00 ada kajian rutin di mesjid Ulil Albab, kajian rutin tafsir Qur’an dan Hadist. Pulang sampai rumah kadang mendekati maghrib, kadang kala juga malam. Semua itu hanya datang dari satu majelis ke majelis lain untuk mengisi kekosongan hati yang dahaga akan ilmu. Saya dapat sedikit demi sedikit, pulang ke rumah bukannya belajar malah me-review kajian dan mencoba mencari ayat-ayatnya dalam Qur’an dan dihafalkan.
Modal yang saya dapat secuil demi secuil melalui kajian itu yang saya gunakan untuk menjadi pemandu ONDI. Awalnya menolak karena merasa masih jauh dari mampu untuk menjadi seorang pemandu. Karena ada teh Ika yang menguatkan akhirnya saya terima amanah itu untuk memandu ONDI Menengah. Teh ika dan teman-temanlah yang sering mengingatkan saya jika da akhlak yang terpeleset karena masih belum mapan secara akhlak tapi cukup memahami syariat. Karena posisi sebagai ketua CMIA cukup berat sehingga dikanan kiri depan dan belakang selalu dijaga oleh orang-orang yang care dengan saya. Saya maklumi itu karena itu tadi, secara akhlak belum mapan karena didikan saya bukan didikan anak pondok, saya orang amah seperti kebanyak orang lainnya yang belum memahami Islam secara kaffah. Namun toh saya tidak pernah menyerah terus berusaha mengisi kekosongan hati untuk bisa kaffah dalam memahami Islam.

Fase tersulit ketika memimpin CMIA memasuki masa-masa transisi kepemimpinan di lembaga mahasiswa FK, dimana Dewan Presidium menjadi Dewan Perwakilan dan transisi kepengurusan CMIA dari saya ke anita. Posisi CMIA ketika itu banyak ditinggal kader sementara disatu sisi harus survive. Dari 40 orang kader yang tersisa hanya 5, saya, aya, ucha, the fitri dan the ika. Tidak berlangsung lama karena beberapa bulan kemudian the Ika menikah dan pindah ke Jakarta. Pada suatu waktu, saya menjadi seorang Sani Rachman yang benar-benar menjaga, tidak mau tatapan secara langsung dengan lawan jenis, tidak bersentuhan sama sekali dan celana cingkrang, tidak pernah terlepas dai tahajud, duha, senin kamis, pengajian rutin bahkan hafalan Qur’an. Jika ada yang terlewat akan ada perasaan menyesal dan sedih. Saya pikir inilah fase puncak pergolakan hati yang masih labil. Tapi itu semua benar-benar saya alami. Saya merasakan menjadi seorang yang berbeda setelah keluar masuk aliran. Tapi tetap semua ada hikmahnya, saya bisa mempelajari Islam dari berbagai macam sudut pandang dan memahami Islam secara utuh.
Di akhir 2006, saya dekat dengan dr. SNT, beliau aktif di HMI (MPO) dan orangnya vokal. Beliau dosen, guru, mentor dan seorang kakak buat saya yang banyak memberi bekal dan masukan, memang terkenal vocal. Saya ingat sekali, ketika kami berdebat didepan ruang DPM ketika itu, macam-macam yang diperbincangkan. Dari siang sampai pulang ke rumah naik motor dijalan kami masih berdebat panjang. Akhirnya dia tantang saya masuk HMI. Ikutlah saya di LK HMI (Latihan Kader). Sedikitpun tidak ada penolakan dalam hati, saya bisa menerima tapi saya bukan tipe fanatik terhadap golongan. Saya terima HMI sebagai bagian dari jalan hidup saya dimana bisa sedikit mengisi kekosongan walaupun masih saja hati ini belum merasa penuh dalam mengenall Allah. Kajian di HMI multi aspek sehingga wawasan hidup dan berkembang pesat. Tradisi membaca dan menulis menjadi kebiasaan sehari-hari mulai dari buku-buku filsafat, Islam, revolusi dan ilmu praktis saya babat habis, saya malah jarang membaca buku kedokteran. Terasa haus sekali akan ilmu untuk mengisi kekosongan hati. Semakin banyak yang saya baca merasa hati ini belum penuh dalam mengenal Allah. Saya memang terlambat masuk HMI, sudah udzur di kampus, sudah peak moment di lembaga kemahasiswaan (Ketua DPM) tapi saya buktikan komiteman saya di HMI bukan hanya sekedar numpang lewat tapi komitmen diri, yang saya buktikan dengan mengikuti LK 2 (dua kali, yang satu tidak lulus) ditengah-tengah koass dan bahkan latihan khusus Senior Course (pemandu). Di HMI saya memulai dari nol, bukan untuk pragmatism semata tapii untuk modal untuk menjadi lebih baik lagi.

Sebagai seorang manusia biasa, iman pun naik dan turun. Ketika iman itu naik terasa sekali kokohnya iman itu sulit untuk digoyang akan tetapi ketika turun mudah sekali untuk galau. Ketika turun inilah yang disebut dengan futur. Futur pertama terjadi ketika masuk KKN, futur kedua terjadi ketika masa Koass dan future ketiga terjadi ketika masa studi master di UGM. Terasa sekali kalau ada gradasi iman, karena alarm hati selalu berbunyi ketika ada penurunan iman. Setelah saya analisa kenapa bisa futur salah satunya ketika mulai meninggalkan halaqoh dimana tidak ada lagi yang menasehati dan menjaga hati ini agar selalu istiqomah, kemudian analisa selanjutnya karena kesibukan dimana ketika koass disibukan dengan penugasan dan jadwal jaga IGD dan ketika studi master disibukkan dengan pekerjaan. Karena waktu itu kuliah sambil bekerja.

Masa studi master di UGM menjadi salah satu tahapan hidup karena kuliah di UGM ini memberikan kesan tersendiri buat saya. Berkesan karena pertama kuliah ini saya lalui sambil bekerja dan kedua Alhamdulillah lulus dengan predikat summa cumlaude. Awal kuliah memang waktu pembayaran pertama masih pake uang orang tua, tapi untuk 3 semester selanjutnya dan biaya tesis murni pakai biaya sendiri. Kerja dari satu klinik ke klinik lainnya hanya untuk mengumpulkan uang. Setiap semester uang hasil kerja dikumpulkan kemudian bayar SPP. Terus seperti itu. Kadang bolos kuliah hanya untuk bekerja, ternyata berat juga ya mencari uang. Mengumpulkan uang itu sulit tetapi mengeluarkannya begitu mudah. Pernah suatu waktu, ketika sedang menunggu pasien di Klinik PT Pos, sambil istirahat termenung dalam hati terucap “kok seperti ini ya, habis waktu dari satu pintu Klinik ke pintu klinik yang lain”. Ada perasaan menyesal karena terlalu disibukkan dengan duniawi amnesia sesaat bahwa rukhiyah kita perlu diisi. Jamaah di mesjid berantakan, sholat sering molor, menjadi pelit karena lebih banyak menumpuk uang. Naudzubillah. Untungnya Allah beri aku alarm-alarm yang selalu berbunyi ketika ada gradasi akhlak yang harus diperbaiki. Diluar sana banyak orang membutuhkan bantuan kita tapi kita malah banyak menyimpan harta. Memang sih puas sekali bekerja mendapatkan uang hasil kerja keras diri sendiri dibanding hanya menunggu kiriman orang tua. Akhirnya, karena alarm berbunyi kencang sehingga saya sadar bahwa harus bisa lebih tawaddu lagi bahwa apa yang saya dapat selama ini karena ridho Allah.

Ada alasan logis kenapa saya ambil S2 di UGM dan kenapa pilihan itu jatuh di IKM. Sebelum lulus dokter, kebetulan orang tua datang ke Jogja dan ini momentum awal untuk diskusi rencana jangka panjang. Orang tua ingin saya kembali ke Kalimantan, sementara saya masih mau menghabiskan waktu mencari ilmu dan pengalaman di Jogja. Karena saya merasa ilmu saya masih sangat kurang, belum ada seteguk air yang mampu mengatasi dahaga ilmu ini. Ilmu apa aja khususnya ilmu akhirat. Akhirnya cari-cari alasan untuk menahan paling tidak 2-3 tahun lagi saya bisa bertahan di Jogja. Saya puny aide untuk ambil S2 di UGM. Bak gayung bersambut mentor saya di IKM FK UII (dr. SNT) mendukung penuh, saya disarankan ambil Kesehatan Keselamatan Kerja yang lebih aplikatif di Kalimantan, dan akhirnya saya ambil dan mendaftar di UGM. Alhamdulillah lulus dan keterima di S2 Kesehatan Kerja. Sampai ditengah jalan mau lulus master, saya mendapat beasiswa S2/S3 dari yayasan Insan Cita Bangsa dimana alumni-alumni HMI berkumpul member beasiswa pendidikan kepada kader HMI. Sepertinya sudah satu track dengan Master saya, begitu apply beasiswa dan dapat saya langsung dihubungi oleh Insan Cita untuk mendaftar di Perguruan Tinggi yang ada di negera yang sudah ditunjuk Insan Cita, USA, Inggris, Jerman, Kanada, Australia. Saya daftar di Harvard, tapi harus menunggu satu tahun dulu baru bisa masuk Harvard. Saya ambil Harvard karena teman-teman juga ambil Universitas yang keren-keren seperti John Hopkins, North California yang terkenal paling mahal, Ohio, Cambridge. Persiapan satu tahun ketika akan mendaftar 3 bulan yang lalu saya disarankan oleh pembimbing di UGM untuk mencari supervisor di Harvard. Ketemu supervisor dan kami saling contact ternyata saya terbentur oleh perbedaam kurikulum antara UGM dengan Harvard, saya disarankan oleh pembimbing di UGM dan supervisor di Harvard untuk ambil Master lagi. Ternyata ketika saya siap untuk apply Master, terbentur kembali oleh persyaratan minimal pengalaman kerja 3 tahun dibidang yang sama. Jadi ketika saya akan ambil Master K3 saya harus berada di Industri minimal 3 tahun sementara itu saya selama ini hanya bekerja di Rumah Sakit yang tidak ada hubungannya dengan Industri. Batal lagi! ditengah-tengah kebingungan saya mencoba untuk menenangkan diri dan ambil beberapa opsi-opsi. Opsi pertama PPDS, opsi kedua tetap ambil S3 tapi di Indonesia. Opsi pertama ini sepertinya agak melenceng dari konsep awal karena saya dididik dan dikader untuk mengisi pos di IKM FK UII, agak sedikit bingung bagaimana caranya pamit dengan beliau. Opsi ini juga berdasarkan masukan dari orang tua dan kiai saya. Agak sedikit goncang awalnya untuk berpaling dari IKM karena bingung harus bicara seperti apa, tapi akhirnya setelah merenung dan coba istikharah minta petunjuk Allah diberi kemantapan hati. Opsi kedua ambil S3 lagi di Indonesia, Saya merasa masih terlalu muda dan bekal saya masih kurang, saya takut ilmu S3 menjadi mubazir dan saya ingat kata pembimbing saya di UGM, kalau jadi ilmuwan harus total jangan mlenceng-mlenceng, siap tidak kalau harus ambil S3 dan mempertangung jawabkan keilmuannya kepada masyarakat. Disinilah saya kemudian berfikir kembali dan akhirnya saya putuskan untuk ambil PPDS Cardiologi dan mengabaikan S3 saya.

Saya bela-belain giat lagi bangun malam, geber lagi dhuhanya, puasa diganti lagi menjadi daud seperti pertengah kuliah dulu. Dulu sempat daud selama 9 bulan lamanya, karena kondisi langsung drop saya putuskan untuk kembali lagi ke Senin Kamis, tapi semenjak kerja di RSI Hidayatullah kembali menghidupkan Daud. Niat ini semata-mata untuk bisa lulus test di Harvard karena saya sudah habis banyak untuk persiapan. Ternyata Allah punya rencana lain yang sangat indah.

Suatu waktu, ketika bertandang ke Kampus dalam rangka persiapan akreditasi, saya bertemu dengan dua orang yang sangat berpengaruh dalam hidup saya, pembimbing saya di IKM dan kiai yang sampai sekarang menjadi guru spiritual saya. Beliaulah yang kemudian hari membimbing saya lebih intens dan saya bisa cepat menangkap pesan-pesan ilahiyah yang beliau sampaikan melalui kajian-kajian ataupun diskusi secara langsung. Saya merasakan menemukan sebuah pencerahan baru yang tidak saya dapatkan ketika saya keluar masuk beberapa paham dalam Islam, menawarkan sebuah solusi untuk mengisi dan memenuhi jiwa-jiwa yang kosong dalam hati. Saya menikmati masa-masa ini, masa dimana saya berada on the right track untuk mecari ridho Illahi. Hati saya bisa menerima tanpa ada penolakan, resistensi iya ada, tapi lama-kelamaaan ada yang membimbing langsung sehingga mengerakkan hati untuk tawaddu dan istiqomah di jalan ini. Saya menikmati proses ini dimana sebagian besar orang mempertanyakan dalil dan banyak bantahan-bantahan akan tetapi hati saya tidak menolak. Ternyata proses ini sangat indah dan sabar itu rasanya manis ya. Semoga Allah membuat hamba lebih istiqomah dan semakin tawaddu lagi dalam mengejar ridho Allah.

Sejauh ini, saya bersyukur kepada Allah karena menemukan seseorang yang dapat membimbing dan mengarahkan diri untuk bisa menjadi seorang yang berkualitas secara individu dan saya berterima kasih kepada Allah telah memberikan jalan untuk itu.

Inisiasi Kedepan
Tahun ini menjadi titik balik dalam diri untuk bisa merefleksikan gambaran masa depan. Menjadi seorang yang soleh, tawadu dan istiqomah dalam beribadah. Tak kan patah karna lelah. Perjalanan masih sangat panjang dan berliku, tentunya godaan sudah siap menunggu didepan, mempersiapkan diri untuk bisa melewati godaan tersebut dengan bekal tawakkal. Insya Allah, jika Allah ridho, tahun depan mau lanjut PPDS Cardiologi, ikut saja Allah mau tempatkan dimana waktunya kapan hanya Allah yang Maha Tahu, sebagai manusia hanya bisa ikhtiar sempurna dan berdoa dengan sungguh-sungguh agar niat tersampaikan dengan cara benar. Bahwa jika berdoa maka kita harus meyakini bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa kita. Menikah, terntunya menjadi agenda jangka pendek, malu sama Allah kalau sudah mapan namun belum menyempurnakan sebagian dari agama. Semoga Allah ridho. Jangka menengah setelah lulus dari PPDS mau menlanjutkan karir di jogja saja, karena lebih kondusif dari segi lingkungan, segi nilai-nilai keagamaan dan segi keilmuan. Semoga Allah ridho saya mengabdi di almamater FK UII yang telah membesarkan saya. Semoga Allah ridho diberi istri yang solehah dan memiliki 4 orang anak yang soleh dan solehah (2 orang laki-laki, 2 orang perempuan).Semoga Allah juga ridho bisa punya rumah sendiri yang deket dengan mesjid, didalam rumah ada mushola yang megah, rumah tingkat dua, ada halaman depan dan belakang, sederhana namun tampak elegan. Bisa punya punya  mobil sendiri yang keren, motor yang keren juga.

Selalu belajar dan belajar untuk memperbaiki diri dari segala kesalahan dan kehilafan. Tahun demi tahun harus selalu ada perbaikan dan peningkatan. Kalau dulu dimulai dari senin kamis waktu kelas 2 SMA, kelas 3 SMA ditambah tahajjud walaupun sampai sekarang masih bolong, awal kuliah ditambah dhuha walaupun hanya 2 rakaat sebelum berangkat ke kampus selain itu banyak belajar ilmu agama sebagai pondasi dan pegangan hidup, pertengahan kuliah sudah mulai khatam Qur’an minimal 1 kali dalam setahun, akhir kuliah ada penurunan iman. Bersyukur sekali Allah beri saya alarm yang selalu mengingatkan saya jika ada penurunan dibawah garis merah (BGM) sehingga reseptor iman segera meng-counter gejala-gejala penurunan iman dengan cepat dan naik lagi ke posisi aman, setelah bekerja semakin naik lagi kalau dulu belum bisa Qurban sekarang dengan hasil keringat sendiri sudah bisa Qurban, Alhamdulillah. Naik lagi setingkat sekarang semua lebih rapi dan tertata karena adanya seorang guru/kiai yang selalu member nasehat dan mengingatkan dikala gejala-gejala penurunan sudah mulai terasa.

Saya menyadari, sebagai seorang new beginner masih sangat labil, oleh karena itu perlu bimbingan dari seorang yang sudah melewati fase-fase seperti yang saya alami agar dapat dijadikan spirit dalam mencari ridho Allah. Pesawat ini dikemudikan oleh pilot yang masih amatir sehingga terbangnya jangan terlalu tinggi, pelan namun pasti. Bertahap agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Namun tetap memiliki cita-cita suatu saat akan menerbangkan sebuah concorde. Amin. Seperti kata Rasul, ibadah itu seperti seorang musafir, dalam bepergian ada kalanya istirahat, makan, minum, tidur, berteduh jalan lagi hingga akhirnya sampai pada tempat tujuan. Belajar, dan tak kan pernah berhenti belajar menjadi seorang laki-laki yang cita-citanya setinggi langit namun kedua kakinya tetap berpijak pada kokohnya bumi. Semua ini kuncinya adalah ridho Allah semata.

“Jika memang harus berlari dan berlari dalam mencari ridho Allah, tak kan pernah lelah raga ini untuk terus berlari hingga kelelahan itu sendiri merasa lelah mengejar kita”

Jogjakarta, 25 September 2012
SRS, MD, M.Sc