Wah.. wah..wah entah mengapa koass stase IKm ini kuhadapi dengan semangat 45. Walaupun jauh dari jogja ke secang, sempat aku lalui bersama-sama team, sebut saja mereka binta, daper and si wajah mesum Irsat.
Karena memang sejak awal pingin di struktural, ga pingin ambil klinisi. Klinisi itu jadi pekerja, kalau struktural kita diluar sistem, menjadi pengamat kebijakan kesehatan di indonesia. hehehehe.. Kalau kata Prof. Rusdi, orang-orang IKM pas kalau di posisi Menteri Kesehatan, Amien.. hehehe
Berangkat dari ketertarikan ilmu sosial kemasyarakatan, IKM ini memerlukan pisau analisa sosial yang tajam terhadap permasalahan sosial. Disini kita akan berhadapan dengan berbagai masyarakat dengan berbagai macam latar belakang sosial dan kultural. Nah sobat, disitulah tantangannya. Aku sendiri lebih senang menghadapi konflik dibanding harus menghindari konflik, ketika kita menghadapi konflik, kita akan berhadapan dengan manajemen konflik yang memerlukan berbagai problem solving hehehehe..
jadi begini sebenarnya, klinisis tiu kalau menurut saya lebih profit oriented, aduh benturan ideologinya sangat besar dibanding IKM. Sumpah ga tenang ketika harus dikejar-kejar oleh pabrik obat yang minta tanda tangan untuk meresepkan jenis obat paten yang harganya memang mahal. Ambil contoh, antibiotik amoksisilin aja ada berapa macam perusahaan farmasi yang menjual amoksisilin sebagai nama dagang.. contoh amoksan dsb.. ya ga bro??
itu baru amok, belum yang lain. bikin ga tenang dengan keadaan seperti itu.. Jadi cari amannya aja ya ambil IKM aja, mental kita lebih ditempa untuk problem solving dan mental kita lebih tebal untuk survive dalam sistem beoliberal seperti saat ini.. hehehe..
Nah, semangat itu yang aku bawa ketika koass IKM disecang, dengan berbagai macam program yang cukup banyak sehingga bener-bener keteteran n kewalahan. Mulai dari manajemen mutu puskesmas, manajemen program, Survey mawas diri and MMD.. Hmm.. capek sich tapi bener-bener asyiik.. Bagaimana kita harus mengedepankan aspek profesionalisme diatas segala-galanya, badan terasa capek, pikiran pun lelah, hati terkadang bergejolak.. tapi kita harus tetap melambaikan senyum kita yang tulus diantara para stakeholder di desa. Itulah kita sebagai calon dokter harus dapat ditempa sedini mungkin untuk dapat memberikan yang terbaik untuk semua.
Naah, dari itu semua sebenarnya masih ada yang mengganjal dari dalam hati. bagaimana cara meyakinkan ortu khususnya bapak yang mana beliau sangat getol banget aku disuruh ambil klinisi, spesialis interna atau bedah.. hmmpff... Capek dech..
Padahal dari sekarang sudah mempersiapkan diri untuk ambil MPH, entah dimana aja. yang penting cita-cita kesampaian. Khusus IKm sendiri sebenarnya masih sangat luas cakupannya, mau ambil epidemiologi, pembiayaan kesehatan, promosi kesehatan atau K3 Hiperkes. Yang terakhir itu yang diinceng, K3 Hiperkes. Keren kan jadi dokter perusahaan duitnya banyak trus ga dikejar-kejar pabrik obat. Malahan kita bisa merumuskan suatu konsep perusahaan sehat. Toh ujung-ujungnya struktural juga nantinya. Kumpulin duit untuk bikin RS. Islam (namanya belum kepikir, saat ini kepikiran Ar RAhman), kalau udah punya RS, rencananya ntar ambil MARS or MMR, naik dech ke atas di struktural.
Mbah, eyang, kakek, nenek, encang, encing, opa, oma mbok de n pakde, mbok lik n pak lik, tante n om semuanya.. MINTA DOANYA YA, SEMOGA MY DREAM COME TRUE.. AMIEN
No comments:
Post a Comment