Pages

Tuesday, 24 November 2009

DIABETES MELITUS


Diabetes Melitus ialah penyakit gangguan metabolisme terutama karbohidrat yang disebabkan kekurangan hormon insulin absolut maupun relatif dengan segala akibatnya pada multi organ. Kejadian DM didunia 1 - 2 % penduduk, sebelum ditemukan insulin sering ditemukan penyulit akut dan sangat jarang ditemukan penyulit kronis, hal ini dikarenakan penderita sudah meninggal sebelum terjadi penyulit kronis. Akhir-akhir ini penyulit akut dapat diatasi dan dicegah, sehingga penderita DM dapat hidup lebih lama dan timbul penyulit kronis seperti retinopati, neropati dan nepropati.

Gejala Klinis :
1. Poliuri : banyak kencing, terutama malam hari. Hal ini karena gula yang keluar melalui urine membawa air.
2. Polidipsi : banyak minum, hal ini karena kencing banyak, tubuh mengalami dehidrahi yang merangsang pusat haus.
. Polifagi : banyak makan, cepat lapar, hal ini karena ada gangguan metabolisme glukosa -- kalori berkurang -- rasa lapar.
4. Berat badan menurun, dan badan merasa lemah.
5. Keluhan lain : luka yang sulit sembuh dan kadang-kadang timbul ganggren, gatal-gatal, gejala infeksi saluran kencing, gangguan penglihatan karena retinopati / katarak.

Pemeriksaan Jasmani :
Pada penderita DM tanpa penyulit biasanya tidak dijumpai kelainan fisik. Kelainan fisik timbul akibat adanya penyulit baik penyulit akut maupun kronis.

Pemeriksaan Laboratorium :
Diagnosa pasti DM bila gula darah (GD) sewaktu 200 mg/dl dalam 2 waktu yang berbeda, atau GD puasa >120 mg.dl dan PP > 200 mg/dl.
Pemeriksaan urine reduksi . glukosa urine hanya sebagai penyaring.
Bukan DM bila GD puasa <120 mg.dl dan PP< 140 mg.dl.
Bila hasil meragukan yaitu GS puasa < 120 dan PP 140 - 200 mg.dl, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan tes toleransi glukosa oral TTGO, penderita puasa 8 jam, kemudian diberikan glukosa 75 gr, diperiksa kadar GD pada puasa, 1 jam PP dan 2 jam PP, dengan kemungkinan hasil sbb :
1. Bukan DM bila GD Normal (puasa)<120 mg/dl dan 2 jam PP <140 mg/dl
2. Toleransi glukosa terganggu (TGT) bila GD puasa < 120 mg.dl dan 2 jam PP 140 - 200 mg.dl.
3. DM bila GD 2 jam PP > 200 mg.dl

Pada follow up diperiksa GD N / PP atau GD kurve harian (N,jam 11.00, jam 16.00)
Klasifikasi DM :
Dalam perkembangannya klasifikasi DM selalu berubah, tetapi pada prinsipnya ada 2 macam yaitu IDDM (insulin dependent DM) dan NIDDM (noninsulin dependent DM).
Klasifikasi DM menurut WHO yang terakhir yaitu :
1. DM tipe I (IDDM(
2. DM tipe II (NIDDM).
3. MRDM (malnutitional related DM)
4. DM Gestational (hamil).
5. DM sekunder (penyakit hati, pankreas, ginjal, tiroid dll).
6. TGT (toleransi glukosa terganggu).

Pengobatan DM :
Pengobatn DM meliputi : diet, olah raga, OAD (anti diabetes oral), insulin, dan penyuluhan. Secara praktis cara pengobatan DM sbb :
Perhatikan adanya pemyulit / tidak, apakah ada indikasi insulin .tidak. Bila tidak ada indikasi pemberian insulin, cukup dengan diet dan olah raga selama 2 minggu s/d 1 bulan bila tidak ada respon, dipertimbangkan pemberian OAD/Insulin.

No comments:

Post a Comment