Pages

Saturday, 22 August 2009

MANAGEMEN RASA NYERI

Pain (Nyeri).

Adalah suatu gejala penting, merupakan suatu sensani yang sangat objektif, dan sulit dikualifikasi secara tepat oleh pemeriksa. Oleh karena itu daya tahan atau persepsi orang terhadap sakit berbeda-beda. Menurut Mersley (1986) nyeri didefinisikan sebagai suatu pengalaman perasaan sensorik dan emosional yang tidak nyaman yang dihubungkan dengan adanya kerusakan jaringan atau jaringan yang berpotensial untuk rusak atau yang dapat dikatagorikan sebagai jaringan. Klasifikasi nyeri :
1. Nyeri perifer (supervisial,dalam, referred).
2. Nyeri sentral (central pain).
3. Nyeri psycologik (psychogenic pain).

Keterangan:
1. Nyeri perifer dibagi tiga yaitu :
a. Superfisialis adalah nyeri yang disebabkan oleh rangsangan fisik,
mekanik dan kimiawi pada kulit atau mukosa, biasanya terasa nyeri tajam
didaerah rangsang.
b. Dalam (Dee) adalah nyeri yang terjadi bila daerah viscera, sendi, pleura,
peritonium terangsang. Umumnya nyeri dalam banyak hal berhubungan dengan
referred pain, dapat mengakibatkan penderita berkeringat, kejang otot didaerah
kulit yang berjauhan dari asal nyerinya. c. Referred pain adalah nyeri
didaerah jauh dari tempat yang dirangsang, biasanya terlihat pada nyeri dalam,
yang menyebarkan nyeri kearah superfisial.
Kadang-kadang disamping rasa nyeri, terjadi kejang pada otot-otot atau
kelainan susun saraf otonom (seperti gangguan vascular) dan berkeringat yang
luar biasa. Mekanisme referred pain adalah penyebab perangsang centripetal
yang terus-menerus, internuncial nervous di sumsum tulang belakang
(spain cord) sehingga menimbulkan pusat yang terangsang, akhirnya terjadi
nyeri yang mempengaruhi sejauh segmental, sehingga otot-otot yang bersangkutan
kejang dan pembuluh darah menyempit.

2. Nyeri sentral (central pain) adalah: nyeri yang disebabkan oleh rangsangan
penyakit seperti syringomelia, tumor otak, atau perdarahan yang merangsang
medullae spinalis, brain stem (batang otak), talamus (kortex).
Ada yang menyebabkan referred pain di perifer, ada yang tidak.

3. Nyeri psikologik. Adalah nyeri tidak dapat diketemukan atau tidak diketemukan
kelainan organik, tetapi sipenderita mengeluh nyeri hebat, umumnya keluhan berupa
sakit kepala, sakit perut dan lain-lain. Anatomi neurologik tidak dapat
menjelaskan nyeri hebat dan tiap pemeriksaan sangat terpengaruh oleh kondisi
psycologik, tempat selalu berpindah-pindah dan keras nyeri selalu berubah,
sehingga seakan-akan keluhannya dibuat-buat.

TRANMISI RASA NYERI.

Rasa nyeri adalah rangsangan mekanik, physikal, atau kimiawi, pada ujung saraf, tetapi mekanismenya tidak sedemikian mudah. Karena rangsangan yang sama kerasnya pada satu orang, kelainannya mempunyai perasaan yang berbeda-beda, ada yang merasa nyeri sekali, ada yang merasa ringan saja. Rangsangan yang terus-menerus, lama kelamaan akan terbiasa sehingga rasa nyeri berkurang atau tidak dirasakan lagi. Menurut Prof Satyanegara M.D dalam bukunya teori dan terapi nyeri, berpendapat mekanisme transmisi nyeri itu cukup ruwet, ditengah perjalanan terjadi pengontrolan, maka dibawah ini akan diuraikan tentang mekanisme rasa nyeri. Sistem Oligosynaptik. Perjalanan rasa nyeri dalam anatomi neurologik, dasarnya terdiri dari tiga neuron. Yaitu : a. Neuron pertama (receptor neuron). Sel saraf ini terletak diganglia saraf perifer, neuron ini dikuasai oleh gizi. Pengontrolan sel saraf akan menghilang atau degenerasi bila sel saraf bersangkutan mati. Sel saraf diganglia spinalis yang bernama "sel bipolar" berbentuk dua buah tanduk, salah satu menuju perifer, sedang yang lainnya melalui tanduk belakang menuju kesuptansia gelatinosa (Rolando) dan sebagian berakhir pada tanduk belakang. Disini terjadi sambungan dengan neuron kedua (internuncial), perjalanan yang menuju ke perifer dan sentral dinamakan traktus dorsolateralis (lissauer). Traktus dorsolateralis pada segmen spinalis, saling mensarafi persarafan bagian atas dan bawahnya, maka meskipun gangguan sebagian di tractus spinothalamicus,disekitarnya tetap masih terasa nyeri.

No comments:

Post a Comment