Pengertian Tetanus :
Yaitu infeksi spesifik yang disebabkan oleh Closteridium tetani, yaitu bakteri yang bisa membentuk spora yang untuk pertumbuhannya memerlukan kondisi yang an-aerobic (tidak mengandung oksigen).
Jadi sangat penting diingat jika menghadapi pasien dengan luka yang dalam, terutama jika terdapat jaringan mati sebagai media yang baik untuk pertumbuhan kuman.
Kuman tetanus merupakan kontaminasi yang bisa berasal dari tanah biasa / normal, yang masuk ke dalam badan sewaktu kecelakaan atau operasi, misalnya sewaktu tertusuk, anatara lain di telapak kaki.
Masa inkubasi antara 48 jam sampai 3 minggu. Makin singkat masa inkubasinya, makin parah gejala-gejalanya.
Toxin yang diproduksi oleh kuman tersebut adalah neurotoxin, yang mudah menempel pada sel-sel syaraf, dan menyeabkan otot-otot kejang secara terus-menerus (sustained spasm ) dan sangat hebat, sehingga mudah menimbulkan kelelahan yang bisa disusul oleh kematian.
Gejala-gejalanya :
1. Kelelahan atau sakit otot.
2. Spasmus otot.
• Trismus jika pada rahang (lock jaw).
• Epithotonus jika mengenai otot-otot tulang belakang, sehingga terlihat sebagai ekstensi spinal.
• Kesulitan menelan jika yang kena otot-otot pharynx.
• Kesulitan bernapas jika kena otot-otot pernapasan.
• Pada tetanus yang parah bisa terjadi spasmus otot-otot secara menyeluruh (generalized), semua otot-otot kejang, pernapasan tertahan / terhenti, pasien biru (cyanosis), dan selanjutnya terjadi anoxia cerebral. Bila keadaan yang demikian berlangsung lama atau erulang-ulang, akan terjadi kerusakan otak, dan pasien bisa meninggal.
Pencegahan ( Prophylaxis).
1. Immunisasi aktif, dengan pemberian Toxoid Tetanus, yang merupakan satu-satunya cara profilaksis yang efektif. (contoh salah satu cara pemberian immunisasi aktif : 3 kali suntikan ½ ml, sekarang, 6 minggu dan 9 bulan kemudian). TT termasuk / disertakan dalam triple antigen yan kini diberikan pada bayi-bayi. Diperlukan dosis Booster ( penyokong, tambahan) setiap 5 tahun, atau setelah terjadi trauma yang beraat.
2. Immunisasi pasif, dengan Anti Tetanus Serum (ATS), yang harus diberikan hanya kepada pasien yang tidak pernah di immunisasi aktif, dan yang mendapat luka dengan kecenderungan ditulari kuman tetanus (tetanus prone wound).
Pengobatan seorang penderita dengan gejala-gejala tetanus :
Dalam praktek, angka kematian bisa ditekan sampai nol, jika yang dihadapi penderita tetanus dalam keadaan dini, dan diberikan pengobatan secara adekwat (cukup, memadai).
Kuman tetanus bisa dibasmi dengan antibiotic golongan Penicillin dengan dosis besar, tetapi obat-obat tersebut tidak berpengaruh terhadap toxin yang sudah menempel pada sel-sel syaraf.
Pasien tetanus dengan sendirinya akan pulih dari proses penyakitnya, asalkan pasien bisa dipertahankan hidup dengan mengikuti cara perawatan dan pengobatan yang adekwat.
Yaitu infeksi spesifik yang disebabkan oleh Closteridium tetani, yaitu bakteri yang bisa membentuk spora yang untuk pertumbuhannya memerlukan kondisi yang an-aerobic (tidak mengandung oksigen).
Jadi sangat penting diingat jika menghadapi pasien dengan luka yang dalam, terutama jika terdapat jaringan mati sebagai media yang baik untuk pertumbuhan kuman.
Kuman tetanus merupakan kontaminasi yang bisa berasal dari tanah biasa / normal, yang masuk ke dalam badan sewaktu kecelakaan atau operasi, misalnya sewaktu tertusuk, anatara lain di telapak kaki.
Masa inkubasi antara 48 jam sampai 3 minggu. Makin singkat masa inkubasinya, makin parah gejala-gejalanya.
Toxin yang diproduksi oleh kuman tersebut adalah neurotoxin, yang mudah menempel pada sel-sel syaraf, dan menyeabkan otot-otot kejang secara terus-menerus (sustained spasm ) dan sangat hebat, sehingga mudah menimbulkan kelelahan yang bisa disusul oleh kematian.
Gejala-gejalanya :
1. Kelelahan atau sakit otot.
2. Spasmus otot.
• Trismus jika pada rahang (lock jaw).
• Epithotonus jika mengenai otot-otot tulang belakang, sehingga terlihat sebagai ekstensi spinal.
• Kesulitan menelan jika yang kena otot-otot pharynx.
• Kesulitan bernapas jika kena otot-otot pernapasan.
• Pada tetanus yang parah bisa terjadi spasmus otot-otot secara menyeluruh (generalized), semua otot-otot kejang, pernapasan tertahan / terhenti, pasien biru (cyanosis), dan selanjutnya terjadi anoxia cerebral. Bila keadaan yang demikian berlangsung lama atau erulang-ulang, akan terjadi kerusakan otak, dan pasien bisa meninggal.
Pencegahan ( Prophylaxis).
1. Immunisasi aktif, dengan pemberian Toxoid Tetanus, yang merupakan satu-satunya cara profilaksis yang efektif. (contoh salah satu cara pemberian immunisasi aktif : 3 kali suntikan ½ ml, sekarang, 6 minggu dan 9 bulan kemudian). TT termasuk / disertakan dalam triple antigen yan kini diberikan pada bayi-bayi. Diperlukan dosis Booster ( penyokong, tambahan) setiap 5 tahun, atau setelah terjadi trauma yang beraat.
2. Immunisasi pasif, dengan Anti Tetanus Serum (ATS), yang harus diberikan hanya kepada pasien yang tidak pernah di immunisasi aktif, dan yang mendapat luka dengan kecenderungan ditulari kuman tetanus (tetanus prone wound).
Pengobatan seorang penderita dengan gejala-gejala tetanus :
Dalam praktek, angka kematian bisa ditekan sampai nol, jika yang dihadapi penderita tetanus dalam keadaan dini, dan diberikan pengobatan secara adekwat (cukup, memadai).
Kuman tetanus bisa dibasmi dengan antibiotic golongan Penicillin dengan dosis besar, tetapi obat-obat tersebut tidak berpengaruh terhadap toxin yang sudah menempel pada sel-sel syaraf.
Pasien tetanus dengan sendirinya akan pulih dari proses penyakitnya, asalkan pasien bisa dipertahankan hidup dengan mengikuti cara perawatan dan pengobatan yang adekwat.
Apabila Artikel ini berkenan bagi Anda
Silahkan DownLoad
Disini
No comments:
Post a Comment