Pages

Saturday, 21 November 2009

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN OBSTRUKSI SALURAN PENCERNAAN



Patofisiologi
• Ketika obstruksi saluran pencernaan terjadi, gelombang peristaltic proksimal meningkat pada daerah obstruksi dalam usaha untuk menggerakkan isi dari daerah obstruksi.
• Gelombang peristaltic ini menghasilkan suara perut dengan nada tinggi.
• Peristaltik berhenti, ketika cairan dan gas berkumpul di belakang daerah obtsruksi, seperti ditemukan pada Ilues Paralitic.
• Distensi abdomen yang berasal atau disebabkan pembengkakan usus, menekan paru-paru akan membuat tekanan diafragma melemah.

Penyebab Obstruksi Saluran Intestinal.
• Faktor Mekanik.
• Faktor Neurologik.
• Faktor Vaskular.

1. Faktor Mekanik.

• Perlengketan merupakan penyebab yang paling mungkin pada obstruksi usus.
• Perlengketan juga sering terjadi pada pasien post Operasi perut, tetapi apabila sebab-sebabnya tidak diketahui dapat menyebabkan suatu keadaan yang lebih serius.
• Iritasi yang timbul setelah prosedur pembedahan dapat juga mempercepat terjadinya perlengketan, juga jaringan ikat bekas luka akan menimbulkan penyempitan dari usus.
• Timbulnya perlengketan yang luar biasa, sangat mungkin untuk terjadinya obstruksi.

Hernia.
• Suatu hernia incarcerate kadang-kadang bisa menjadi penyebab obstruksi, tergantung kepada ukuran cincin hernia itu sendiri.
• Pada hernia strangulasi selalu terjadi obstruksi karena usus tidak berfungsi dimana suplay darah terhalang.

Volvulus.
• Volvulus adalah terbelitnya usus yang sering menimbulkan terhentinya isi rongga perut.
• Hal ini bisa terjadi pada usus halus atau usus besar, dan dapat kembali tanpa tindakan operasi, apabila penekanan pada usus dapat berhasil diperbaiki.
• Volvulus usus besar kadang-kadang dapat bebas apabila diberikan barium enema.

Intussusepsi.
• Intussusepsi adalah suatu penyarungan usus dari yang diatasnya, dan pada umumnya terjadi pada bayi, terjadi pada hubungan ileocaecal, usus kecil menyarung ke dalam usus besar.
• Pada orang tua biasanya bergabung dengan tumor dari usus besar, yang mana penyarungan ke bagian distal usus terjadi akibat gerakan peristaltic.
• Pada bayi, barium enema kadang-kadang menyebabkan lepasnya intussepsi.
• Tindakan pembedahan dilaksanakan pada intussepsi yang sudah terjadi cukup lama dan tidak bisa kembali sendiri, sehingga bisa terjadi kerusakkan pada dinding usus

Faktor Neurogenik.
1. Suatu obstruksi dinamik kadang-kadang disebut Paralitik Ileus, disebabkan oleh kuang aktivitas peristaltic.
2. Aktivitas tenaga dorong dari usus besar terhalang oleh rangsangan refleks yang dapat disebabkan oleh sejumlah patologis atau penyakit yang berbeda.
3. Umumnya timbul setelah operasi / bedah perut karena usus besar berhenti berfungsi selama beberapa waktu, berkisar dari beberapa jam hingga beberapa hari
4. Prosedur / tindakan yang ditangani pada usus besar secara ekstensif dan prosedur pada daerah retroperitoneal dapat menyebabkan masalah setelah operasi.
5. Pengobatan / cara mengatasinya adalah dengan alat penghilang gas hingga usus besar mulai berfungsi.
6. Infeksi pada abdomen / perut dan kadang-kadang kapasitas thorax seperti pneumonia lobaris, peritonitis atau pankreatitis, seringkali menyebabkanileus pada daerah asal infeksi.
7. Penyebab umum lainnya adalah ketidak-seimbangn elektrolit, khususnya hypokalemia.

Faktor Vaskular
• Gangguan suplay darah ke tiap bagian tubuh menyebabkan luka timbul dan fungsi berhenti.
• Darah disuplay / dialirkan ke usus besar melalui pembuluh arteri inferior mesenteric, superior dan celiac.
• Pembuluh darah ini mempunyai inter komunikasi anatomic pada ujung pancreas dan sepanjang garis lintang usus besar.
• Kemacetan /hambatan total (Mesenteric Infarction), setiap kemacetan suplay darah arteri ke usus besar, seperti pada mesenteric thrombosis, akan secara efektif menghentikan fungsi usus besar. Hal ini biasanya disebabkan oleh ukuran pembuluh darah yang tersumbat, perluasan / pembesaran usus besar tanpa suplay darah, dan kecepatan timbulnya kemacetan.
Suatu kemacetan yang akut dapat menyebabkan luka abdomen yang parah tanpa tanda-tanda kesulitan usus karena luka tersebut disebabkan oleh jaringan ischemic (bukan sekedar akibat dari kesulitan obstruksi.


PENGKAJIAN
1. Yang harus dimonitor pada pasien dengan obstruksi saluran pencernaan adalah :
Suara saluran cerna bagian bawah (bowel) : ada / tidak dan jenisnya.
• Nyaring / keras, frekuensi, suara nada tinggi dapat di dengar dengan adanya perkembangan obstruksi.
• Suara perut ini tidak terdengar jika peristaltic berhenti.

Suara perut melemah dan berganti dengan flatus, terjadi apabila peristaltic
kembali ada.
2. Muntah, kaji tipe dan frekuensi.
• Melimpah (profuse), tidak ada isinya, terjadi pada obstruksi usus halus bagian proksimal.
• Biasanya tipe muntah yang berisi (profuse)terdapat / terjadi pada pasien dengan obstruksi saluran pencernaan bagian bawah (bowel obstruction distal)

3. Rasa sakit pada perut, luka dan jenis :
• Sakit karena kram (cramping) terjadi akibat perkembangan obstruksi.
• Sakit umumnya tetap dan menyebar (diffuse) sesuai dengan distensinya.

4. Distensi abdomen : digunakan pita pengukur untuk menentukan
Perubahan ukuran. Tempat / daerah yang diukur selalu tetap, khususnya yang
Melewati umbilicus.

5. Urinary Output : jumlah
• Monitor total output (jumlah menurun,tanda dehidrasi)
• Monitor frekuensi pengosongan retensi urine.

6. Tanda-tanda vital
• Panas, takhikardi, dan hipotensi terlihat pada psien dengan dehidrasi.
• Panas, umumnya juga merupakan indikasi dari obstruksi atau peritonitis.




Bila Artikel ini berkenan bagi Anda
Silahkan DownLoad
Disini

No comments:

Post a Comment