JK benar-benar menepati janjinya untuk pulang kampung pasca pilpres yang baru saja dilalui. Seperti yang diketahui saat pemaparan visi dan misi dalam debat capres, jika tidak terpilih menjadi Presiden, JK akan pulang kampung untuk mengurus mesjid, pendidikan dan perdamaian. Dan hal- itu benar-benar ditepati oleh JK, saat kembali ke Makassar, JK disambut bak pahlawan demokrasi karena berani mendobrak tradisi yang selama ini menempatkan hanya orang jwa yang pantas menjadi Presiden.
JK adalah pahlawan Demokrasi sesungguhnya. Ditengah-tengah arus yang tidak menghendaki JK menjadi Capres. DIa tetap konsisten maju menjadi Capres walaupun ari segi usia sudah terbilang udzur. Jk tetap komitmen untuk pulang kampung walaupun segudang jabatan strategis di negeri ini sudah dipersiapkan. Presiden SBY sendiri menjanjikan posisi Utusan Khusus Perdamaian, namun JK menolak. Dalam kalangan internal Golkar, JK diberi amanah oleh calon ketum sebagai ketua Kehormatan yang memiliki fungsi yang luas, JK tetap menolak. Yang terakhir, JK masuk dalam bursa ketua umum PB NU dan sekali lagi, JK menolak.
Inilah bukti konsistensi seorang pahlawan sejati, seorang negarawan yang tetap profesional mengemban tugas sampai selesai sebagai wapres. JK memiliki komitmen dan integritas yang inggi sebagai Bapak Bangsa yang namanya siap di kenang sepanjang massa.
Indonesia pantas bersyukur, memiliki anak bangsa yang mengabdikan sepenuhnya dedikasi untuk perdamaian bangsa, bukan hanya di Indonesia. Akan tetapi juga di dunia. JK adalah inspirasi untuk maju. Gagasan demi gagasan yang tertuang dalam program kerja kabinet merupakan terobosan-terobosan yang dilakukan bersama SBY. Dan hasilnya seluruh rakyat dapat menikmatinya.
Indonesia masih membutuhkan sosok yang bekerja keras, tekun dan penuh dengan dedikasi tinggi untuk memajukan Indonesia kedepan. Semoga Indonesia tidak akan pernah kehilangan anak bangsa yang mendedikasikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
No comments:
Post a Comment