Pages

Saturday, 15 August 2009

All About Leptospirosis

LEPTOSPIROSIS
A. Definisi
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh suatu mikrorganisme Leptopsiro interogans. Penyakit ini memiliki manifestasi klinik dari bentuk yang ringan dengan gejala sakit kepala dan mialigia seperti influenza hingga bentuk berat dengan gejala ikterus, disfungsi ginjal dan diathesis hemorrhagic. Penyakit ini pertama kali ditemukan ole Weil pada tahun 1886, oleh karena itu, bentuk berat penyakit ini dikenal dengan Weil’s disease. Penyakit ini dikenal dengan berbagai nama seperti mud fever, slime fever, swamp fever, dan sebagainya. 1,2,3


B. Etiologi
Leptospira disebabkan oleh genus leptospira, family leptospiraceae yang merupakan suatu mikroorganisme spirachaeta. Ciri khas mikroroganisme ini adalah bergelung, tipis, motilitas tinggi yang panjangnya 5-15 um, dengan spiral halus lebarnya 0,1-0,2 um, salah satu ujungnya membengkak membentuk suatu kait, memiliki dua buah periplasmic flagella yang dapat membuat terowongan menginfeksi jaringan. Spiroceta ini begitu halus sehingga dalam mikroskop lapangan gelap hanya dapat dilihat sebagai rantai kokus kecil-kecil. Dengan pemeriksaan lapang redup pada mikroskop biasa morfologi leptospira secara umum dapat dilihat. Untuk mengamati lebih jelas gerakan leptospira digunakan mikroskop lapang gelap. Leptospira membutuhkan media dan kondisi yang khusus untuk tumbuh. Dengan medium flethcer’s dapat tumbuh dengan baik sebagai obligat anaerob.1,2

Secara sederhana genus leptospira terdiri atas dua species yaitu L.interogans yang pathogen dan L. biflexa yang non pathogen. L. interrogans dibagi menjadi beberapa serogroup dan serogroup ini dibagi menjadi beberapa serovar menurut komposisi antigennya. Saat ini telah ditemukan 23 serogroup yang dibagi menjadi 250 serovar. Beberapa serogroup yang penting adalah icterohemorrhagiae,canicola, pomona, australis, grippotyphosa, hyos, dan sejroe. 2,3


C. Epidemiologi
Leptospirosis tersebar hampur diseluruh benua kecuali benua Amerika, namun penyebaran paling banyak terdapat di daerah tropis. Leptospirosis bisa terdapat dalam binatang piaraan seperti anjing, babi, kuda, lembu, kucing. Dalam tubuh binatang tersebut, Leptospirosis hidup dalam ginjal atau air kencingnya. Tikus merupakan vector utama dari Leptospira icterohaemorrhagica penyebab leptospirosis pada manusia. Dalam tubuh tikus, leptospira akan menetap dan membentuk koloni serta berkembang biak didalam epitel tubulus ginjal tikus dan terus menerus ikut mengalir dalam filtrat urine. Penyakit ini bersifat musiman, didaerah beriklim sedang masa puncak insiden dijumpai pada musim panas dan musim gugur karena temperature adalah faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup leptopsira. Sedangkan di daerah tropis insiden tertinggi terjadi selama musim hujan.1

Leptospira mengenai paling banyak mamalia seperti landak, tikus, kelinci, tupai, musang dan sebagainya. Binatang pengerat terutama tikus merupakan reservoir paling banyak. Leptospira membentuk hubungan simbiosis dengan pejamunya dan dapat menetap dalam tubulus renalis selama berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun. Beberapa reservoir berhubungan dengan binatang tertentu seperti L. icterohaemoragiae dengan tikus, L. hardjo dengan sapi, L. canicola dengan anjing dan L. pomona dengan babi. 1,2

Di Indonesia Leptospira ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Salah satu kendala dalam penanganan leptospira adalah kesulitan dalam melakukan diagnostic awal. Diagnostic pasti dengan ditegakkan dengan ditemukannya leptospira dalam urin atau hasil serologi positif. Untuk dapat berkembang biak, leptospira memerlukan lingkungan optimal serta tergantung pada suhu yang lembab, hangat, dimana lokasi ini ditemukan didaerah tropis.1,

Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan air atau tanah, lumpur yang telah terkontaminasi oleh urin binatang yang telah terinfeksi leptospira. Infeksi tersebut terjadi jika terdapat luka pada kulit ataupun selaput lender. Air genangan dapat memanikan peranan dalam proses penularan penyakit. Kadang-kadang penyakit ini terjadi akibat gigitan binatang yang sebelumnya terinfeksi leptospira. Transmisi dari manusia ke manusia paling jarang terjadi. Orang-orang yang memiliki faktor resiko penularan leptospira adalah pekerja di sawah, pertanian, perkebunan, peternakan, pekerja tambang, dokter hewan. 2

D. Patofisiologi
Leptospira masuk kedalam tubuh manusia melalui kulit dan membrane mukosa yang terluka kemudian masuk kedalam aliran darah dan berkembang khususnya pada konjungtiva dan batas oro-nasofaring. Kemudian terjadi respon imun seluler dan humoral sehingga infeksi ini dapat ditekan dan terbentuk antibody spesifik. Leptospira dapat bertahan sampai ke ginjal dan sampai ke tubulus konvoluntus sehingga dapat berkembang biak di ginjal. Leptospira dapat mencapai ke pembuluh darah dan jaringan sehingga dapat diisolasi dalam darah dan LCS pada hari ke 4-10 dari perjalanan penyakit. Pada pemeriksaan LCS ditemukan pleocitosis. Pada infiltrasi pembuluh darah dapat merusak pembuluh darah yang dapat menyebabkan vasculitis dengan terjadi kebocoran dan ekstravasasi darah sehingga terjadi perdarahan. Setelah terjadi proses imun leptospira dapat lenyap dari darah setelah terbentuk agglutinin. Setelah fase leptospiremia 4-7 hari, mikroorganisme hanya dapat ditemukan dalam jaringan ginjal dan okuler. Dalam perjalana pada fase leptospiremia, leptospira melepaskan toksin yang bertanggung jawab atas terjadinya keadaan patologi pada beberapa organ. Lesi yang muncul terjadi karena kerusakan pada endotel kapiler. Organ-organ yang sering terkena leptospira adalah sebagai berikut :1.2.3.4,5

Ginjal. Nefritis Interstisial dengan infiltrasi sel mononuclear merupakan bentuk lesi yang dapat terjadi tanpa disertai gangguan fungsi ginjal. Sedangkan jika terjadi gagal ginjal akibat nekrosis tubular akut.

Hati. Pada organ hati terjadi nekrosis sentilobuler fokal dengan infiltrasi sel limfosit fokal dan proliferasi sel Kupfer.

Jantung. Kelainan miokradium dapat fokal ataupun difus berupa interstisial edema dengan infiltrasi sel mononuclear dan plasma. Nekrosis berhubungan dengan infiltrasi neutrofil. Dapat terjadi perdarahan fokal dan juga endokarditis.

Otot rangka. Pada otot rangka terjadi nekrosis, vakuolisasi dan kehilangan striata. Nyeri otot yang terjadi pada leptospira disebabkan oleh invasi langsung leptospira.

Mata. Leptospira dapat masuk ke uvea anterior yang dapat menyebabkan uveitis anterior pada saat fase leptospiremia.

Pembuluh darah. Bakteri yang menempel pada dinding pembuluh darah dapat terjadi vaskulitis dengan manifetasi perdarahan termasuk pada mukosa, organ-organ visceral dan perdarahan bawah kulit.

Susunan Saraf Pusat (SSP). Manifestasi masuknya bakteri ke dalam LCS adalah meningitis. Meningitis terjadi sewaktu terbentuknya respon antibodi, bukan pada saat masuk ke LCS. Terjadi penebalan meninges dengan peningkatan sel mononuclear arakhnoid. Meningitis yang terjadi adalah meningitis aseptic, biasanya paling sering disebabkan oleh L.canicola.

Weil Disease
Weil disease merupakan leptopsirosis yang berat ditandai dengan ikterus biasanya disertai dengan perdarahan, anemia, azotemia, gangguan kesadaran dan demam tipe continue. Serotype leptospira yang menyebabkan weil disease adalah serotype icterohaemorrhagica. Gambaran klinis bervariasi berupa gangguan renal, hepatic dan disfungsi vascular.1

E. GAMBARAN KLNINIS
Masa inkubasi 2-26 hari, dengan manifestasi klinis dibagi menjadi 2 fase penyakit yang khas yaitu fase leptospiremia dan fase imun.1,2

Fase Leptopsiremia
Fase ini ditandai dengan adanya leptospira di dalam darah dan cairan srebrospinal, berlangsung secara tiba-tiba dengan gejala awal sakit kepala biasanya di bagian frontal, rasa sakit yang hebat terutama pada paha, betis dan pinggang disertai dengan nyeri tekan. Mialgia dapat diikuti dengan hiperestesia kulit, demam tinggi yang disertai mengigil, juga didapati mual muntah disertai mencret, bahkan dapat terjadi penurunan kesadaran. Pada hari keempat dapat disertai dengan konjungtiva suffusion dan fotofobia. Pada kulit dapat dijumpai rash berbentuk macular, makulopapular atau urtikaria. Kadang dapat dijumpai hepatosplenomegali dan limfadenopati. Fase ini berlangsung selama 4-7 hari.1,2,5

Fase Imun
Fase ini ditandai dengan peningkatan titer antibody, dapat timbul demam yang mencapai suhu 40oC disertai menggigil dan kelemahan umum. Terdapat rasa sakit menyeluruh diotot-otot leher terutama diotot bagian betis. Terdapat perdarahan berupa epistaksis, gejala kerusakan pada ginjal dan hati, uremia dan ikterik. Perdarahan paling jelas terlihat pada fase ikterik, pupura, petechiae, epistaksis, perdarahan gusi merupakan manifetasi perdarahan yang paling sering. Conjunctiva injection dan conjunctiva suffusion dengan ikterus merupakan tanda patognomosis untuk leptospirosis. Pada sekitar 50% pasien dapat terjadi meningitis. Pada fase ini leptospira dapat dijumpai dalam urin. Gambaran perjalanan penyakit leptospirosis dapat dilihat pada gambar dibawah ini.1,2,5

F. DIAGNOSIS
Pada anamnesis, penting diketahui tentang riwayat pekerjaan pasien, apakah termasuk kelompok resiko tinggi. Gejala dan keluhan didapati demam muncul mendadak, sakit kepala bagian frontal, nyeri otot, fotofobia. Pada pemeriksaan fisik didapati demam, bradikardia, nyeri tekan dan hepatomegali. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin biasanya dijumpai leukositosis, pada pemeriksaan urin dijumpai protein urin, leukosituria. Diagnose pasti dengan kultur dan serologi.1,4

Kultur
Dengan mengambil specimen dari darah dan LCS segera pada awal gejala. Dianjurkan untuk melakukan kultur ganda dan mengambil specimen pada fase leptospiremia serta belum diberi antibiotic. Kultur urin diambil setelah 2-4 minggu onset penyakit. 1,4

Serologi
Pemeriksaan untuk mendeteksi leptospira dengan cepat adalah dengan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR), silver stain atau fluorescent antibody stain, dan mikroskop lapangan gelap. 3,4

G. PENGOBATAN
Pengobatan suportif dengan observasi ketat untuk mendeteksi dan mengatasi keadaan dehidrasi, hipotensi, perdarahan dan gagal ginjal sangat penting pada leptospirosis. Pemberian antobiotik harus dimulai secepat mungkin, bias any pemberian dalam 4 hari setelah onset cukup efektif. Berikut golongan antibiotic yang dapat diberika pada pasien leptospirosis :1
Indikasi Regimen Dosis
Leptospirosis ringan Doksisiklin 2 x 100 mg
Ampisilin 4 x 500-750 mg
Amoksisilin 4 x 500 mg
Leptospirosis sedang/berat Penisilin G 1,5 juta unit/ 6 jam
Ampisilin 1 gram/ 6 jam
Amoksisilin 1 gram/ 6 jam
Kemoprofilaksis Doksisiklin 200 mg/ minggu

Sampai saat ini penisilin masih menjadi pilihan utama, namun perlu diingat bahwa antibiotic bermanfaat jika leptospira masih di darah (fase leptospiremia). Pada pemberian penisilin dapat timbul reaksi Jarisch-Herxheimer 4 sampai 6 jam setelah pemberian intravena yang menunjukkan adanya aktivitas anti leptospira. Tindakan suportif diberikan sesuai dengan keparahan penyakit dan komplikasi yang timbul. Kesimbangan cairan, elektrolit dan asam basa diatur sebagaimana pada penaggulangan gagal ginjal secara umum. Jika terjadi azotemia berat dapat dilakukan dialisa.1

H. PROGNOSIS
Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal. Pada kasus dengan ikterus, angka kematian 5% pada umur dibawah 30 tahun. Pada usia lanjut mencapai 30-40%.1

I. PENCEGAHAN
Pencegahan leptospira khususnya didaerah tropis sangat sulit karena banyaknya hospes perantara dan jenis serotype sulit untuk dihapuskan. Bagi mereka yang memiliki resiko tinggi untuk tertular laptospirosis harus diberikan perlindungan khusus yang dapat melindungi dari kontak dengan bahan-bahan yang terkontaminasi dengan kemih binatang reservoir. Pemberian doksisiklin 200 mg perminggu dikatakan bermanfaat untuk mengurangi serangan leptospirosis bagi mereka yang resiko tinggi dan terpapar dalam waktu singkat.4

J. KESIMPULAN
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh leptospira. Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan leptospira secara incidental. Gejala klinis yang timbul mulai dari yang ringan sampai yang berat bahkan kematian bila terlambat dalam pengobatan. Diagnosa dini yang tepat dan penatalaksanaan yang cepat akan mencegah perjalanan penyakit menjadi berat. Pencegahan dini terhadap mereka yang terekspos diharapkan dapat melindungi mereka dari serangan leptospirosis.1,2,3,4,5

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2005, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, FK UI. Jakarta. Hal 1845-1848.
2. Hauser, Kasper et al, 2005, Harrison’s Principles of Internal Medicine 16 editions, Mc Graw Hill. New York. Page 988-990.
3. Kayser, et al, 2005, Medical Microbiology, thieme. Page 328-330.
4. Sandra, Gompf, 2008, Leptospirosis, last up date August, 11, 2008. Download from www.emedicine.com/leptospirosis.html.
5. Human Leptospirosis : Guidance for Diagnosis, Surveillans and Control. WHO and International Leptospirosis Society 2003.

Case 2 : Observasi Ikterik

STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Hn
Jenis Kelamin : Wanita
Usia : 27 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jambanan, Sidoharjo Sragen
Nomor RM : 290478
Tanggal masuk : 27 Juli 2009


II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal 27 Juli 2009 pukul 13.30, dilakukan secara autoanamnesis.
Keluhan Umum : Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan demam selama dua hari, saat demam pasien mengalami kejang, keluhan tersebut disertai dengan mual dan muntah lebih dari tiga kali, pasien mengeluh pinggang sakit dan sakit kepala cekot-cekot. Pasien mengalami BAB cair lebih dari 5 kali, perut terasa perih, BAK seperti teh. Keluhan tersebut kemudian diperiksakan ke dokter dan diberi obat-obatan oleh dokter namun pasien langsung lemas. Karena keluhan tidak kunjung membaik, oleh keluarga, pasien dibawa ke IGD RSUD Sragen.
Anamnesis Sistem
Sistem Serebrospinal : deman (+), pusing cekot-cekot(+)
Sistem Kardiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-)
Sistem Respirasi : batuk (-), sesak nafas (-)
Sistem Gastrointestinal : nyeri perut (+), mual dan muntah > 3 kali (+), diare > 5 kali (-)
Sistem Urogenital : BAK seperti teh
Sistem Muskuloskeletal : bengkak (-), kelemahan anggota gerak (-)

Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat sakit kuning disangkal
- Riwayat sakit maag
- Riwayat mondok karena SC
- Riwayat kejang disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada anggota keluarga yang memiliki sakit serupa
- Tidak ada anggota keluarga yang sakit kejang
Kebiasaan dan lingkungan
- Pasien memiliki kebiasaan minum minuman bersoda dan memiliki kebiasaan membeli makanan di pinggir jalan.
- Pasien tidak pernah meminum-minuman yang beralkohol.
- Pasien menggunakan air PDAM untuk kegiatan sehari-hari dirumah.

Resume Anamnesis
Seorang wanita berusia 27 tahun datang ke IGD RSUD Sragen dengan keluhan demam dua hari, mual dan muntah, BAB cair lebih dari 5 kali, BAK seperti teh, pasien mengeluh sakit pinggang dan sakit kepala. Pasien menyangkal minum-minuman beralkohol, pasien memiliki kebiasaan membeli makanan di pinggir jalan.

III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan di bangsal melati pada tanggal 27 Juli 2009 pukul 14.00 WIB
Status generalis : keadaan umum baik, kesadaran compos mentis

Pemeriksaan vital sign
Tekanan darah : 120/80
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 38o C

Pemeriksaan Kepala
Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (+/+)
Pemeriksaan leher
Tidak ada deviasi trakea, tidak ada pembesaran tiroid, kelenjar limfonodi leher tidak teraba, JVP tidak meningkat.

Pemeriksaan Thorak
Pemeriksaan Fisik Jantung
Inspeksi : tidak ada tanda-tanda inflamasi, dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi dinding dada, pulsasi ictus cordis terlihat di SIC IV linea midclavicularis sinistra.
Palpasi : tidak teraba massa, ictus cordis teraba di di SIC IV linea midclavicularis sinistra.
Perkusi : redup di bagian jantung, batas bawah paru dan jantung di SIC IV linea midclavicula sinistra dan batas atas setinggi SIC III linea parasternalis kiri.
Auskultasi : Suara jantung I dan II regular, tidak ada bising.

Pemeriksaan Fisik Paru
Inspeksi : tidak ada tanda-tanda inflamasi, dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak ada ketinggalan gerak, tidak ada retraksi dinding dada,
Palpasi : tidak teraba massa, tidak ada krepitasi, vocal fremitus normal.
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru. Batas hepar dan paru lobus kanan hepar terletak setinggi SIC VI linea midclavicularis dextra.
Auskultasi : Suara pernapasan bronchial dan vesikuler, tidak ada wheezing dan ronki.

Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : bentuk dinding perut datar, tidak ada sikatrik
Auskultasi : peristaltic (+) 15 x/menit
Palpasi : nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak teraba, Murphy sign (-)
Perkusi : timpani dikeempat kuadaran abdomen.

Pemeriksaan Ekstremitas
Tidak ada kelemahan anggota gerak.

IV. RESUME PEMERIKSAAN FISIK
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, vital sign didapatkan TD 120/80, Nadi 80x/menit, Respirasi 20x/menit, suhu 37oC. Pemeriksaan kepala didapatkan sclera ikterik, pemeriksaan thorak tidak didapatkan kelainan. Pemeriksaan abdomen tidak didapatkan kelainan. Hepar dan lien tidak membesar. Pemeriksaan ekstermitas tidak ada kelainan.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 28 Juli 2009 adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan Hasil
Satuan Nilai Normal
WBC 11,8 103/ul 4,8-10,8
RBC 4,36 106/ul 4,7-6,1
HGB 12,4 g/dl 14-18
HCT 35,7 % 42-52
MCV 8,9 Fl 80-94
MCH 28,4 Pq 27-31
MCHC 34,7 g/dl 33-37
PLT 268 103/ul 150-450
RDW-CV 17,2 % 11,5-14,5
PDW 10,5 fl 9-13
MPV 8,8 fl 9,2-11,1
P-LCR 17,2 % 15-25
Diff
Neutrofil% 65,6 % 40-74
Limfosit% 18,4 % 19-48
MXD% 16,0 % 4-18
Neutrofil# 7,7 103/ul 1,5-7
Limfosit# 2,2 103/ul 1-3,7
MXD 1,9 103/ul 0-1,2
LEDI/II 10/50 mm/jam 0-15
Golongan Darah A
Glukosa Sewaktu 52
SGOT 62 ul L : <>

DPR Melupakan lagu Indonesia Raya

Dalam pidato kenegaraan kali ini ada sesuatu yang ganjil, dimana dalam pembukaan pidato kenegaraan ada sesuatu yang dilewatkan tanpa adanya menyanyikan lagu Indonesia Raya.

"Mohon maaf sebelumnya ada yang tertinggal, dimana seharusnya menyanyikan Indonesia Raya," kata Ketua pimpinan sidang Paripurna, Agung Laksono dalam penutupan pidatonya di Gedung DPR, Senayan. Sebagai informasi, biasanya secara protokoler dalam memulai pidato kenegaraan harus diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya dan disusul dengan mengheningkan cipta. Namun kali ini tidak diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya, tapi langsung dimulai mengheningkan cipta.

Ini yang dikatakan desakralisasi nilai-nilai perjuangan.Perjuangan dengan menumpahkan darah ke tanah ibu pertiwi hilang hanya dalam waktu sekejap. Lagu Indonesia rayat yang mengobarkan semangat pantang menyerah untuk tumpah darah Indonesia seolah-olah hanya teks biasa yang mudah untuk dibuang begitu saja.

Inilah ironi negara kaya tapi miskin. Mudah melupakan sesuatu yang seharusnya diingat kapan saja dimana saja. Tingkah polah wakil rakyat di DPR ketika mendengarkan pidato presiden di gedung DPR. Begitu mudahnya melupakan lagu Indonesia raya yang seharusnya tetap diingat dalam setiap momentum. Lagu yang saat ditulis dan diperdengarkan memiliki arti tersendiri bagi rakyat Indonesia.

Apakah ini tanda-tanda, wakil rakyat lupa akan rakyatnya?? Ketika ketua DPR dimintai pendapatnya tentang hal ini jawabannya singkat, khilaf. Lagu Indonesia yang setiap hari diperdengarkan begitu mudah untuk dilupakan.


JK Pulang Kampung



JK benar-benar menepati janjinya untuk pulang kampung pasca pilpres yang baru saja dilalui. Seperti yang diketahui saat pemaparan visi dan misi dalam debat capres, jika tidak terpilih menjadi Presiden, JK akan pulang kampung untuk mengurus mesjid, pendidikan dan perdamaian. Dan hal- itu benar-benar ditepati oleh JK, saat kembali ke Makassar, JK disambut bak pahlawan demokrasi karena berani mendobrak tradisi yang selama ini menempatkan hanya orang jwa yang pantas menjadi Presiden.

JK adalah pahlawan Demokrasi sesungguhnya. Ditengah-tengah arus yang tidak menghendaki JK menjadi Capres. DIa tetap konsisten maju menjadi Capres walaupun ari segi usia sudah terbilang udzur. Jk tetap komitmen untuk pulang kampung walaupun segudang jabatan strategis di negeri ini sudah dipersiapkan. Presiden SBY sendiri menjanjikan posisi Utusan Khusus Perdamaian, namun JK menolak. Dalam kalangan internal Golkar, JK diberi amanah oleh calon ketum sebagai ketua Kehormatan yang memiliki fungsi yang luas, JK tetap menolak. Yang terakhir, JK masuk dalam bursa ketua umum PB NU dan sekali lagi, JK menolak.

Inilah bukti konsistensi seorang pahlawan sejati, seorang negarawan yang tetap profesional mengemban tugas sampai selesai sebagai wapres. JK memiliki komitmen dan integritas yang inggi sebagai Bapak Bangsa yang namanya siap di kenang sepanjang massa.

Indonesia pantas bersyukur, memiliki anak bangsa yang mengabdikan sepenuhnya dedikasi untuk perdamaian bangsa, bukan hanya di Indonesia. Akan tetapi juga di dunia. JK adalah inspirasi untuk maju. Gagasan demi gagasan yang tertuang dalam program kerja kabinet merupakan terobosan-terobosan yang dilakukan bersama SBY. Dan hasilnya seluruh rakyat dapat menikmatinya.

Indonesia masih membutuhkan sosok yang bekerja keras, tekun dan penuh dengan dedikasi tinggi untuk memajukan Indonesia kedepan. Semoga Indonesia tidak akan pernah kehilangan anak bangsa yang mendedikasikan hidupnya untuk bangsa dan negara.

Friday, 14 August 2009

Sesak nafas Pada Orang Tua

Sesak nafas sering diberi istilah dengan kesulitan bernafas. Bila terjadi sesak nafas pada usia tua, maka pernafasan bukan lagi merupakan mekanisme vital untuk melaksanakan proses kehidupan, akan tetapi sebaliknya sesak nafaslah yang merupakan beban yang harus dipikul oleh seseorang.
Dengan bertambahnya usia maka bertambah tua pula seluruh organ tubuh yang digunakan.

Perubahan ini mencakup dua hal :
1. Organ tersebut masih normal, akan tetapi kerjanya tidak sebaik masa muda.
2. Organ itu sendiri yang mengalami perubahan, seperti terjadinya penyempitan pembuluh darah di jantung,berkurngnya fungsi jantung dan sebagainya.

Demikian pula halnya dengan paru-paru, yang dapat terjadi adalah :
1. paru-paru kehilangan elastisitasnya sehingga fungsinya sebagi pemompa untuk mengambil dan mengeluarkan udara menjadi berkurang.
2. Otot-otot pernapasan menjadi lemah.
3. Kemampuan untuk mengeluarkan dahak dari saluran pernafasan menjadi berkurang, sehingga factor ini turut pula mempersempit jalan pernafasan.

Anda membutuhkan Alkes, bisa pesan disini
Sebab Terjadinya Sesak nafas.
Sebab-sebab sesak nafas dapat dibagi atas ;
1. Sesak nafas yang disebabkan oleh kelainan paru-paru.
2. Sesak nafas yang disebabkan oleh penyakit jantung, biasanya sesak nafas ini timbul secara tiba-tiba dan terjadipada malam hari ketika penderita sedang tidur.
3. Sesak nafas yang disebabkan oleh factor pengangkut zat pembakar, yakni berkurangnya darah atau berkurangnya kemampuan darah untuk mengikat zat pembakar.
4. Sesak nafas yang disebabkan oleh berbagai racun yang mengikat jaringan sehingga jaringan tidak dapat mengikat zat pembakar.
5. Sesak nafas yang disebabkan oleh factor pengatur (saraf).

Tingkatan Sesak nafas.
Sesak nafas dapat dibagi tiga tingkatan :
1. Tingkat ringan.
Tingkat ini ditandai dengan sesak nafas yang timbul apabila seseorang bekerja keras.
2. Tingkat sedang.
Sesak nafas timbul walaupun hanya bekrja ringan.
3. Tingkat berat.
Ada dua macam sesak nafas pada tingkat berat, yaitu :
a. Sesak nafas yang timbul bila bekerja ringan sedikit pun, seperti hanya berjalan.
b. Sesak nafas yangtimbul walaupun pada saat istirahat penuh.

Perawatan Sesak Nafas.

Sesak nafas pada usia tua tidaklah selalu mengharuskan dirawat di Rumah Sakit. Perawatan di rumah oleh perawat yang diorganisasi oleh Rumah Sakit disebut dengan Community medicine. Ada beberapa petimbangan mengapa hal ini dilakukan, antara lain :
1. Perawatan di rumah jauh lebih murah dari perawatan di RS.
2. Perawatan di rumah merupakan perawatan gabungan antara perawatan pihak yang penuh dengan rasa kasih sayang dan perawatan rumah sakit dengan engirimkan tenaga perawat ke rumah yang memberikan petunjuk-petunjuk baik bagi pasien maupun untuk keluarga.Dengan demikian dapat dijalin suatu kerjasama antara pihak RS dengan keluarga di rumah.
3. Apa yang dibutuhkan oleh pasien hanyalah bersifat pertolongan sementara dari perawat.
4. Perasaan terisolasi dari keluarga dengan kekosongan di RS dapat dihindarkan.sebaliknya suasana ditengah-tengah anak cucu yang merupakan bagian dari suasana alamiah memberikan pula daya penolong yang tidka kecil artinya.
5. Mengingat ciri-ciri sesak nafas pada usia tua yang :
a. Merupakan penyakit menetap dan tidak dapat disembuhkan secara mutlak.
b. Pada umumnya bersifat bolak-balik.
c. Pada umumnya sering disertai dengan komplikasi peyakit lainnya.

Saturday, 8 August 2009

PERKEMBANGAN PROFESI KEPERAWATAN

PENDAHULUAN
Pekerjaan merawat merupakan pekerjaan yang paling tua dan merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh siklus kehidupan manusia. Sejak jaman purbakala manusia paling primitive pun telah melakukan pekerjaan perawatan / pengobatan dengan tumbuh-tumbuhan tertentu.Namun tindakan mereka tidak didasari dengan filosofi dan ilmu pengetahuan keperawatan.Tindakan mereka hanya didasari naluri (instinct) dan kebiasaan-kebiasaan yang diterima secara turun temurun. Oleh karena itu apa yang mereka lakukan merupakan suatu pekerjaan bukan suatu profesi.

Anda membutuhkan Alkes, bisa pesan disini
Perkembangan Pekerjaan Merawat
Merawat sebagai suatu pekerjaan dilakukan oleh mereka yang tidak pernah menyelesaikan pendidikan formal keperawatan, pekerjaan ini mengalami fase perkembangan sejalan dengan perkembangan peradaban manusia.

Fase ini terdiei dari :
1.Zaman Purbakala.
• Pada masaiti belum ada perbedaan antara perawatan dan pengobatan.
• Ajaran alam dan transmigrasi (berdasarkan naluri)
• Health provider .dukun (witch doctors).
• Meyakini bahwa penyakit adalah disebabkan oleh roh jahat.

2.Zaman Jahudi Kuno.
• Nabi Musa adalah ahli Higiene, membuat UU KesehatanBangsa Jahudi
• UU Kesehatan bangsa Jahudi mendasari higienemodren

3.Permulaan Abad Masehi (0 – 500 AD)• Pekerjaan merawat dianggap rendah dan tidak diinginkan.
• Merawat dikerjakan oleh orang-orang tua dan janda miskin.
• Pengaruh ajaran Nabi Isa :
1.Brotherly love : care for the destitute, helpless, and sick
2.Diakones dan Filatop (Phoebe,Fabiola, Marcella,Paula), melakukan
perawatan di rumah dan RS
3.Monestery, Xenodocheion, Monastic Hospital,
4.Kedokteran mulai berkembang

4.Zaman Pertengahan (500 – 1500 AD)

• Perang Salib (& kali), ikut mempengaruhi keperawatan.
• Merawat dikerjakan oleh . Ordo Religius : Monastery
Ordo Militer (Thenight hospitallers)
Ordo Sekular.
5.Zaman Baru / Renaisans (1500 – 1800 AD• Renaisanse ; perkembangan ilmu biologi dan medik, penemuan alat (L. da Vinci, A. Versalius,W. Harvey, M. Malphigi, A.van L. Hoek, santorio-santorio, A. Pare, L. Pasteur, dll).
• Reformasi :
1. M. Luther menempelkan 95 dalil di gereja Wittenberg, Jerman
2. Monesteries ditutup, pendidikan kedokteran ke universitas.
3. Era gelapbagi keperawatan, mengalami kemunduran

6. Zaman Modren (awal 1800 AD – sekarang)
• Florence Nightingale (12 Mei 182 – 13 Agustus 1910)
1. 1851 : training keperawatan di Kaiserweirth, Jerman (ditempat pelatihan milik Pastor Theodore Fliedner)
2. 1854 : bertugas di perang Krim, the Lady with the lamp.
3. 1856 : kembali ke Inggris, keperawatan : art and science
4. 1860 : mendirikan sekolah perawat pertama

PERKEMBANGAN PROFESI KEPERAWATAN

Dedikasi dan partisipasi aktif Florence Nightingale pada perang Krim dan didirikannya sekolah perawat yang pertama pada tahun 186 di RS St. Thomas London merupakan titik awal profesionalisme keperawatan di duania. Putri bangsawan Inggris yang cantik ini sejak usia sembilan tahun telah menaruh minat dan kepedulian (concern) yang tinggi terhadap keperawatan, ia berkata : I would like to be useful to sick person “ sejalan dengan penyelenggaraan sekolah yang didirikannya. Ia menulis buku-buku keperawatan yang selanjutnya banyak digunakan dalam pengembangan sekolah keperawatan dan pengembangan teori keperawatan pada era selanjutnya. Florence Nightingale disebut sebagai The founder of the modern nursing
Perkembangan profesi keperawatan selanjutnya tidak terlepas dari perkembangan pendidikan keperawatan, perkembangan profesi keperawatan dimulai dengan perkembangan pendidikan.

Perkembangan Pendidikan Keperawatan
Secara singkat perkembangan pendidikan keperawatan adalah sebagai berikut :
Perkembangan di Negara Maju (Development Countries):
- 1860 : Sekolah Perawat yang pertama di London (oleh Florence n.)
- 1909 : Pendidikan Tinggi D-3/Diploma (FK.Uni. Of Minessota, USA)
- 1919 : Pendidikan S – 1/Bachelor (di bawah pengawasan FK).
- 1923 : Pendidikan S – 1 Keperawatan Mandiri (Yale University, USA)
- 1977 : 3830 orang Master di bidang keperawatan di USA.

Perkembangan di Indonesia :
- <1945 : Era penjajahan Belanda : Sekolah Verpleger/ster untuk pribumi
- >1945 : Sesudah kemerdekaan : Sekolah Juru Kesehatan (lulusa SR/SD), selanjutnya ditingkatkan menjadi SPR/SPK (lulusan SMP).
- 1962 : Akademi Perawatan Pertama (Depkes RI)di Jakarta (lulusan SMA).
- 1985 : Program Studi Ilmu Keperawatan di buna FKUI (lulusan Akper/SMA).
- Nov.1995 : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (mandiri)
PendidikanTinggi Keperawatan: pendidikan akademi professional.
(Akademik bertanggung jawab dalam pengembangan ilmu keperawatan,
Profesional : menghasilkan perawat terampil dalam praktek berlandaskan ilmu/teori/pengetahuankeperawatan.

Perkembangan Teori Keperawatan

Teori keperawatan dikemukakan pertama kali oleh Florence Nightingale pada pertengahan tahun 1860-an, selanjutnya dikemukakanoleh pemuka-pemuka teori keperawatan pada awal 1950-an. Mereka mengembangkan teori dan model keperawatan yang menegaskan bahwa keperawatan memerlukan pengetahuan yang berbeda dari pengetahuan kedokteran, dan oleh karena itu profesikeperawatan pun terpisah dan berbeda dari profesi kedokteran. Pada masa sekarang banyak perdebatan-perdebatan tentang teori-teori dalam keperawatan yang dikemukakan tersebut mempunyai beberapa kesamaan dan juga perbedaan dalam empat koponen esensial paradigma keperawatan, yaitu ;
• Person
• Environment
• Health
• Nursing.

Namun, tujuan akhir (ultimate goal) dari pengembangan teori yang dapat berupa model konsep / paradigma keperawatan yang akan memberi arahan kepada para ilmuwan keperawatan untuk menjadi semakin mendekati kebenaran (truth).

Evolusi perkembangan teori keperawatan dapat dilihat pada daftar berikut ;

- Philosohy : antara lain :
Florence N (1860),Hall (1960s), Abdellah (1960s-70s), Henderson (1960s, Orem (1950s-80s), Adam (1980s)
- Interpersonal Relationship: antara lain;
Peplau (1950s), Orlando (1960s), King (1970s – 80s).
- Energy field : antara lain;
Levine (1960s – 70s), Rogers (1970s-80s), Newman (1979s-80s).
- System : antara lain :
Newman (1970s – 80s), Roy (1970s-80s), Johnson (1980s)

TIPS & TRIK EKSTRIM MELAMAR PEKERJAAN

MEMBUAT WEBSITE ITU GAMPANG

BUAT WEBSITE SENDIRI ONLINE & GRATIS


Dowload Artikel Di Sini

Friday, 7 August 2009

Puisi terakhir WS Rendra

"Tuhan, aku cinta padamu..."

Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal

Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar

Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi

Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah

Tuhan, aku cinta padamu

Rendra
31 July 2009
Mitra Keluarga