Pages

Showing posts with label Tokoh. Show all posts
Showing posts with label Tokoh. Show all posts

Monday, 7 February 2011

Hamengkubuwono IX


Oleh : dr. Sani Rachman Soleman
Mungkin bangsa ini lupa bahwa Indonesia pernah memiliki pemimpin yang memiliki integritas tinggi. Sosok yang terlupakan itu adalah Hamengkubuwono IX. Mencoba untuk menyelami integritas beliau dalam membangun NKRI patut diberikan apresiasi sendiri. HB IX yang dilahirkan dalam darah biru keratin kasultanan Ngayogyokarto Hadiningrat ini merupakan Raja Jawa yang disegani oleh kawan maupun lawan. Darah biru yang mengalir dalam tubuhnya mengokohkan pondasi keIndonesiaan yang jauh lebih besar dibanding ambisi local menjadi penguasa.


HB IX yang dilahirkan dengan naman kecil Dorojatun, sejak kecil oleh HB VIII dititipkan oleh keluarga belanda, oleh keluarga belanda tersebut ia diberi naman Henky. Menurut beliau naman itu diberikan karena terinspirasi oleh pangeran Belanda saat itu, Hendrik. Sejak kecil hingga dewasa, dididik dan dibesarkan dalam lingkungan belanda namun setelah dewasa nilai-nilai kejawen tidak pudar dalam sosoknya yang tegar. Bahkan ketika menggantikan tahta ayahnya HB VIII, ia masih menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut dihadapan Belanda khususnya yang ketika itu dipimpin oleh Gubernur Adam.

Nilai-nilai yang perlu digali oleh seorang HB IX adalah pemikiran beliau tentang Indonesia yang sejahtera dan lebih baik. Ketika Belanda memiliki niat buruk untuk memecah kembali kesultanan Jogja dengan membenturkan kepentingan individu dalam keratin HB IX justru mengumpulkan seluruh kerabat keraton dan menawarkan jabatan Sultan HB IX kepada siapapun kerabat yang menginginkan jabatan tersebut. Namun tidak ada satupun kertabat keraton yang menginginkannya. Artinya, sebelum Gubernur Adam menggoyang kerajaan, HB IX justru terlebih dahulu membuat solid internal keraton agar tidak mudah di goyang oleh Belanda.

Tindakan yang paling fenomenal adalah ketika Maklumat HB IX untuk bergabung dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), hal ini membuat HB IX menyerahkan kekuasaan wilayahnya yang sangat luas kepada NKRI. Beliau hanya berfikir tentang keutuhan dan kesatuan bangsa yang jauh lebih besar dibanding kepentingan local yang mudah dipecah belah oleh asing. Padahal sebagaimana kita ketahui luas daerah kekuasaan beliau seluruh DIY bahkan sebagian kecil Jawa Tengah. Jika melihat sepintas bahwa beliau cukup berkuasa atas tanah dan segala hasil bumi yang terkandung didalamnuya. Namun menagapa diserahkan seluruhnya kepada Indonesia tanpa kompensasi apapun. Ketika Batavia sebagai ibukota tidak cukup representative menjadi ibukota, Sultan HB IX justru menawarkan Jogjakarta sebagai ibukota sampai Batavia cukup aman dan terkendali. Dan beliaupun sadar dengan segala konsekuensinya ketika sikap tersebut diambil. Bahkan kemungkinan terburuknya Jogja akan hancur lebur remuk redam beliau sudah siap. Bukan hanya itu saja beliau mewakafkan sebagian harta kerajaan untuk gaji pegawai ketika itu secara cuma-cuma tanpa meminta pamrih atas usaha yang beliau lakukan. Beliau pun mewakafkan tanah kerjaan untuk pembangunan UGM. Sebuah jiwa patriotism tinggi yang patut ditiru oleh generasi penerus bangsa Indonesia.

Beliau ngarso ndalem HB IX merupakan birokrat yang paling lama berkecimpung dalam politik Indonesia. Pernah menjadi menteri pertahanan dan sejumlah jabatan penting di Kabinet yang ketika itu dipimpin oleh Soekarno. Hingga jabatan tertinggi yang diemban beliau adalah Wakil Presiden tahun 1973-1978. Beliau juga tidak pernah silau dengan jabatan tersebut, buktinya sesuai dengan ucapan beliau bahwa akan menjadi Wakil Presiden cukup sekali saja terpenuhi. Beliau sebagai seorang raja masih berpegang teguh pada Sabdo Pandito Ratu, sekali bicara pantang menarik kembali. Beliau bukan tipe pemimpin yang haus kekuasaan, namun beliau tipe pemimpin yang mengayomi seluruh rakyat Indonesia. Bahkan ketika setelah menjadi wakil presiden beliau masih bermanfaat dengan ditunjuk menjadi ketua PSSI dan Gerakan Pramuka. Sebuah prestasi yang pantas tertulis dalam tinta emas perjalanan Bangsa Indonesia hingga detik ini, bahkan pantas bagi beliau di beri anugrah Pahlawan Nasional. Ketulusan perjuangan dan keikhlasan berkorban yang akhirnya mengantarkan beliau syahid di jalan Alloh dan dimakamkan di pemakaman raja jawa di Imogiri, Bantul. Terima kasih Pak Sultan, telah mengajarkan semangat patriotism pada anak bangsa ini..


Friday, 7 August 2009

In Memory : Cory Aquino Sang Revolusioner People Power


Dunia tak akan melupakan mantan Presiden Filipina Corazon Aquino. Perempuan yang dikenal dengan gerakan 'People Power' ini adalah ikon perjuangan rakyat melawan penguasa lalim. Cory -sapaan akrabnya- bukanlah perempuan biasa. Dia adalah seorang pemimpin revolusi yang menginspirasikan gerakan melawan tirani.

Kepergiannya pada Sabtu 31 Juli 2009 pun membuat rakyat Filipina berkabung selama 10 hari. Sebagai pemimpin revolusi, Cory yang meninggal pada usia 76 tahun selalu dikenang sebagai perempuan hebat yang mengembalikan nyawa demokrasi Filipina pada 1986. Sejarah mencatat masa genting itu sebagai tahun yang tak terlupakan.

Selama 3 hari di bulan Februari 1986, dunia melihat Cory, seorang perempuan yang mengenakan pakaian berwarna kuning menyala yang memimpin jutaan orang dalam gerakan damai menentang Ferdinand Marcos. Saat itu, Marcos yang berkuasa dengan tangan besinya telah memerintah selama dua dasawarsa.

Sebelumnya, Cory hanyalah ibu rumah tangga biasa. Lahir sebagai keturunan klan Cojuangco di kawasan utara Provinsi Tarlac pada 25 Januari 1933, Cory tumbuh sebagai keluarga dengan berbagai privilege, kekuasaan dan kekayaan. Dia pun mendapatkan pendidikan yang berkualitas di AS dan Manila. Pada mulanya, Cory tak memiliki ambisi politik apa-apa, namun semuanya menjadi berbeda setelah dia bertemu seorang wartawan muda dengan karir cemerlang, Benigno 'Ninoy' Aquino. Ninoy yang berasal dari klan Tarlac kemudian menikahinya pada 1954.

Ninoy yang cerdas dan kritis kemudian menjadi senator yang mendapat dukungan dari sejumlah kalangan untuk maju menjadi presiden pengganti Marcos. Seketika Ninoy pun menjadi ancaman bagi Marcos. Pada September 1972, Marcos menyatakan keadaan perang dan memenjarakan ratusan lawan politik maupun pengecamnya, termasuk Ninoy.

Sampai pada suatu saat, Ninoy yang menderita sakit mendapat izin untuk berobat ke Boston, AS bersama istrinya. Marcos pun cukup lega karena Ninoy dalam pengasingannya di Boston tak akan banyak mengusik Marcos. Namun setelah Ninoy sembuh, Marcos gusar karena lawannya itu ngotot kembali ke Filipina.

Pada 1983, Ninoy yang tak tahan melihat penderitaan rakyat Filipina dari jauh pun memilih pulang kampung. Namun 20 Agustus menjadi hari terakhirnya di dunia. Saat kaki Ninoy menginjak tanah Filipina, sebutir peluru menembus kepalanya. Senator yang dirindukan rakyat Filipina itu pun tewas.

Kematian Ninoy membuat Cory memutuskan segera kembali ke Filipina dan menggalang kekuatan untuk menyatukan kalangan oposisi. "Saya bukan membalas dendam, hanya keadilan. Tidak hanya untuk Ninoy, tapi untuk seluruh rakyat Filipina yang menderita," kata Cory saat mendeklarasikan gerakan 'People Power'.

Puncak gerakan oposisi terjadi setelah Marcos memenangkan pemilu Filipina pada 1986 yang diwarnai kecurangan yang sangat masif. Cory yang didukung Gereja Katolik memimpin lebih dari 1 juta orang turun ke jalan. Saat itu pun dikenang dengan kelahiran 'People Power'. Gerakan itu pun sukses menggulingkan Marcos. Cory naik menjadi Presiden Filipina.

Cory segera membentuk komisi untuk merancang konstitusi baru serta menghapus jaringan kroni Marcos yang mengontrol ekonomi dan membebaskan aktivis politik. Cory juga memulai dialog dengan kalangan komunis dan muslim pemberontak. Keberhasilannya menegakkan demokrasi pun membuat majalah TIME menganugerahkan gelar Women of The Year pada 1986.

Sayang, usaha Cory tak berjalan seperti yang dia cita-citakan. Koalisi yang dibangunnya pecah. Dia digoyang 6 kudeta militer, pertentangan politik, serangan pemberontak dan kegagalannya mengubah sistem politik yang didominasi klan keluarga elit. Cory juga beberapa kali lolos dari sejumlah kudeta berdarah.

Meski pemerintahannya berakhir, Cory tetap konsisten dengan cita-citanya. Pada masa pensiunnya bahkan saat menderita sakit, dia tak pernah lupa mengingatkan rakyat Filipina untuk melawan penyalahgunaan kekuasaan dalam pemerintahan. Dia dijuluki sebagai pahlawan Asia oleh majalah TIME pada 2006. TIME menggambarkan Cory sebagai simbol 'People Power' yang memberi inspirasi melawan tirani.

Pada tahun terakhirnya, Cory yang dulunya mendukung kepemimpinan Presiden Gloria Macapagal Arroyo berbalik arah menentangnya. Itulah wujud konsistensi Cory tak merestui Arroyo yang keluarganya didakwa melakukan korupsi. Cory bahkan ikut bergabung dengan massa yang turun ke jalan untuk mendemo Arroyo. Namun aksi itu mau tak mau berhenti setelah dia didiagnosa menderita kanker kolon pada Maret tahun lalu.

Meski demokrasi di Filipina belum sepenuhnya seperti harapan Cory, namun tak ada yang sangsi pada sosok Cory sebagai negarawan yang selalu optimistis dan tak kenal lelah berjuang. Perempuan Asia pertama yang tampil sebagai presiden perempuan di dunia ini akan selalu dikenang dalam sejarah demokrasi, bukan hanya bagi Filipina, tetapi juga bagi seluruh dunia. Selamat jalan Corazon Aquino!


sumber : www.inilah.com

Tuesday, 23 June 2009

Tokoh : Mahmud Ahmadinejad, Melawan Hegemoni Barat



Mahmud Ahmadinejad atau bisa dibaca Ahmadinezhad (bahasa Persia: محمود احمدی‌نژاد ; lahir 28 Oktober 1956[2][3]) adalah Presiden Iran yang keenam dan memperoleh 61.91% suara pemilih pada pilpres Iran tanggal 24 Juni 2005.[3] Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus 2005.[1] Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih sebagai presiden[2]. Ia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif yang sangat loyal terhadap nilai-nilai Revolusi Islam Iran, 1979.



Lahir di daerah desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 120 kilometer arah tenggara Teheran. Dia merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Orang tuanya, Ahmad Saborjihan, memberi nama Mahmud Saborjihan saat lahir. Dia menggunakan nama tersebut hingga sebuah keputusan besar mendorong keluarganya untuk hijrah ke Teheran pada paruh kedua tahun 1950-an. Di Teheran, ayahnya merubah namanya menjadi Mahmud Ahmadinejad sebagai isyarat religiusitas dan semangat mencari kehidupan yang lebih baik, karena Saborjihan dalam bahasa Parsi berarti pelukis karpet, pekerjaan yang jamak dilakukan di sentra karpet seperti Aradan, sedangkan Ahmadinejad berarti ras yang unggul, bijak dan paripurna

Dia lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi.

Pada tahun 1980, dia adalah ketua perwakilan IUST untuk perkumpulan mahasiswa, dan terlibat dalam pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan (daftar-e tahkim-e vahdat), organisasi mahasiswa yang berada di balik perebutan Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya krisis sandera Iran.

Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia kemudian menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran. Setelah perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997.

Ahmadinejad lalu terpilih sebagai walikota Teheran pada Mei 2003. Dalam masa tugasnya, dia mengembalikan banyak perubahan yang dilakukan walikota-walikota sebelumnya yang lebih moderat dan reformis, dan mementingkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan-kegiatan di pusat-pusat kebudayaan. Selain itu, dia juga menjadi semacam manajer dalam harian Hamshahri dan memecat sang editor, Mohammad Atrianfar, pada 13 Juni 2005, beberapa hari sebelum pemilu presiden, karena tidak mendukungnya dalam pemilu tersebut.

Presiden Mohammad Khatami pernah melarangnya menghadiri pertemuan Dewan Menteri, suatu hak yang biasa diberikan kepada para walikota Teheran. Hal ini dikarenakan pada waktu Khatami menuju Universitas Teheran, Khatami terjebak macet. Khatami mengkritik Ahmadinejad yang saat itu menjabat walikota Teheran. Namun bukannya tergesa-gesa membereskan masalah tersebut, Ahmadinejad justru berkata: "Bersyukurlah karena presiden kita telah merasakan kehidupan rakyatnya yang sesungguhnya". Namun Ahmadinejad tetap santai menghadapi larangan tersebut.

Setelah dua tahun sebagai walikota Teheran, Ahmadinejad lalu terpilih sebagai presiden baru Iran. Tak lama setelah terpilih, pada 29 Juni 2005, sempat muncul tuduhan bahwa ia terlibat dalam krisis sandera Iran pada tahun 1979. Iran Focus mengklaim bahwa sebuah foto yang dikeluarkannya menunjukkan Ahmadinejad sedang berjalan menuntun para sandera dalam peristiwa tersebut, namun tuduhan ini tidak pernah dapat dibuktikan.

Kutipan pernyataannya dalam sebuah pertemuan di hadapan para mahasiswa pada 26 Oktober 2005 dari pernyataan Ayatollah Khomeini yang menyerukan agar Israel "dihapus dari peta dunia" memicu kontroversi. Selain, menuai kecaman dari berbagai pemimpin dunia, termasuk Wakil Perdana Menteri Shimon Peres. Peres bahkan membalas dengan menuntut agar Iran dikeluarkan dari keanggotaan di Perserikatan Bangsa-bangsa.

Pernyataan yang kontroversial ini diulang kembali pada 14 Desember 2005. Saat itu, ia berkata bahwa Holocaust (peristiwa pembantaian terhadap kaum Yahudi oleh rezim Nazi pada masa Perang Dunia II) hanyalah sebuah mitos yang digunakan bangsa Eropa untuk menciptakan negara Yahudi di jantung dunia Islam. Ia juga sempat menyelenggarakan konferensi tentang Holocaust.

Sementara, kritik dalam negeri mengenai kebijakan domestik dan luar negeri terus mengalir deras. Kritik datang dari tokoh ulama besar Ayatollah Hossein Ali Montazeri. Merujuk retorika Ahmadinejad terhadap Amerika Serikat, Montazeri menyatakan bahwa sangat perlu bertindak logis terhadap musuh dan tidak memprovokasi. Bagi Montazeri, ekstremisme tidak berbuah baik untuk rakyat.

Iran menegaskan bahwa pengembangan teknologi nuklir merupakan hak yang tidak bisa disangkal meskipun Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut Iran untuk menghentikan program pengayaan uranium. Ahmadinejad mendapat kritikan dari kalangan konservatif maupun reformis mengenai kebijakan ekonominya dan cara dia menangani isu nuklir Iran.


Sumber : www.wikipedia.com

Tuesday, 19 May 2009

Sekilas tentang Prof. DR. Boediono, ekonom bertangan dingin


Calon Wakil Presiden (Cawapres) pendamping SBY, Capres Partai Demokrat, ini seorang ekonom profesional bertangan dingin. Tangan dingin Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada dan Doktor Ekonomi Bisnis lulusan Wharton School University of Pennsylvania, AS 1979, ini terbukti selama menjabat Menteri Keuangan pada pemerintahan Megawati, Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu (resuffle Senin (5/12/2005), maupun sebagai Gubernur Bank Indonesia.

Selama menjabat Menkeu Kabinet Gotong-Royong, suami dari Herawati dan ayah dua anak (Ratriana Ekarini dan Dios Kurniawan), ini berhasil membenahi bidang fiskal, masalah kurs, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi.

Bersama dalam The Dream Team dan Bank Indonesia, Master of Economics, Monash University, Melbourne, Australia (1972), itu berhasil menstabilkan kurs rupiah pada kisaran Rp 9000-an per dolar AS. Begitu pula dengan suku bunga berada dalam posisi yang cukup baik merangsang kegiatan bisnis, sehingga pertumbuhan ekonomi menaik secara signifikan. Pria berpenampilan kalem dan santun serta terukur berbicara itu juga dinilai mampu membuat situasi ekonomi yang saat itu masih kacau menjadi dingin.

Saat baru menjabat Menkeu, langkah pertama yang dilakukan berpenampilan rapih dan low profile itu adalah menyelesaikan Letter of Intent dengan IMF yang telah disepakati sebelumnya serta mempersiapkan pertemuan Paris Club September 2001. Paris Club ini merupakan salah satu pertemuan penting karena menyangkut anggaran 2002. Setelah itu, dia bersama tim ekonomi Kabinet Gotong-Royong, secara terencana mengakhiri kerjasama dengan IMF (Dana Moneter Internasional) Desember 2003.

Departemen Keuangan di bawah kendali pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, 25 Februari 1943, itu pun berhasil melampaui masa transisi pascaprogram IMF, yang sebelumnya sudah dia ingatkan akan sangat rawan, bukan hanya menyangkut masalah dana, tetapi juga menyangkut rasa percaya (confidence) pasar. Apalagi kala itu, Pemilihan Umum 2004 juga berlangsung. Kondisi rawan itu pun berhasil dilalui tanpa terjadi guncangan ekonomi.

Dia berhasil menggalang kerjasama dengan Bank Indonesia dan tim ekonomi lainnya, kecuali dengan Kwik Kian Gie yang kala itu tampak berbicara sendiri sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/ Kepala Bappenas.

Sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Gotong Royong, ia berhasil memperbaiki keuangan pemerintah dengan sangat baik sehingga mampu membawa Indonesia lepas dari bantuan Dana Moneter Internasional.

Tak heran bila majalah BusinessWeek (AS), memberi Boediono pengakuan sebagai tokoh yang kompeten di posisinya sebagai menteri keuangan. Ia dipandang sebagai salah seorang menteri yang paling berprestasi dalam Kabinet Gotong Royong.

Maka ketika Susilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai presiden, banyak orang mengira bahwa Boediono akan dipertahankan dalam jabatannya, namun posisinya ternyata ditempati Jusuf Anwar. Ternyata, Jusuf Anwar hanya bisa bertahan lebih satu tahun.

Saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan perombakan (reshuffle) kabinet pada 5 Desember 2005, Boediono diangkat menggantikan Aburizal Bakrie menjadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan mengangkat Sri Mulyani menggantikan Jusuf Anwar sebagai Menteri Keuangan.

Boediono sendiri, dikabarkan sempat menolak secara halus saat diminta oleh Presiden Yudhoyono untuk memperkuat jajaran tim ekonomi, dengan alasan hendak beristirahat dan kembali mengajar. Namun, akhirnya ia memenuhi permintaan SBY.

Tiga hari sebelumnya, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyo dalam jumpa pers di Pangkalan TNI Angkatan Udara Kelapa Sawit, Medan, Sumatera Utara, Jumat (2/12/2005), mengungkapkan telah meminta mantan Menteri Keuangan Boediono untuk memperkuat tim ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu, pasar pun menyambutnya dengan antusias. IHSG dan mata uang rupiah langsung menguat.

Terlihat dari nilai tukur rupiah yang langsung naik dibawah Rp 10.000 per dolar AS. Boediono dinilai mampu mengelola makro-ekonomi yang kini belum didukung pemulihan sektor riil dan moneter. Juga perdagangan di lantai Bursa Efek Jakarta (BEJ) naik signifikan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEJ langsung ditutup menguat hingga 23,046 poin (naik sekitar 2 persen) dan berada di posisi 1.119,417, berhasil menembus level 1.100.

Presiden mengakui, sebelum terbang ke Sibolga, Kamis (1/12) pagi, telah bertemu Boediono, memintanya memperkuat tim ekonomi. Menurut Presiden, Boediono cukup meyakinkan untuk mengelola makro-ekonomi dengan baik.

Namun, menurut Presiden SBY, Boediono mengaku ingin beristirahat sambil berbuat baik bagi negara tanpa harus bergabung di kabinet. "Tetapi saya minta, Pak Boediono kalau negara memerlukan, kalau rakyat menghendaki dan Anda harus masuk pemerintahan, tentu itu amanah. Mudah-mudahan semuanya berjalan baik dalam satu dua hari ini," kata Presiden SBY.

Presiden SBY didampingi Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Juru Bicara Presiden Andi Mallarangeng, dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Rudolf Pardede, menginginkan ada komunikasi dan konsultasi yang baik antara pemerintah dan Bank Indonesia.

Diungkapkan, inflasi tahun 2005 yang lebih buruk dari tahun 2004 dinilai jauh dari harapan. Tentu ada faktor yang bisa menjelaskan mengapa inflasi buruk. Harus ada keterpaduan atau harmoni kebijakan fiskal yang dibuat pemerintah dan kebijakan moneter dari Bank Indonesia.

Presiden berharap Boediono akan mampu membenahi kinerja ekonomi Indonesia, terutama di sektor riil dan terkait dengan tingginya laju inflasi saat ini menyusul kenaikan harga BBM pada 1 Oktober 2005 diiringi tingginya tingkat konsumsi pada bulan puasa Ramadhan dan Lebaran November 2005.

"Mengapa saya akan menata kembali tim ekonomi karena kita ingin semuanya tertata baik, makro-ekonomi, mikro-ekonomi, jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang. Ada yang harus bergerak cepat, yaitu ekonomi, tetapi harus ada yang menjaga stabilitas jangka panjang, sustainability, dan balance, kata Presiden SBY.

Presiden menginginkan orang yang tepat di posisi yang tepat untuk mendukung kerja tim yang kuat. Pemilihan figur didasarkan pada kemampuan melakukan koordinasi dan kerja sama tim yang baik. Presiden berkepentingan dengan dua hal itu, untuk memiliki dewan menteri dan tim kerja yang baik.

Sementara, Boediono yang dikenal sebagai pribadi yang sedikit bicara banyak bekerja itu, belum mau bicara soal ajakan Presiden SBY tersebut.

Akhirnya Dr. Boediono, pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, 25 Februari 1943, itu bersedia menjabat Menko Perekonomian menggantikan Aburizal Bakrie. Ia didukung Menteri Keuangan Sri Mulyani yang juga handal. Mereka membawa perekonomian Indonesia pada track dan daya tahan yang baik, terutama dalam menghadapi krisis ekonomi global.

Kemudian, ada tanggal 9 April 2008, DPR mengesahkan Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia, menggantikan Burhanuddin Abdullah.

Sebelum menjabat Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu, Menteri Keuangan Kabinet Gotong Royong (2001–2004) dan Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999), Boediono telah menjabat Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Ia juga pernah menjabat Direktur Bank Indonesia pada masa pemerintahan Soeharto.

Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, ini memperoleh gelar S1 (Bachelor of Economics (Hons.)) dari [Universitas Western Australia] pada tahun 1967. Lima tahun kemudian, meraih gelar Master of Economics dari Universitas Monash. Kemudian meraih gelar S3 (Ph.D) dalam bidang ekonomi dari Wharton School, Universitas Pennsylvania pada tahun 1979

Sumber : tokoh indonesia

Thursday, 9 April 2009

Tokoh : Susilo Bambang Yudhoyono


Jend TNI Purn. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dilahirkan pada tgl 9 September 1949 adalah pensiunan militer Indonesia dan menjadi Presiden Indonesia ke 6 hingga saat ini. SBY memenangkan pilpres 2004 dengan mengalahkan capres incumbent Megawati Sukarnoputri untuk kemudian diambil sumpah jabatan 20 Oktober 2004 bersama Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden.

SBY lahir di desa arjosari Pacitan, Jawa Timur. Merupakan putra dari pasangan Raden Soekotjo dan Siti Habibah.

Karir Militer

Tahun 1973, ia lulus dari Akademi Militer Indonesia (Akabri: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dengan penghargaan Adhi Makayasa sebagai murid lulusan terbaik dan Tri Sakti Wiratama yang merupakan prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan intelek. Periode 1974-1976, ia memulai karier di Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad. Pada tahun 1976, ia belajar di Airborne School dan US Army Rangers, American Language Course (Lackland-Texas), Airbone and Ranger Course (Fort Benning) Amerika Serikat.

Kariernya berlanjut pada periode 1976-1977 di Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad, Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977), Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978, Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981, Paban Muda Sops SUAD (1981-1982. Periode 1982-1984, ia belajar di Infantry Officer Advanced Course (Fort Benning) Amerika Serikat.

Tahun 1983, ia belajar pada On the job training in 82-nd Airbone Division (Fort Bragg) Amerika Serikat, Jungle Warfare School (Panama, Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman pada tahun 1984, Kursus Komando Batalyon (1985) dan meniti karier di Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985), Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988).

Periode 1988-1989, ia Sekolah Komando Angkatan Darat dan belajar di US Command and General Staff College pada tahun 1991. Periode (1989-1993), ia bekerja sebagai Dosen Seskoad Korspri Pangab, Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994, Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995) serta Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995-1996). Pada tahun 1997, ia diangkat sebagai Kepala Angkatan Bersenjata dan Staf Urusan Sosial dan Politik. Ia pensiun dari kemiliteran pada 1 April 2001 oleh karena pengangkatannya sebagai menteri.

Lulusan Command and General Staff College (Fort Leavenwort) Kansas Amerika Serikat dan Master of Art (MA) dari Management Webster University Missouri ini juga meniti karier di Kasdam Jaya (1996), dan Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda. Karier militernya terhenti sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI) dengan pangkat Jenderal.

Karir Politik

Tampil sebagai juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR 1998 yang dilaksanakan pada 9 Maret 1998 dan Ketua Fraksi ABRI MPR dalam Sidang Istimewa MPR 1998. Pada 29 Oktober 1999, ia diangkat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi di pemerintahan pimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Setahun kemudian, tepatnya 26 Oktober 1999, ia dilantik sebagai Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) sebagai konsekuensi penyusunan kembali kabinet Abdurrahman Wahid.

Dengan keluarnya Maklumat Presiden pada 28 Mei 2001 pukul 12.00 WIB, Menko Polsoskam ditugaskan untuk mengambil langkah-langkah khusus mengatasi krisis, menegakkan ketertiban, keamanan, dan hukum secepat-cepatnya lantaran situasi politik darurat yang dihadapi pimpinan pemerintahan. Saat itu, Menko Polsoskam sebagai pemegang mandat menerjemahkan situasi politik darurat tidak sama dengan keadaan darurat sebagaimana yang ada dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1959.

Belum genap satu tahun menjabat Menko Polsoskam atau lima hari setelah memegang mandat, ia didesak mundur pada 1 Juni 2001 oleh pemberi mandat karena ketegangan politik antara Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR. Jabatan pengganti sebagai Menteri Dalam Negeri atau Menteri Perhubungan yang ditawarkan presiden tidak pernah diterimanya.

Kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri melantiknya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) pada 10 Agustus 2001. Merasa tidak dipercaya lagi oleh presiden, jabatan Menko Polkam ditinggalkannya pada 11 Maret 2004. Berdirinya Partai Demokrat pada 9 September 2002 menguatkan namanya untuk mencapai kerier politik puncak. Ketika Partai Demokrat dideklarasikan pada 17 Oktober 2002, namanya dicalonkan menjadi presiden dalam pemilu presiden 2004.

Setelah mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam dan sejalan dengan masa kampanye pemilu legislatif 2004, ia secara resmi berada dalam koridor Partai Demokrat. Keberadaannya dalam Partai Demokrat menuai sukses dalam pemilu legislatif dengan meraih 7,45 persen suara. Pada 10 Mei 2004, tiga partai politik yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi mencalonkannya sebagai presiden dan berpasangan dengan kandidat wakil presiden Jusuf Kalla.

Masa Kepresidenan

MPR periode 1999-2004 mengamandemen Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945 sehingga memungkinkan presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilu presiden dua tahap kemudian dimenanginya dengan 60,9 persen suara pemilih dan terpilih sebagai presiden. Dia kemudian dicatat sebagai presiden terpilih pertama pilihan rakyat dan tampil sebagai presiden Indonesia keenam setelah dilantik pada 20 Oktober 2004 bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia unggul dari pasangan Presiden Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi pada pemilu 2004.

Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN) sebagai prioritas penting dalam kepemimpinannya selain kasus terorisme global. Penanggulangan bahaya narkoba, perjudian, dan perdagangan manusia juga sebagai beban berat yang membutuhkan kerja keras bersama pimpinan dan rakyat.

Di masa jabatannya, Indonesia mengalami sejumlah bencana alam seperti gelombang tsunami, gempa bumi, dll. Semua ini merupakan tantangan tambahan bagi Presiden yang masih bergelut dengan upaya memulihkan kehidupan ekonomi negara dan kesejahteraan rakyat.

Susilo Bambang Yudhoyono juga membentuk UKP3R, sebuah lembaga kepresidenan yang diketuai oleh Marsilam Simandjuntak pada 26 Oktober 2006.[2] Lembaga ini pada awal pembentukannya mendapat tentangan dari Partai Golkar seiring dengan isu tidak dilibatkannya Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pembentukannya serta isu dibentuknya UKP3R untuk memangkas kewenangan Wakil Presiden, tetapi akhirnya diterima setelah SBY sendiri menjelaskannya dalam sebuah keterangan pers.

sumber : www.wikipedia.org

Saturday, 7 March 2009

Sekilas tentang Lee Myung Bak




Lee dilahirkan pada tanggal 19 December 1941, Ia adalah President Korea Selatan ke 17. Setelah 17 tahun bekerja di perusahaan multinasional, Hyundai. Ia masuk ke dunia politik. Ia adalah mantan walikota Seoul.

Setelah lahir ia tinggal di Nakakawachi-gun, Osaka Prefecture, Japan. dalam kartu kelahirannya ia bernama Tsukiyama Akihiro. Ayahnya bekerja di peternakan sedangkan ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga penganut presbiterian. Ia memiliki 3 saudara pria dan 3 saudara wanita, sedangkan lee adalah anak ke 5 dari tujuh bersaudara.

Selama perang Korea, keluarga lee hidup dalam kemiskinan, sangat kontras dengan suasana di Jepang dimana kedua orang tua lee dapat memberikan uang buat lee sehingga dapat sekolah. Seperti anak yang lainnya, lee menjual korek api dan nasi ke kamp militer.

Dengan keadaan ekonomi yang susah lee memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Atas saran dari gurunya lee mendaftar di Dongji Commercial High School untuk mendapatkan beasiswa penuh. Program sekolah malam sehingga pada siang harinya lee dapat bersekolah.

Setelah lulus dari SMA kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi. Saat semester 3 lee terpilih menjadi presiden mahasiswa dan melakukan demonstrasi menentang presiden Park Cheung Hee. Ia kemudian merencanakan untuk melakukan pemberontakan sehingga akhirnya ia dihukum 5 tahun masa percobaan dan 3 tahun masa tahanan oleh mahkamah agung Korea. Setelah keluar lee menikah dengan Kim Yun-ok dan dikaruniai 3 orang anak wanita dan satu orang anak laki-laki.

Karir Bisnis
Pada tahun 1965, ia mulai bekerja di Hyundai yang memberinya kontrak untuk mendirikan Pattani narathiwat di Thailand. dengan nilai kontran 5.2 Miliar dollar, adalah kontrak pertama terbesar yang dilakukan oleh perusahaan Korea. Meskipun ia sebagai pegawai baru, lee dipercaya untuk berpartisipasi dalam kontrak tersebut. proyek tersebut selesai sempurna tahun 1968 dan ia kembali ke Korea dan memberinya tugas di Hyundai heavy machinery di Seoul

Selama 3 dekade dengan Hyundai group lee mendapat julukan “bulldozer”. Lee menjadi direktur perusahaan saat berusia 29 tahun hanya 5 tahun setelah bergabung dan CEO saat berusia 35 tahun, kemudian menjadi CEO termuda. Tahun 1988 ia menjadi ketua Hyundai saat berusia 47 tahun. Ketika mulai bekerja di Hyundai tahun 1965 ia memiliki 90 pegawai ketika dia meninggalkan Hyundai setelah 27 tahun ia memiliki lebih dari 160.000 pegawai. Setelah menyelesaikan proyek di Thailand, ia mulai untuk mengembangkan pemasaran sampai ke Vietnam dan Timur Tengah. Dalam tahan ini ia memainkan peranan yang besar.

Karir Politik
Tahun 1992, lee masuk dalam politik. Ia bergabung dengan Partai Demokrasi Liberal yang didirkan oleh Chung Ju vung. Ia terpilih menjadi dewan nasional Korea setelah itu ia mencalonkan diri menjadi walikota Seoul tahun 1995, setelah melihat Mikhael Gorbachev merubah iklim dunia, ia berfikir bahwa ia dapat melakukan sesuatu juga. Namun dari partai demokrasi liberal akhirnya memtuskan mantan perdana menteri Chung Wok sik sebagai kandidat walikota. Tahun 2002, lee mencalonkan diri menjadi walikota Seoul dan ia memenagkannya.

Pada 10 Mei 2007 lee mencalonkan diri dari partai nasional sebagai kandidat calon presiden. Ia kemudian mengalahkan pesaing dari partai yang sama. Selama menjadi terdakwa, lee dituduh mendapatkan keuntungan illegal dari kepemilikan Dogok, sebuah distrik yang mahal di Seoul. Kemudian jaksa penuntut mencurigai saudara lee namun gagal karena tidak ada bukti yang cukup. Desember 2007, beberapa hari sebelum pemilihan presiden Lee menghibahkan seluruh asetnya untuk masyarakat.

Program selama kampanye adalah “747 Plan” termasuk 7% pertumbuhan ekonomi setiap tahun dalam GDP, pendapatan perkapita 40.000 dolar dan membuat Korea ekonomi terbesar ketujuh didunia. bagian penting dari platform adalah Gran Korea Waterway, proyek dari busan hingga Seoul yang dipercaya dapat membangkitkan kembali ekonomi. Lawan politiknya menkritik kebijakan ini karena tidak realistis dan terlalu mahal untuk diwujudkan. permasalahan yang lain terkait masalah pencemaran lingkungan dari program ini. Kebijakan ia mnegenai Korea Utara bahwa Ia akan melibatkan Korea Utara melalui investasi. Lee berjanji untuk membentuk badan konsultasi dengan Korut mendiskusikan masa depan ekonomi. Badan tersebut akan memiliki subkomite ekonomi, pendidikan, financial, infrastruktur dan kesejahteraan dan memerlukan dana 40 miliar dolar.

Lee memenagkan pilpres pada desember 2007 dengan 48.7% suara. Pada 25 februari 2008 ia diambil sumpah jabatan dan berjanji untuk merevitalisasi ekonomi, memperkuat hubungan dengan AS dan kesepakatan dengan Korea Utara. Secara spesifik, lee mendeklarasikan bahwa Ia akan mengejar kampanya diplomasi global dan menjalin kerjasama regional dengan negara tetangga seperti Jepang, Rusia dan China. Ia juga berjanji untuk memperkuat hubungan Korea Selatan dengan Amerika Serikat dan implementasikan kebijakan terhadap Korea Utara, Ide tersebut dikenal dengan Doktrin MB. Lee menjelaskan bahwa ia akan menjalin hubungan yang lebih baik dengan AS yang dititik tekankan pada solusi pasar bebas.

Dua bulan setelah pelantikan. Lee dan Bush mediskusikan pengesahan AS-Korea Free Trade Agreement atau KORUS FTA yang berhadapan oposisi dari legislator dikedua negara. Lee setuju untuk mengimpor daging sapi dari AS untuk mewujudkan KORUS FTA di AS. banyak rakyat Korea protes terhadap impor daging sapi AS.

Protes kemudian meluas, pemerintah Korea menyatakan bahwa para demonstran yang melakukan kekerasan akan dihukum dan akan dihentikan dmontrasi tersebut oleh polisi. Protes tersebut berlanjut untuk waktu lebih dari dua bulan dengan tujuan utama melarang impor daging sapi yang dapat digantikan dengan privatisasi. Krugian negara akibat protes tersebut mencapai 3,751,300,000,000 won. Berdasarkan jurnal Wall Street rencana privatisasi adalah rencana paling rendah hati tetapi langkah penting untuk melakukan reformasi untuk meningkatkan stabilitas ekonomi, menyetujui peningkatan administrasi 32,8%. Sejak penerusan impor daging banyak orang membeli daging AS dan sekarang merupakan pasar terbesar kedua di Korea setelah import daging Australia.


Bacaan selanjutnya dapat dibaca di www.wikipedia.org


Thursday, 19 February 2009

Sekilag Tentang Hillary Diane Rodham Clinton


Biografi
Lahi : Born, Oktober 26, 1947 Chicago, Illinois
Birth name : Hillary Diane Rodham
Political party : Democratic Party
Spouse : Bill Clinton
Children : Chelsea Clinton
Residence : Chappaqua, New York
Alma mater : Wellesley College, Yale Law School
Profession : Lawyer

Hillary Diane Rodham Clinton (lahir 26 Oktober 1947) adalah Sekretaris negara AS yang ke 67, membantu pemerintahan Barack Obama. Dia adalah senator dari New York dari tahun 2001-2009. Sebagai seorang istri Bill Clinton, Preseiden ke 42 AS, dia adalah First Lady AS dari tahun 1993-2001. Dia adalah kandidat Presiden AS dari partai Demokrat pada pemilu 2008.

Hillary berasal dari Illinois, Hillary menarik perhatian negara pada tahun 1969 karena ucapannya sebagai mahasiswa pertama yang masuk di kampus Wellesley. Dia menaikkan karirnya di Fakultas hukum setelah lulus dari Fakultas Hukum Yale tahun 1973. Dia kemudian pindah ke Arkansas tahun 1974 dan menikah dengan Bill Clinton tahun 1975. Dia menjadi pemimpin wanita pertama Legal Service Corporation tahun 1978 yang ditunjuka oleh Presiden Jimmy Carter. Dia adalah First Lady Arkansas dari tahun 1979-1981 dan 1983-1992 dan sukse memimpin reformasi sistem pendidikan di Arkansas. Dia aktif dalam beberapa organisasi yang focus terhadap kesejahteraan anak dan beberapa perusahaan.

Ketika menjadi First Lady AS Ia pemrakara utama Program kesehatan Clinton sebagai preseiden, ketiks gsgsl untuk meyakinkan kongres tahun 1994, pada tahun 1997 dan 1999, Clinton memainkan peran dalam advokasi State Children's Health Insurance Program, the Adoption and Safe Families Act, and the Foster Care Independence Act. Waktunya sebagai First Lady menggambarkan respon polarisasi terhadap warga AS. Dia menjadi First Lady pertama yang didakwa dan bersaksi sebelum hakim agung federal sebagai konsekuensi dari kontroversi Whitewater tahun 1996. Dia tidak pernah terbebani dengan beberapa penyelidikan selama suaminya menjadi Presiden.

Setelah pindah ke NY, Clinton terpilih menjadi senator NY tahun 2000. Pemilihan tersebut ditandai pertama kalinya First Lady AS bekerja untuk kantor public; Clinton juga wanita pertama sebagai senator di NY. Di Senat, dia mendukung kebijakan Presiden Bush terkait kebijak luar negeri termasuk voting untuk resolusi perang Iraq. Setelah itu kemudian dia menentang kebijakan perang Iraq dan menentang sebagian besar kebijakan loka. Dia terpilih kembali tahun 2006 dan pada tahun 2008 masuk sebagai nominasi Presiden namun kalah deng senator Barack Obama. Sebagai Sekretaris Negara Obama, Clinton adalah First Lady pertama yang membantu kabinet Presiden.


Peran Sebagai First Lady

Ketika Bill Clinton memegang tampuk AS tahun 1993, Hillary menjadi First Lady di Gedung Putih. Dia mengumumkan akan menggunakan nama Hillary Rodham Clinton sejak pertama kali memasuki Gedung Putih. Selama menjadi First lady, Hillary banyak membantu dan mendukung program Clinton dalam kebijakan Publik termasuk tentang Diberi tugas untuk melakukan reformasi sistem kesehatan sama seperti Ia ketika melakukan reformasi sistem Pendidikan di Arkansas. Selama menjadi First Lady, Ia mendorong program Asurasi Kesehatan Anak-anak, sehingga dapat membantu program kesehatan bagi orang tua yang tidak mampu membawa anaknya ke Rumah Sakit, program lainnya yaitu mempromosikan imunisasi nasional melawan penyakit pada anak-anak dan menyarankan wanita untuk melakukan mamografi untuk mendeteksi kanker payudara. Setelah sukse mencarikan dana untuk penelitian kanker prostat dan asma di Institut Kesehatan Nasional. Clinton banyak aktif dalam kegiatan tentang anak-anak, remaja dan persamaan hak wanita. Pada tahun 1995 Ia berbicara pada pertemuan Wanita sedunia keempat di Beijing dan mengkampanyekan melawan kekerasan pada wanita dan memperjuangkan hak-hak wanita.

Jabatan Senat

Selama kampanye, Clinton berjanji untuk meningkatkan stabilitas ekonomi, menjanjikan 200.000 lahan pekerjaan dan member hadiah terhadap investasi bisnis dan pembuka lahan pekerjaan. Dia juga memangkas uang kuliah mahasiswa.

Setelah masuk menjadi senat Ia tetap mempertahankan jati dengan low profile. untuk mendukung kinerjanya, Ia mendirikan beberapa komite yang memiliki tugas masing dan peran masing-masing. Saat serangan 11/9 Clinton mencari dana untuk membangun kembali NY dan khususnya WTC. Clinton mendukung Perang melawan terorisme di Afganistan dan Mendukung Perang Iraq untuk memberantas terorisme di dunia. Pada tahun 2006, Ia kembali mencalonkan diri pada kampanye senator dan akhirnya mampu memenangkannya sehingga Ia kembali terpilih menjadi senator NY. Ketika Presiden Bush memiliki kebijakan untuk menambah pasukan ke Iraq, Clinton menentangnya dan saat krisis financial global melanda Clinton menyetujui bailout system untuk menyelamatkan financial AS dengan anngaran 700 Triliun Dollar.

Pemilihan Presiden

Clinton memulai kampanya pemilihan Presiden sejak tahun 2003. Kemudian pada Januari 2007 Ia mendeklarasikan pemilihannya dengan semboyan “Im in, Im in to win” . Dalam beberapa poling-poling awal nama Clinton diunggulkan dibanding competitor yang lain akan tetapi dalam poling-poling selanjutnya namanya mulai kalah bersaing dengan Barack obama sebagai calon Presiden dari Partai Demokrat. Pada Juni 2008 Ia berbicara dihadapan pendukung bahwa Ia mengakhiri kampanye dan mendukung obama denga menyatakan "The way to continue our fight now to accomplish the goals for which we stand is to take our energy, our passion, our strength and do all we can to help elect Barack Obama."

Sekretaris Negara

Pertengahan Ovember 2008, President terpilih Obama mendiskusikan posisinya sebagai Sekretaris Negara dan kemudian Clinton menyetujui penunjukan tersebut. Clinton pada dasarnya enggan untuk meniggalkan senat, karena tugas dan panggilan negara lebih diperlukan sehingga akhirnya Ia menyetujui penunjukan tersebut. Setelah terpilih sebagai Sekretaris Negara kemudian Ia melakukan diplomasi kebijakan luar negero dengan mengatakan “We have a lot of damage to repair”. Awal Fabruari 2009 Ia melakukan kunjungan ke Jepang, Korea Selatan, China dan Indonesia.

Sumber : www.wikipedia.org