Pages

Showing posts with label internasional. Show all posts
Showing posts with label internasional. Show all posts

Wednesday, 16 March 2011

Akhir dari Peradaban


Gempa dahsyat yang mengguncang Jepang beberapa hari yang lalu dengan kekuatam 9 SR dan menimbulkan tsunami mengguncangkan dunia. Bahkan, gempa tersebut merupakan gempa terbesar abad ini mengalahkan gempa Aceh yang menewaskan 100.000 orang. Gempatersebut selain meruntuhkan bangunan-bangunan di negera Akihito tersebut juga merusak system pendingin nuklir di Fukushima dan Daichi. Sampai saat ini, pemerintah jepang sedang sibuk mencari cara untuk mendinginkan reactor nuklir tersebut. Radiasi yang ditimbulkan, membuat Naoto Kan, memberlakukan darurat nuklir di Jepang. Radiasi yang mengancam penduduk sekitar sangat membahayakan kelangsungan penduduk sekitar.

Masih ingat dalam ingatan kita ketika bulan April 1986, reactor nuklir di Chernobyl, beberapa kilometer dari ibukota Ukraina, Kiev meledak sampai 1400 meter ke udara, sedangkan dampak radiasi yang ditimbulkan sangat masif, sekitar 300 km dampak radiasi masih dapat dirasakan. Ledakan nuklir Chernobyl di kiev bahkan memiliki daya ledak 200 kali Bom Atom Nagasaki Hiroshima tahun 1945. Sampai saat ini, tidak ada tumbuhan bahkan hewan renik yang hidup didaerah tersebut. Kalaupun ada yang hidup, bentuk fisiknya mengalami mutasin genetic. Korban radiasi nuklir tersebut ada yang mengalami kanker sekitar setahun kemudian. Anak-anak yang dilahirkan mengalami teratogenik sehingga lahir cacat.

Tragedy yang sungguh mengerikan dan mengancam sejarah peradaban umat manusia di bumi. Bisa dibayangkan jika nuklir tsersebut meledak, bukan tidak mungkin efeknya bisa dirasakan hingga jarak ribuan kilometer. Hancurnya peradaban dan mutasi genetic yang terjadi dapat menyebabkan perubahan struktur manusia. Mungkin ini yang dikatakan dalam teori sejarah, bahwa sejarah dapat terulang seperti sebuah spiral yang alurnya memiliki kesamaan namun susunannya berbeda.

Sejarah umat manusia yang diawali dari ketiadaan hingga mencapai ada merupakan contoh riil dari proses dekonstruksi peradaban manusia. Jika kita lihat bahwasanya meteor raksasa pernah menghantam bumi dan menghancurkan isi bumi hingga membunuh peradaban dinosaurus. Hal yang sama yang terjadi pada saat ini, ketika teknologi semakin canggih dengan nuklir sebagai media propaganda. Atas nama peradaban, efek patologis ini mengancam nyawa umat manusia. Sepertinya, apa yang dicita-citakan Francois Bacon dengan Knowledge to Power, impian membangun Negara dengan teknologi canggih mendekati kenyataan. Namun yang menjadi tumbal adalah kemanusiaan. Sepertinya inilah tanda-tanda akhir dari peradaban..
Wallahualam..

Monday, 7 February 2011

Revolusi Arab


Oleh dr. Sani Rachman Soleman

“Seorang pemimpin yang memerintah dengan tangan yang berlumuran darah akan menghasilkan generasi-generasi yang menghunus pedang”

Dunia arab dalam satu bulan ini telah mengalami goncangan yang cukup hebat. Revolusi berdarah dengan kekuatan rakyat “people power” berusaha menggulingkan kekuasaan mapan diktator bertangan besi. Di mulai dari Tunisia, turunnya kekuasaan Presiden Ben Ali setelah 20 tahun berkuasa, diikuti dengan gerakan revolusi di Mesir untuk menggulingkan rezim berkuasa 30 tahun Hosni Mubarak, kerikil revolusi di Yaman untuk menggulingkan presiden Saleh sampai unjuk rasa di Italia untuk menurunkan Silvio Berlusconi. Gerakan-gerakan anti kemapanan yang mengilhami revolusi di dunia arab tidak lain adalah untuk menggulingkan rezim yang berkuasa dengan tangan besi.

Lantas mengapa gerakan-gerakan revolusi tersebut bias merembet dari belahan dunia satu ke belahan dunia yang lainnya? Meminjam istilah yang diutarakan oleh Fritjof Capra tentang “Butterfly Effect”, Capra menjelaskan tentang fenomena kepakan sayap kupu-kupu di Brazil namun efeknya bisa dirasakan hingga ke Toronto Amerika Serikat. Artinya, sebuah peristiwa di suatu tempat dapat menimbulkan peristiwa di tempat lain. Memang hal ini memerlukan pemahaman di luar batas nalar insan.

Jika menilik sejarah revolusi di dunia arab, dimulai ketika runtuhnya dinasti ummayah di Turki pada tahun 1924 oleh Mustafa Kemal Attaturk yang merubah Negara teologis menjadi Negara sekuler antiteologi. Attaturk yang banyak merubah tradisi muslim yang sudah mapan dengan keyakinan muslim rakyat Turki ketika berkuasa menjadikan Negara tresebut menjadi sekuler Setelah itu diikuti dengan kebangkitan gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan di Mesir tahun 1928 dengan pendirinya Hasan Al Bana. Gerakan inilah yang mendukung proses kemerdekaan Indonesia sehingga secara historis, Ikhwanul Muslimin memiliki ikatan historis dengan Indonesia. Walaupun dikemudian hari, Ikhwanul Muslimin di bredel karena dianggap organisasi terlarang dengan kematian Presiden Anwar Sadat. Setelah 30 tahun simpatisan dan anggota organisasi IM di penjara oleh rezim pengganti Sadat, Hosni Mubarak. Banyak tokoh-tokoh IM yang dipenjara dan dibunuh seperti Sayid Qutb, Hasan Al Bana, Ahmad Yasin dan sebagainya namun pemikiran mereka yang syahid tidak pernah padam. Sehingga pemikiran syahid itulah yang mengilhami revolusi Mesir.

Pada tahun 1979 masih ingat tentang Revolusi Islam di Iran yang sampai sekarang menjadikan negara pada mullah itu menjadi negara teologis. Revolusi Islam di Iran yang di kawal oleh Ayatullah Khomeini menumbangkan kekuasaan tirani Syah Reza Pahlevi. Semangat etos perjuangan sebagai bagian dari jihad fisabilillah dengan mempelajari pemikiran-pemikiran konstruktif ala Ali Syariati, Murthada Muthahari, hingga pidato-pidato penggugah semangat ala Ayatulloh Khomeini. Semangat anti kemapanan yang mereka perjuangkan digunakan untuk meruntuhkan kediktatoran Pahlevi yang pro kapitalisme barat. Walaupun di embargo oleh Amerika dan Eropa, Iran tetap berpendirian teguh membuat pusat pengayaan uranium yang dituduh Amerika digunakan untuk membuat senjata nuklir penghancur masal.

Ada sebuah kepentingan Amerika dan sekutunya untuk mempertahankan status quo sebuah rezim kekuasaan. Apalagi krisis di timur tengah dapat memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan harga minyak dunia. Karena daerah timur tengah merupakan lumbung produksi minyak dunia, sehingga beberapa pihak memanfaatkan hal ini untuk mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar. Begitu juga dengan krisis di Mesir, Terusan suez yang merupakan jalur perdagangan di kawasan timur tengah merupakan daerah yang cukup vital. Kapal-kapal barang tidak perlu berputar mengelilingi Afrika karena dapat langsung melalui terusan suez tersebut. Jika Mesir jatuh ke tangan penguasa yang antikapitalis barat, dapat dipastikan kebijakan dalam negeri Mesir akan jauh dari pro barat. Bisa saja terusan suez ditutup yang dapat mempengaruhi stabilitas harga minyak dunia.

Yang paling ditakutkan karena penutupan terusan suez adalah negara-negara sekitar termasuk Israel yang mendapatkan pasokan minyak dari Mesir. Jika Mesir jatuh ke tangan kelompok Islam militant, pasokan minyak ke Israel akan terputus dan mempengaruhi perekonomian Israel itu sendiri. Ketakutan Amerika dan sekutunya jika Mesir akan jatuh ke tangan militant Islam sama seperti Iran. Jika di Iran ada gerakan syiah yang menjadi motor penggerak revolusi, sedangkan di Mesir ada gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hasal Al Bana. Jika Mesir jatuh ke tangan gerakan ikhwanul muslimin sama seperti dengan Iran, kebijakan politik luar negeri Amerika dan sekutunya akan berubah. Tentunya, Amerika akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan Mesir agar masih dalam genggaman Amerika. Oleh karena itu, selama 30 tahun lebih kekuasaan Hosni Mubarak,

Sudah saatnya kediktatoran tangan besi Hosni Mubarok berakhir di Mesir. Segera dibentuk pemerintahan transisi yang dapat mengakomodir seluruh kepentingan di Mesir. Rakyat Mesir sudah pongah dengan sikap pemerintahan Mubarok yang penuh dengan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme dengan kekayaan menembus 360 triliun rupiah. Sementara itu, kemiskinan dan pengangguran semakin bertambah. Namun, di ujung masa kepemimpinan Mubarok, ia masih tetap bertekad tidak akan mundur dari tampuk kekuasaan. Dengan segala cara ia berusaha melakukan strategi tertentu untuk dapat melakukan estafet kekuasaan. Ia sudah mempersiapkan wakil presiden Omar Sulaiman untuk menggantikannya, bahkan ia membentuk cabinet baru untuk menjaga stabilitas di mesir dan yang paling baru mengundurkan diri dari ketua NDP. Strategi itu hanya trik untuk mengelabui rakyat yang sudah jenuh dengan kepemimpinan Mubarok. Diperlukan seorang tokoh tengah dan reformis untuk dapat menjadi jembatan dalam membentuk Mesir menjadi negara yang lebih demokratis. El Baradei, seorang moderat harus mampu berdiri diatas semua golongan dan ini merupakan tugas berat yang harus diemban oleh seorang El Baradaei. Semoga ia mampu melakukannya..

Saturday, 25 December 2010

Piala Dunia dan Konsep Perdamaian Bangsa


Artikel ini sudah lama ditulis, namun karena sempat hilang filenya sehingga terlambat di upload. Mari kita diskusikan bersama..

Oleh : dr. Sani Rachman Soleman

Konflik yang melanda dunia yang terjadi sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu semakin memperlebar kesenjangan sosial masyarakat, baik konflik yang sifatnya horizontal maupun yang vertikal. Konflik yang masih hangat dalam ingatan kita dan terjadi sejak puluhan tahun yang lalu adalah konflik Israel Palestina. Konflik kepentingan yang dibungkus oleh konflik ideologi keagamaan telah membuat ratusan, ribuan atau bahkan jutaan rakyat Palestina mati syahid. Konflik lain yang masih hangat dalam ingatan kita adalah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan di semenanjung Korea. Korea Utara dengan paham komunismenya semakin liar memproduksi uranium untuk pengembangan senjata nuklir, siap menodongkan moncong Tae Po Dong di tanah Korea Selatan. Konflik ini diprediksikan juga sukar sekali untuk menemukan titik ideologis untuk dipersatukan. Konflik di Afrika Selatan antara ras kulit hitam dan ras kulit putih yang riak-riaknya masih berkembang sampai saat ini, walaupun Nelson Mandela sudah menghapuskan politik Apartheid dari negerinya. Disamping konflik tersebut masih banyak sekali konflik di dunia yang melibatkan rezim-rezim berkuasa anti kemapanan untuk melawan hegemoni Amerika Serikat seperti yang terjadi pada negara-negara Amerika Selatan.

Badan Dunia PBB bahkan sudah melakukan berbagai macam strategi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Di mulai dari cara diplomasi sampai perundingan damai dan bahkan instruksi PBB jelas, penghentian gencatan senjata. Namun semua instruksi tersebut tidak dipernah direspon dengan baik dan jika direspon semuanya sudah terlambat karena sudah ratusan atau bahkan ribuan rakyat tidak berdosa menjadi korban. Kecaman demi kecaman yang dilontarkan oleh negara-negara dibelahan bumi lainnya seolah-olah tidak ada gunanya. Peran dari organisasi-organisasi di dunia untuk ikut urun rembug menyelesaikan permasalahan ini seolah-olah hanya lip services belaka untuk menenangkan sesaat gejolak yang terjadi. Sebagai contoh, peran dari Liga Arab dalam proses perdamaian di Timur Tengah, apakah negara-negara Arab juga ikut tutup mata memanfaatkan konflik tersebut agar harga minyak dunia menjadi fluktuatif yang dimanfaatkan oleh segelintir orang berdasi untuk mengeruk keuntungan. Jelas dipertanyakan peran dari Liga Arab yang notabene secara teologi sama, mereka adalah negara-negara Islam seharusnya memiliki solidaritas yang kokoh antar ummat. Coba dicermati peran negara-negara OKI termasuk didalamnya Indonesia, sejauh mana kontribusi Indonesia yang mayoritas pemeluk agamanya adalah Islam untuk berperan serta untuk menjaga ketertiban dunia dan berperan serta menciptakan perdamaian abadi serta keadilan sosial sesuai dengan amanat UUD 1945. Semua wacana dan konsep perdamaian yang digodog dalam meja perundingan hanya bualan semata tanpa ada konsep implemetasi yang jelas. Badan Dunia PBB, Liga Arab dan OKI sendiri harus mampu merumuskan suatu konsep perdamaian yang melibatkan organisasi dunia lain karena disanalah akan ditemukan suatu titik perdamaian yang sudah ditunggu-tunggu. Sebuah titik perdamaian yang masuk melalui olahraga yang digemari oleh seluruh dunia, sepakbola.
Badan Dunia PBB sudah harus berfikir ulang untuk melibatkan FIFA dalam proses perdamaian, bukan hanya berkutat pada organisasi yang concern tentang proses perdamaian saja. Terbukti proses perdamaian yang dibungkus melalui sepak bola cukup efektif dalam menjaga kondusifitas daerah konflik. Sepak bola dharapkan dapat menjadi pemersatu disparitas yang sempat membelah kepentingan individu dan kelompok menjadi dua kubu yang saling bertentangan. Sepak bola terbukti mampu menyatukan ideologi yang sempat terkoyak oleh kepentingan individu atau kelompok tertentu. Sepertinya titik ini merupakan sebuah celah perdamaian yang harus dijembatani agar proses perdamaian bukan hanya sebagai retorika belaka. Jika flashback pengalaman Piala Asia beberapa waktu yang lalu di negara-negara ASEAN, siapa yang dapat memprediksi bahwa Iraq akan keluar menjadi jawara Piala Asia. Ditengah-tengah konflik ideology yang berkembang subur di negara tersebut disamping itu dengan persiapan tim Iraq yang tidak matang karena nightmare yang menghantui pemain Iraq. Tentunya semua pihak lebih menjagokan Korea Selatan ataupun Arab Saudi sebagai pemegang tampuk juara. Disamping lebih siap, stabilitas keamanan negara tersebut lebih terjamin. Namun semuanya terbalik dan berimbas positif terhadap kondusifitas dalam negeri Iraq saat itu yang benar-benar hancur lebur pasca kirisis. Ketika para punggawa Iraq pulang ke negeri seribu satu malam tersebut disambut bak pahlawan. Betul mereka adalah pahlawan, pahlawan untuk pemersatu konflik kepetingan Sunni-Syiah yang tumbuh subur di Iraq. Semua rakyat tumpah ruah bersuka cita, tidak pandang buluh apakah mereka muslim atau nasrani, apakah mereka suni atau syiah, yang jelas semuanya saling bergandengan tangan dan saling berpelukan. Semuanya melebur menjadi satu dalam euphoria sesaat.
Sungguh sayang, euphoria perdamaian ini tidak berlangsung lama karena setelah semua rakyat Iraq klimaks dengan kemenangan, semuanya akan kembai sepert sedia kala. Suni dan syiah kembali mengambil jarak, muslim dengan nasrani kembali membuat gap, terror demi terror mengancam stabilitas keamanan, bom dijadikan barang halal untuk melegalkan terror. Semuanya kembali sedia kala. Permasalahan ini tidak dicermati secara komprehensif bahwa ternyata sepak bola mampu meredam gejolak yang memanas. Badan Dunia PBB seolah-olah tidak mau ambil pusing dengan euphoria sesaat yang ternyata sangat efektif untuk menciptakan perdamaian. Liga Arab pun seolah-olah ingin cuci tangan acuh melihat permasalahan ini. Idealnya memang harus ada jembatan untuk menjaga euphoria damai tersebut agar tidak hilang ketika trofi itu sudah tidak dalam genggaman. Perlu duduk bersama untuk merumuskan suatu postulat yang mampu menjaga stabilitas perdamaian dunia. Sudah saatnya PBB merangkul FIFA untuk duduk bersama. Inilah saatnya, momentum Piala Dunia yang mempertemukan seluruh bangsa-bangsa di dunia hadir memberikan sajian damai.
Momentum Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan adalah titik kulminasi untuk bicara satu kata, damai. Dimana dalam momentum ini, mempertemukan seluruh bangsa-bangsa di dunia yang ambil bagian untuk mensukseskan hajatan dunia ini. Negara-negara konflik pun ikut serta dalam turnamen tersebut, Korea Utara dan Korea Selatan mewakili Asia. Negara-negara Amerika Selatan dengan Amerika Serikat yang semakin menegang. Belum lagi negara-negara Afrika sendiri yang dalam negerinya juga terdapat embrio-embrio konflik. Untuk Afrika Selatan sendiri, momentum ini dapat dijadikan sebagai stabilisator damai yang masih tersisa pasca penghapusan politik Apharteid. Piala Dunia yang diamanahkan ke Afrika Selatan tahun ini dapat mempersatukan ras kulit hitam dan kulit putih dalam satu payung perdamaian. Untuk negara-negara di semenanjung Korea sendiri, untuk sesaat melupakan konflik yang sudah lama terjadi. Paling tidak untuk satu bulan kedepan rakyat Korea masih bisa merasakan hangatnya kekeluargaan dan kebersamaan mengingat mereka masih satu rumpun budaya. Sedangkan untuk negara-negara Amerika Selatan yang antikemapanan hegemoni Amerika Serikat sesaat dapat melupakan konflik yang terjadi. Semua itu dibungkus dalam satu momentum Piala Dunia. Sudah saatnya dunia ini hidup dalam damai, jauh dari konflik kepetingan, jauh dari konflik horizontal maupun vertikal. Semua elemen dunia bukan hanya PBB, akan tetapi negara-negara dunia harus ikut menciptakan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Salah satu kunci yang harus dibuka untuk dapat mewujudkan impian bersama adalah Piala Dunia. Kran-kran perdamaian melalui negara-negara peserta diharapkan mampu menahan arus perpecahan ideologi. Sudah saatnya sepak bola melalui Piala Dunia dijadikan simbol pemersatu, bukan tidak mungkin hal tersebut dapat terjadi. Perlu komitmen dan konsistensi untuk dapat merealisasikannya. Kedepan harus ada satu kesepakatn damai melalui sepakbola sebagai olahraga dunia untuk perdamaian, sehingga muncullah sebuah diktum yang mengatakan Football for Unity.

Thursday, 25 November 2010

Bangkitnya Kembali Perang Ideologi, Kapitalis vs Komunis


Akhir-akhir ini kita disuguhkan dengan berita yang cukup menyulut emosi dunia Internasional. Dua negara beda ideology saling serang di Semenanjung Korea. Korea Utara versus Korea Selatan. Ya, Korea Utara yang ideology negara kental dengan Komunisme dan Korea Selatan yang di back up oleh Kapitalis Amerika Serikat. Korea Utara dibawah dictator komunis, Kim Young Il sengaja membuat panas dunia Internasional dengan beberapa kali melakukan uji coba rudal Tae Podong dan pembuatan pusat pengayaan uranium untuk memproduksi senjata pembunuh masal, Nuklir. Kim Young Il tidak sendiri, afiliasi antara China dan Vietnam Utara dan malu-malu kucing Rusia sepertinya semakin membuat percaya diri Korea Utara berkacak pinggang menantang dunia. Korea Utara yang saat ini masih benar-benar menegakkan panji Komunisme Absolut tidak seperti negara komunis lain yang lebih lunak terhadap dunia luar. Negeri Tirai Bambu sesungguhnya adalah Korea Utara karena tidak mudah diakses dan tidak mudah ditembus karena siap berdiri kokoh menantang dunia.

Langkah penetrasi yang dilakukan oleh Korea Utara membuat seteru abadinya Korea Selatan geram, melalui Presiden Lee Myung Bak menginstruksikan darurat militer di Korea Selatan. Bahkan menteri Pertahanan Korea Selatan ,mengundurkan diri dari jabatan strategis tersebut karena dianggap tidak mampu menjaga kondusifitas. Sikap kstaria yang patut dipuji oleh pemimpin di Indonesia. Wacana ini kemudian hari ditanggapi oleh Amerika Serikat dengan mengirimkan kapal perang dan pesawat tempur untuk membantu Korea Selatan. Korea Selatan pun tidak sendiri, masih ada Inggris dan beberapa negara Uni Eropa yang siap membantu.
Masih ingat dalam ingatan kita pertengahan tahun 2009 ketika kapal perang Korea Selatan di rudal sehingga tenggelam di dasar laut Semenanjung Korea. Konflik demi konflik inilah yang puncaknya adalah serangan terhadap ribuan rakyat sipil Korea Selatan. Akumulasi konflik ini, bukan tidak mungkin akan menyebabkan Perang Korea jilid dua yang membuat stabilitas ekonomi dan politik terganggu. Bahkan bukan tidak mungkin, hal ini akan menyulut Perang Dunia Ke Tiga yang embrio-embrionya sudah muncul di permukaan.

Masih ingat dalam ingatan kita ketika Indonesia yang dahulu di zaman Bung Karno sebagai Presiden dekat menjalin hubungan dengan Uni Soviet yang notabene pemimpin Komunis Internasional. Kedekatan Bung Karno dengan Nikita Kruschev yang ketika itu perdana menteri Uni Soviet pengganti Josep Stalin. Bahkan, kemerdekaan Indonesia diawali dengan letupan pemikiran Sosialis Komunis yang di komando oleh Tan Malak, Muso, Alimin dan kawan-kawan. Riak-riak pemberontakan dengan dasar Ideologi Sosialis tersebut yang akhirnya memaksa Belanda untuk menyerahkan kedaulatan Republik Indonesia Serikat ke tangan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Isu yang berhembus ke permukaan tentang adanya peran dari tangan-tangan komunis dalam membantu kemerdekaan Indonesia jika ditilik dari aspek sejarah memang cukup dijadikan alasan. Rentetan peristiwa pemberontakan PKI sampai runtuhnya PKI di tangan Soeharto merupakan bukti otentik yang masih diperdebatkan.

Tumbangnya Orde Lama dan diganti dengan Orde Baru pun atas kongsi dengan Kapitalis yang ketika itu maish di cengkram oleh Amerika Serikat bahkan sampai saat ini. Fakta sejarah membuktikan bahwa peran Kapitalis dalam membantu menjungkalkan rezim Orde Lama tertulis dalam bingkai sejarah perjalanan bangsa. Sejak tumbangnya Soekarno, terlihat jelas matinya ideology Komunis sampai ke akar-akarnya hingga saat ini. Dunia mungkin sadar bahwa untuk menggulingkan Orde Lama memerlukan empat tangan dan empat kaki untuk mencabut hegemoni kekuasaan. Sehingga Amerika dengan operasi canderstain mengoyak inetgritas kebangsaan. Namun semua itu dewasa ini sudah di kembalikan ke postulat yang sesugguhnya yaitu tentang Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Namun ironisnya, penjajahan dengan selubung neokolonialisme dan neoimperialsme masih merajalela. Seakan tidak mampu untuk melawannya. Indonesia sekali lagi hanya diam. Tanpa kata dan tanpa bahasa. Penjajahan jilid ke dua terasa amat sulit untuk dihindari karena moral anak bangsa sudah tertutup oleh pragmatism kekuasan, harta dan kedudukan. Benar apa yang dikatakan oleh Bunga Karno, “Perjuangan ku terasa mudah karena mengusir penjajah namun perjuanganmu akan terasa susah karena mengusir bangsa sendiri”.

Semoga perang Ideologi ini hanya kamuflase agar dapat diredupkan kembali. Karena bagaimanapun juga rakyat yang akan menjadi korban utama. Rakyat yang menderita mati sengsara. Sudah cukup derita ini dialami oleh nenek moyang kami. Biarkanlah kami yang akan menanggung bahagia perjuangan meraka dalam mendamaikan dunia.

Sunday, 21 March 2010

Carlos Slim , Orang terkaya di dunia 2010 versi Forbes



Majalah Forbes kembali merilis daftar orang-orang terkaya di dunia di tahun 2010. Taipan Meksiko Carlos Slim Helu berhasil mendepak Bill Gates sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai US$ 53,5 miliar atau hampir mencapai 3/4 cadangan devisa Indonesia.

Berikut 10 besar orang terkaya di dunia dalam daftar yang dirilis Forbes dan dikutip detikFinance, Kamis (11/3/2010):

1. Carlos Slim Helu (US$ 53,5 Miliar)
2. Bill Gates (US$ 53 Miliar)
3. Warren Buffet (US$ 47 Miliar)
4. Mukesh Ambani (US$ 29 Miliar)
5. Lakshmi Mittal (US$ 28,7 Miliar)
6. Lawrence Ellison (US$ 28 Miliar)
7. Bernard Arnault (US$ 27,5 Miliar)
8. Eike Batista (US$ 27 Miliar)
9. Amancio Orgega (US$ 25 Miliar)
10. Karl Albrecht (US$ 23,5 Miliar)


Dalam daftar orang terkaya di dunia tersebut, terdapat pula perwakilan Indonesia. Namun wakil Indonesia pada tahun 2010 ini menyusut dibandingkan tahun 2009.

Satu nama yakni Sukanto Tanoto keluar dari daftar orang terkaya dunia di tahun 2010. Pada tahun 2009 lalu, Sukanto Tanoto menempati posisi 450 dengan kekayaan mencapai US$ 1,6 miliar.

Perwakilan Indonesia dalam jajaran orang-orang terkaya di dunia versi majalah Forbes adalah:


1. Michael Hartono, posisi 258 (70 tahun) US$ 3,5 Miliar
2. R Budi Hartono, posisi 258 (69 Tahun) US$ 3,5 Miliar
3. Martua Sitorus, posisi 316 (50 tahun) US$ 3 Miliar
4. Peter Sondakh, posisi 437 (58 tahun) US$ 2,2 Miliar.


Michael Hartono dan Budi Hartono merupakan bersaudara pendiri perusahaan rokok Djarum. Michael tercatat memiliki 49% saham di Djarum, sementara 51% dikuasai Budi.

Grup Djarum kini juga menguasai mayoritas saham di BCA, bank dengan nasabah terbesar di Indonesia. Keduanya juga menguasai Grand Indonesia, sebuah pertokoan mewah di jantung kota Jakarta.

Sedangkan Martua Sitorus merupakan pemilik perusahaan sawit Wilmar International. Martua membeli perkebunan sawit pertamanya pada tahun 1994. Setahun kemudian, ia mendirikan Wilmar International dengan keponakannya, Robert Kuok yang juga masuk dalam jajaran orang terkaya dunia.

Sumber : Detik finance

Merger antara Wilmar dengan kebun sekaligus agribisnis Kuok menghantarkan perusahaan tersebut sebagai salah satu yang terbesar di Asia. Sebagai Chief Operationg Officer, Martua masih memiliki 10% saham di perusahaan yang harga sahamnya telah melonjak hingga dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara Peter Sondakh yang merupakan pemilik konglomerasi Grup Rajawali berhasil mencetak kekayaan US$ 2,2 miliar. Ia berhasil meraup US$ 350 juta dari penjualan Bentoel kepada British American Tobacco pada Juni tahun lalu.

Ia juga menjual sahamnya di Excelcomindo Pratama (XL Axiata) pada tahun 2007 dengan hasl mencapai US$ 400 juta. Grup Rajawali saat ini tercatat masih menguasai saham di Semen Gresik.

Kelompok usaha ini pada Januari lalu memberikan US$ 20,5 juta ke Harvard untuk mendanai lembaga pendidikan baru di Asia dan program baru di Indonesia.

Monday, 27 April 2009

Analisa Sosial Flu Babi

Dunia akhir-akhir ini digemparkan dengan berita yang dapat dibilang spektakuler. Sebuah berita yang dapat mengancam peradaban manusia. Berita yang dapat membuat sejarah manusia hanya menjadi catatan simbol belaka.

Dunia digemparkan dengan berita flu babi. Flu babi yang merupakan serotype dr H1N1 merupakan virus yang mematikan yang dapat membumi hanguskan survival umat manusia yang dapat menggerus peradaban manusia tinggal cerita belaka.

Serotype H1N1 merupakan gabungan serotype dari tipe flu burung dan flu manusia. Artinya virus tersebut dapat bermutasi dengan cepat begitu bereplikasi pada sel inang. Serotype ini menurut WHO masih dapat dijinakkan, akan tetapi tidak tahu sampai kapan mampu dijinakkan ketika intelektual manusia harus bersaing dengan intelektual virus yang mudah sekali untuk mutasi dan replikasi. Begitu ditemukan antiviral spesifik, saat itu juga virus tersebut langsung dapat memperbaharui serotypenya.

Menurut info di Media elektronik, virus tersebut dalam 3 hari ini sudah membunuh 103 orang dan menjangkiti 1000 orang. Bahkan sudah menyebar ke AS, Prancis, Selandia baru. Virus ini mematikan dan dapat menular dari manusia ke manusia.

Belum selesai masalah dengan flu burung dan flu singapura. Muncul pandemi flu babi yang memang ancaman global. Peradaban manusia bisa hanya tinggal catatan sejarah belaka.

Analisa Sosial
Jika menggunakan pisau analisa sosial kasus flu babi yang sangat mengejutkan ini. Kita dapat mempertajam dengan analisa kasus Flu Burung dan Wabah Kolera yang menyerang Zimbabwe beberapa waktu yang lalu. Ketika flu burung menjadi topik bahasan dunia. Negara-negara kapitalis memanfaatkan momentum ini untuk meraup keuntungan dengan membuat vaksin yang dapat mengeradikasi flu burung. Sampel virus yang digunakan untuk membuat antivirus ternyata diambil dari virus negara yang terjangkit, kemudian diproses di laboratorium US Navy. Setelah terbentuk antiviralnya kemudian antivirasl tersebut dijual dengan harga mahal ke negara yang justru memasok sampel virus tersebut.

Kasus wabah kolera yang membunuh sekitar 5000 warga zimbabwe karena kepentingan politik kelompok kapitalis yang ingin menggulingkan kekuasaan Presiden Robert Mugabe. Anak-anak menjadi korban utama. Semua negara terdiam, bahkanWHO pun hanya sanggup menutup mata melihat feomena ini tanpa berkutik sedikitpun. Jelas sekali motif tindakan kapitalis untuk menggulingkan status quo pemerintahan Mugabe yang sudah berkuasa lama.

Pun begitu denga kasus flu babi yang terksesan sengaja dipolitisir oleh kepentingan kelompok tertentu untuk mendapatkan kuntungan lebih. Bukan tidak mungkin akan dibuat antivirus yang dapat menangkal serangan virus H1N1 yang hasil keuntungan penjualan antivirus tersbut akan menjadi hak sepenuhnya pemilik modal kaum borjuasi.

Mekanisme share profit dan transpartansi harus diletakkan sebagai pondasi utama untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Kasus antivirus flu burung yang mana negara terjangkit justru harus membeli antivirus tersebut dengan harga yang mahal. profit sharing juga dilakukan secara egaliter dan terbuka. Sistem yang dianut sangat eksklusif mengabaikan semangat egaliterian.

Pisau analisa kita harus mampu mengarahkan ke hal-hal yang sangat mengganjal. ketika permasalahan ini muncul, siapa yang akan berperan menjadi hero dan siapa yang akan diuntungkan dari investasi politik kesehatan global.??

Permasalahan paling mendasar adalah jika hal ini dibiarkan terus menerus, hanya negara kapitalis yang akan menjadi pemenangnya. Lagi-lagi negara dunia ketiga menjadi objek dungu yang tidak bisa berbuat apa-apa. Bukan tidak mungkin, kedepannya virus tersebut dapat bereplikasi dan mutasi sehingga kelangsungan ummat manusia sudah dapat diprediksi, sekarang atau nanti.

Wallahualam..

Friday, 17 October 2008

Sekretaris Jendral PBB

Sekretaris Jendral PBB (Sekjend PBB) adalah kepala kesekratriatan salah satu bagian penting PBB. Sekjend bertindak juga sebagai juru bicara dan pemimpin PBB.


Saat ini Sekjend PBB di jabat oleh Ban Ki Moon dari Korea Selatan yang mulai bekerja pada tanggal 1 Januari 2007. Dia dan tim akan bekerja sampai tanggal 31 Desember 2001 dan dapat dipilih kembali.


Sekjend PBB dapat dipilih kembali dengan masa jabatan 5 tahun dan paling banyak menjabat sebanyak dua periode. Pemilihan Sekjend dilakukan dalam Sidang Umum atas persetujuan Dewan Keamanan. Oleh karena itu, pemilihan berdasarkan hak veto dari 5 Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB.


Syarat minimal bahasa yang harus dikuasai oleh Sekjend PBB merupakan peraturan yang harus dipenuhi, yakni bahasa Inggris dan Jerman. Sekjen PBB tidak dapat berasal dari Anggota Tetap DK PBB. Rotasi dilakukan setiap regional untuk setiap Sekjend yang terpilih.


Sebagian besar kandidat Sekjend PBB berasal dari kekuatan tengah (Middle power) dan tidak begitu dikenal. Kandidat yang high profile, sering ditolak oleh DK PBB. Sebagai contoh, figure seperti Charles de Gaulle, Dwight Eishenhower dan AnthonyEden dipertimbangkan sebagai kandidat Sekjend PBB pertama, tetapi ditolak sehingga dipilih figure Trygve Lie dari Norwegia. Karena politik Internasional dan kompromi politik, terdapat banyak kesamaan antara proses idealism untuk memilih Sekjend PBB dan hal itulah yang dilakukan organisasi internasional yang lain termasuk pemilihan Paus dalam Gereja Katolik Roma.


Pada awal 1960, pemimpin Soviet Nikita Khrushchev berusaha untuk menghapuskan posisi Sekjend. Superioritas kekuatan Negara barat dengan sistem satu Negara, satu suara menginginkan Sekjend berasal dari Negara DK PBB. Khruschev selanjutnya membuat proposal untuk mengganti Sekjend dengan tiga orang Dewan Pimpinan yang berasal dari Barat, Negara komunis dan Negara Non Blok. Ide ini gagal karena Negara netral untuk mendukung proposal tersebut.


Pada awalnya Sekjend PBB dijabat oleh Alger Hiss dari Bulan April hingga Juni 1945. Kemudian diganti oleh Gladwyn Jebb (UK, Eropa) dari 24 Oktober 1945 – 1 Februari 1946. Tugas Jebb adalah memimpin PBB sampai Sekjend definitive terpilih. Sejak awal berdiri tahun 1945 sampai sekarang terdapat 8 Sekjend PBB yaitu :


Trygve Lie (16 Juli 1896 – 30 Desember 1968)

Kebangsaan : Norwegia

Masa Jabatan : 1 Februari 1946 – 10 November 1952

Alasan penarikan : Mengundurkan diri

Lie adalah mantan menteri luar negeri dan manta pemimpin buruh yang direkomenasikan oleh Uni Sovyet untuk mengisi pos Sekjend. Setelah keterlibatan PBB dalam perang Korea, Uni Sovyet memveto Lie untuk dipilih kembali tahun 1951. US menggagalkan veto Uni Sovyet dan merekomendasikan untuk dilaksanakan Sidang Umum. Lie dipilih kembali dengan suara 46 banding 5 dan 8 abstein. Uni Sovyet kemudian terlibat perseteruan dengan Lie karena keterlibatan lie dalam perang Korea dan setelah itu Dia berhenti pada tahun 1952. Lie meninggal pada usia 72 tahun karena serangan jantung.


Dag Hammarskjold (29 Juli 1905 – 18 September 1961)

Kebangsaan : Swedia

Masa Jabatan : 10 April 1953 – 18 September 1961

Alasan penarikan : Mati kecelakaan pesawat.

Setelah rangkaian kandidat Sekjend di veto, Hammarskjold muncul sebagai pilihan yang dapat diterima oleh DK PBB. Hammarskjold dipilih kembali dengan suara bulat untuk periode kedua tahun 1957. Uni Sovyet marah dengan kepemimpinan Hammarskjold selama krisis Congo dan meyarankan posisi Sekjend diganti dengan “Troika” Tiga orang pemimpin eksekuif. Menghadapi perlawanan Negara barat Uni Sovyet mengalah terhadap usul tersebut. Hammarskjold meninggal pada usia 56 tahun karena kecelakaan pesawat yang misterius di Northern Rhodesia (Zambia) tahun 1961. President John F. Kennedy menyebut Hammarskjold sebagai “the greatest statesman of our century.”


U Thant (22 Januari 1909 – 25 November 1974)

Kebangsaan : Burma

Masa Jabatan : 30 November 1961 – 31 Desember 1971

Alasan penarikan : Berhenti karena alasan personal

Dalam proses pergantian Hammarskjold, Negara berkembang mendesak Sekjend PBB berasal dari Non UE. U Thant direkomendasikan; karena perlawanan dari prancis (That adalah ketua komite kemerdekaan Algeria) dan Arab (Burma mendukung Israel), Ia hanya sebagai pengganti Hammarskjold. Tahun berikutnya, That terpilih secara bulat untuk dipilih kembali selama 5 tahun. U That meninggal pada usia 65 tahun karena kanker Paru.


Kurt Waldheim (21 Desember 1918 – 14 Juni 2007)

Kebangsaan : Austria

Masa jabatan : 1 Januari 1972 – 1 Januari 1982

Alasan penarikan : China veto pada periode ketiga

Waldheim meluncurkan kampanye yang bijaksana dan efektif untuk menjadi Sekjend PBB. Meskipun awalnya di veto dari China dan UK pada putaran ketiga Waldheim terpilih menjadi Sekjend. Pada tahun 1976, China menghalangi pemilihan Waldheim tapi pada putaran kedua terpilih kembali. Pada tahun 1981, Waldheim terpilih kembali untuk ketiga yang dihalangi oleh China, yang diveto pemilihannya melalui 15 putaran. Pada pertengahan 1980 terungkap bahwa setelah PD 2, Komisi Kejahatan Perang PBB mencurigai Waldheim criminal perang karena keterlibatannya dengan tentara Jerman. Filenya tersimpan dalam arsip PBB. Dia meninggal pada usia 88 tahun karena gagal jantung.



Javier Perez de Cuellar (19 Januari 1920 -….)

Kebangsaan : Peru

Masa Jabatan : 1 Januari 1982 – 1 Januari 1992

Alasan penarikan : menolak pencalonan pada periode ketiga

Perez terpilih setlah 6 minggu terjadi deadlock antara pemilihan Waldheim dan kandidat China, Salim salim dari Tanzania. Perez seorang diplomat peru terpilih kembali secara bulat pada tahun 1986. Selama masa kepemimpinannya, dia bertindak sebagai penengah antara Britania dengan Argentina sebagai dampak dari perang Falkland, negosiasi kemerdekaan Namibia, Sejak kematian Waldheim, Perez menjadi Sekjend PBB yang paling tua hingga saat ini.


Boutros Boutros Ghali (14 November 1922 - …)

Kebangsaan : Mesir

Masa Jabatan : 1 Januari 1992 – 31 Desember 1996

Alasan Penarikan : Veto US pada pencalonan kedua

Sebanyak 102 anggota Non Blok meminta bahwa Sekjend PBB berasal dari Afrika. Dengan jumlah mayoritas dan dukungan dari China pada Sidang Umum PBB, Non Blok menghalangi kandidat yang tidak diingkinkan. DK PBB melakukan pemilihan tanpa nama yang dicantumkan dan Ghali muncul dengan 11 suara pada putaran kelima. Pada tahun 1996 U.S memveto Ghali pada pemilihan yang kedua, karena dianggap gagal dalam mengimplementasikan reformasi di tubuh PBB. Tetapi Ghali merespon bahwa Dia member sumber daya yang tidak adekuat karena hutang yang cukup besar kepada PBB seperti Amerika. Dengan ini, PBB mengalami dua kejadian penginaan terburuk dalam sejarah, pembantaian masal jutaan rakyat Rwanda tahun 1994 lepas dari pengamatan PBB, pembantaian tahun 1995, 10.000 etnis Bosnia (muslim) dalam zona aman PBB termasuk Srebrenica. Dengan dua kasus tersebut merupakan tanggung jawab Ghali.


Kofi Anan (8 April 1938 - …)

Kebangsaan : Ghana

Masa jabatan : 1 Januari 1997 – 31 Desember 2006

Alasan Penarikan : Berhenti

Anan adalah kepala Departemen Operasi Penjaga Perdamaian sebelum terpilih sebagai Sekjend. Tahun 2001, setelah implementasi perubahan seperti fiscal bertanggung jawab terhadap anggaran, anan terpilih secara mutlak pada periode kedua.


Ban Ki Moon

Kebangsaan : Korea Selatan

Masa jabatan : 1 januari 2007 – 1 Januari 2012