Sunday, 3 May 2009
INTUBASI ENDOTRAKEAL
Tujuannya adalah untuk menegakkan patensi jalan napas
Indikasi :
Kebutuhan akan ventilasi mekanik
Kebutuhan higienepolmunerKemungkinanKomplikasi
Kemungkinan aspirasi
Kemungkinan obstruksi jalan napas bagian atas
Pemberian anestesi
Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi yang absolute, namun demikian edema jalannapas bagian atas yang buruk atau fraktur dari wajah dan leherdapat memungkinkan dilakukan intubasi
Kemungkinan Komplikasi
• Memar, laserasi, dan abrasi
• Perdarahan hidung (dengan intubasi nasotrakeal)
• Obstruksi jalan napas (herniasi manset, tube kaku)
• Sinusitis(dengan nasotrakeal tube)
• Ruptur trakeal
• Fistula trakeoesofageal
• Muntah dengan aspirasi,gigi copot,atau rusak
• Disritmia jantung
Peralatan
• ETT dalam berbagai ukuran
• Stylet (sejenis kawatyang dimasukkan ke dalam kateter atau kanula dan menjaga kanula tersebut agar tetap kaku/tegak)
• Laringoskop, bengkok dan berujung lurus
• Forsep Macgill (hanya untuk intubasi nasotrakeal)
• Jelli anestesi
• Kasa busa 4 x 4
• Spuit 10 ml
• Jalan napas orofaringeal
• Resusitasi bag dengan adapter dan masker yang dihubungkan dengan tabung oksigen dan flow meter
• Suction
• Kanul penghisap dengan sarung tangan
• Ujung penghisap tonsil Yankauer
• Plester 1 cm
• Mesin monitor jantung
• Peralatan henti jantung
Prosedur
1. Ingatkan ahli terapi pernapasan, dan siapkan alat ventilator atas set oksigen seperti yang dianjurkan dokter.
2. Jelaskan prosedur pada pasien, jika mungkin. Pasang restrain jika diperlukan.
3. Yakinkan bahwa pasien mendapatkan terapi intravena yang stabil.
4. Tempatkan peralatan hentijantung di sisi tempat tidur.
5. Periksa untuk meyakinkan bahwa peralatan penghisap (suction) danambu bag sudah tersedia dan berfungsi dengan baik. Hubungkan ujung penghisap Yankauer pada sumbernya.
6. Jika pasien tidak dalam monitor jantung, hubungkan pada monitor atau EKG.
7. Pindahkan alas kepala dan tempatkan pasien sedekat mungkin dengan bagian atastempat tidur. Pasien harus dalam posisi sniffing, leher dalam fleksi dengankepala eskstensi. Hal inidapat dicapai dengan menempatkan 2-4 inci alas kepala dileher belakang.
8. Siapkan laringoskop.
9. Siapkan ETT, dan kembangkan manset / balonnya untuk mengetahui adanya kebocoran dan pengembangan yang simetris.
10. Basahi ujung distaldari ETT dengan jelli anestetik.
11. Masukkanstylet ke dalam tube, yakinkan untuk tidak menonjolkan keluar dari ujung ETT.
12. Persiapan untuk memberikan obat-obatan IV (diazepam)
13. Pegang dengan bagian probe dan stylet pada tempatnya, laringoskop dengan posisi mengarah jalan napas orofaringeal.
14. Observasi dan berikan dukungan pada pasien. Pertahankan terapi IV dan awasi adanyadisritmia.
15. Berikan tekanan pada krikoid selama intubasi endottrakeal untuk melindungi regurgitasi isi lambung. Temukan kartilago krikoid dengan menekan raba tepat di bawah kartilago tiroid (Adam apple). Bagian inferior yang menonjol kea rah kartilago adalah krikoid kartilago.Berikan tekananpada bagian anterolateral dari kartilago tepat sebelah lateral dari garis tengah, gunakan ibu jari dan telunjuk. Pertahankan tekanan sampai manset endotrakeal dikembangkan.
16. Setelah ETT pada tempatnya, kembangkan manset denga isi yang minimal sebagai berikut;
1. Selama inspirasi (bag resusitasi manual atau ventilatory) masukkan dengan perlahan udara ke dalam garis manset. Tahan manset yang telah dikembangkan selama siklus ekspirasi.
2. Ulangi dengan perlahan pengembangan mansetselama siklus inspirasi tambahan.
3. Akhiri mengembangkan manset bila kebocoran sudah terhenti.
17. Lakukan penghisap dan ventilasi.
18. Untuk memeriksa posisi ETT, lakukan auskultasi bunyi napas.
19. Fiksasi ETT pada tempatnya.
Tindak lanjut
Pastikan bahwa ETT telah terfiksasi dengan baik dan pasien mendapat ventilasi yang adekuat, kaji sumber oksigen atau ventilator.
Labels:
Emergensi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment