Wednesday, 29 April 2009
SYOK
PENDAHULUAN
Syok atau renjatan merupakan suatu keadaan patofisiologik dinamik yang mengakibatkan hipoksia jaringan dan sel. Karena hipoksia pada syok terjadi gangguan metabolik sel, sehingga dapat timbul kerusakan irreversible pada jaringan organ vital. Bila terjadi kondisi seperti ini penderita meninggal dunia. Syok bukan merupakan penyakit dan tidak selalu disertai kegagalan perfusi jaringan. Syok dapat terjadi setiap waktu pada penderita. Penanggulangan didasarkan pada diagnosa dini yang tepat.
PATOFISIOLOGI
Syok dapat terjadi karena kehilangan cairan dalam waktu singkat dari ruang intravaskuler (syok hipovolemik), kegagalan fungsi pompa jantung (syok kardiogenik), infeksi sistemik berat (syok septik), reaksi yang berlebihan (syok anafilaktik) dan reaksi vasovagal (syok neurogenik).
GAMBARAN KLINIK
Penurunan tekanan darah sistolik dianggap tanda khas syok hipovolemik. Sebelum terjadi penurunan tekanan darah terjadi reaksi kompensasi tubuh untuk mempertahankan perfusi jaringan organ vital. Kompensasi tersebut terdiri dari vasokonstriksi kapiler kulit sehingga kulit menjadi pucat dan dingin. Karena itu syok hipovolemik kadang disebut “syok dingin”. Diuresis berkurang dan terjadi takikardia untuk mempertahankan curah jantung dan peredaran darah. Karena tindakan kompensasi ini, tekanan darah untuk beberapa waktu tidak menurun. Metabolisme jaringan hipoksik menghasilkan asam laktat yang menyebabkan asidosis metabolik, sehingga menjadi takipnoe. Akhirnya karena kehilangan cairan intravaskuler terus menerus, tindakan kompensasi tidak dapat mempertahankan tekanan darah yang memadai sehingga terjadi dekompensasi dengan akibat penurunan tekanan darah secara tiba-tiba.
Pada syok septik vasodilatasi perifer tidak dipengaruhi oleh ketakolamin. Kulit penderita hangat, sehingga disebut “syok panas”. Kulit menjadi merah karena vasodilatasi sedangkan peredaran darah meningkat pesat untuk kompensasi ruang vaskular yg meluas. Denyut nadi menjadi besar sebagai tanda curah jantung meningkat. Tekanan nadi yaitu perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik meningkat. Suhu badan mungkin tidak meningkat. Hipoksia otak menyebabkan kegelisahan dan akhirnya koma. Perfusi ginjal yang tidak mencukupi menyebabkan oliguria dan mungkin nekrosis tubulus. Pada syok lanjut miokard mengalami hipoksia sehingga mengakibatkan kematian.
Pada penanggulangan syok septik harus diusahakan untuk meniadakan sumber infeksi dan mencegah sepsis.
Syok septik hampir selalu disertai dengan gagal organ multipel.
DIAGNOSA dan PEMANTAUAN
Pada pemeriksaan fisik diperhatikan kemungkinan infeksi dan perdarahan. Tekanan vena yang tinggi menunjukkan gagal jantung karena gangguan jantung yang menyebabkan syok. Pada syok anafilaktik mungkin ditemukan wheezing. Perkusi dan auskutasi dilakukan untuk mendiagnosis bendungan paru karena gagal jantung kiri. EKG berguna untuk membedakan oklusi koroner dengan infark miokard atau embolus pulmoner yang besar. Pemantauan dilakukan terus menerus terhadap suhu badan, denyut nadi, tekanan darah, pernafasan dan kesadaran. Pemantauan tekanan vena sentral diperlukan sebagai pegangan untuk mengatur pemberian cairan parentral dan pengawasan jantung.
Pemasangan kateter di buli-buli dibutuhkan untuk mengetahui diuresis setiap jam. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui kadar hemoglobin, hematokrit, ureum, elektrolit keseimbangan asam-basa, kadar gas darah dan biakan darah.
Gejala dan Tanda Syok
1.Tipe syok Septik 2.Hipovolemik 3.Anafilaktik 4.Kardiogenik Vasovagal
Tekanan darah
Tekanan nadi
Denyut nadi
Isi nadi
Vasokonstriksi perifer
Suhu kulit
Warna
Tekanan vena sentral
Diuresis
EKG
Foto paru
N / - / --
N / + / ++
+ / ++
Besar-Hangat Merah
N / rendah - / --
N Edema
Infiltrat - / --
- / --
+ / ++
Kecil
+
Dingin Pucat
N / rendah --
N
N - / --
- / --
+ / ++
N / kecil
+
Dingin
N / pucat
N / rendah
-
N
N - / --
- / --
+
N / kecil
+ / (-)
Dingin
N / pucat
Tinggi
- / --
Abn.
Edema N
N
Lambat
N
N / +
N
N / pucat
N
N
N
N
N = normal ; + = meningkat ; ++ = sangat meningkat ; - = turun ; -- = sangat turun ; Abn = abnormal
PENANGGULANGAN
Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum untuk memulihkan perfusi jaringan dan oksigenasi sel. Tindakan ini tidak tergantung pada penyebab syok. Diagnosis harus juga segera dibuat sehingga dapat diberikan pengobatan kausal.
Perfusi dan oksigenasi
Untuk perfusi jaringan supaya kebutuhan metabolit dapat terpenuhi
Terapi Cairan
Pendahuluan
Pembahasan mengenai terapi cairan ini akan dibahas secara garis besar saja, mengingat pembahasan tentang terapi cairan ini sangat luas.
Tubuh sebagian besar terdiri dari air. Air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya (cairan tubuh), menjadi pengangkut zat makanan ke semua sel tubuh dan mengeluarkan bahan sisa dari dalamnya untuk menunjang berlangsungnya kehidupan. Jumlah air tubuh berbeda-beda tergantung pada umur, jenis kelamin, dan banyak atau sedikitnya lemak tubuh.
Cairan tubuh dibagi :
1. Di dalam sel (intra-sel)
2. Di luar sel (ekstra-sel) :
a. Plasma (intra-vaskular)
b. Intersisial
c. Rongga ke tiga (Third Space)
Distribusi cairan tubuh :
Dalam air tubuh terlarut zat-zat :
1. Elektrolit
2. Non-elektrolit :
a. Dengan berat molekul kecil : Glukosa
b. Dengan berat molekul besar : Protein
Elektrolit terpenting dalam air ekstra sel adalah Na+ dan Cl- sedangkan dalam air intra sel adalah K+ dan fosfat ion.
Satuan untuk elektrolit dalam cairan tubuh adalah miliekivalen/liter (mek/l)
mgr % x 10 x valensi
Mek/l = -----------------------------
Berat atom / molekul
Komposisi Elektrolit
mEq/L Intraselular Ekstraselular
Plasma Darah Interstisial
Kation
Na+ 15 142 144
K+ 150 4 4
Ca++ 2 5 2.5
Mg++ 27 3 1.5
Anion
Cl- 1 103 114
HCO3- 10 27 30
HPO4= 100 2 2
SO4= 20 1 1
Asam organik - 5 5
Protein 63 16 6
Kebutuhan air dan elektrolit setiap hari
Pada orang dewasa :
Air : 30 – 35 ml/kgBB. Kenaikan suhu 1°C ditambah 10–15 %
Na+ : 1,5 mek/kgBB (100 mek/hari atau 5,9 gr)
K+ : 1 mek/kgBB ( 60 mek/hari atau 4,5 gr)
Pada anak dan bayi :
Air : Sesuai dengan berat badan
0-10 kg : 100 ml/kgBB
11-20 kg : 1000 ml/kgBB + 50 ml/kgBB diatas 10 kg
Lebih 20 kg : 1500 ml/kgBB + 20 ml/kgBB diatas 20 kg
Na+ : 2 mek/kgBB
K+ : 2 mek/kgBB
Keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran air
Air masuk : Air keluar :
Minuman : 800-1700 ml Urine : 600-1600 ml
Makanan : 500-1000 ml Tinja : 20- 200 ml
Hasil oksidasi : 200- 300 ml “Insensible loss” : 850-1200 ml
Tujuan terapi cairan
1. Untuk mengganti kekurangan air dan elektrolit
2. Untuk memenuhi kebutuhan
3. Untuk mengatasi syok
4. Untuk mengatasi kelainan yang ditimbulkan karena terapi yang diberikan.
Terapi cairan perioperatif meliputi tindakan terapi yang dilakukan pada masa pra bedah, selama pembedahan dan pasca bedah.
Pemberian Cairan Infus Intravena (Intravenous Fluids)
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.
Secara umum, keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah :
1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
2. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
3. Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur (paha) (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
4. “Serangan panas” (heat stroke) (kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi)
5. Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi)
6. Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh)
7. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
Indikasi pemberian obat melalui jalur intravena antara lain :
1. Pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui intravena langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya pada kasus infeksi bakteri dalam peredaran darah (sepsis). Sehingga memberikan keuntungan lebih dibandingkan memberikan obat oral. Namun sering terjadi, meskipun pemberian antibiotika intravena hanya diindikasikan pada infeksi serius, rumah sakit memberikan antibiotika jenis ini tanpa melihat derajat infeksi. Antibiotika oral (dimakan biasa melalui mulut) pada kebanyakan pasien dirawat di RS dengan infeksi bakteri, sama efektifnya dengan antibiotika intravena, dan lebih menguntungkan dari segi kemudahan administrasi RS, biaya perawatan, dan lamanya perawatan.
2. Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral (efektivitas dalam darah jika dimasukkan melalui mulut) yang terbatas. Atau hanya tersedia dalam sediaan intravena (sebagai obat suntik). Misalnya antibiotika golongan aminoglikosida yang susunan kimiawinya “polications” dan sangat polar, sehingga tidak dapat diserap melalui jalur gastrointestinal (di usus hingga sampai masuk ke dalam darah). Maka harus dimasukkan ke dalam pembuluh darah langsung.
3. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu dipertimbangkan pemberian melalui jalur lain seperti rektal (anus), sublingual (di bawah lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular (disuntikkan di otot).
4. Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak—obat masuk ke pernapasan), sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
5. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang mengalami hipoglikemia berat dan mengancam nyawa, pada penderita diabetes mellitus. Alasan ini juga sering digunakan untuk pemberian antibiotika melalui infus/suntikan, namun perlu diingat bahwa banyak antibiotika memiliki bioavalaibilitas oral yang baik, dan mampu mencapai kadar adekuat dalam darah untuk membunuh bakteri.
Indikasi Pemasangan Infus melalui Jalur Pembuluh Darah Vena (Peripheral Venous Cannulation)
1. Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).
2. Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah terbatas.
3. Pemberian kantong darah dan produk darah.
4. Pemberian obat yang terus-menerus (kontinyu).
5. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
6. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
Kontraindikasi dan Peringatan pada Pemasangan Infus Melalui Jalur Pembuluh Darah Vena
1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi dalam pemasangan infuse :
1. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau “tusukan” berulang pada pembuluh darah.
2. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.
3. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
4. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah.
Komplikasi yang dapat terjadi dalam pemberian cairan melalui infus :
1. Rasa perih / sakit
2. Reaksi alergi
Jenis Cairan Infus
1. Cairan hipotonik: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
2. Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
3. Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya :
1. Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
2. Koloid: ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid.
Cairan yang digunakan dalam terapi
Cairan yang sering digunakan ialah cairan elektrolit (kristaloid) cairan non-elektrolit, dan cairan koloid.
Cairan elektrolit (kristaloid) :
Sesuai dengan penggunaannya dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu untuk pemeliharaan, pengganti dan tujuan khusus.
Cairan pemeliharaan (rumatan) :
Tujuannya adalah untuk mengganti kehilangan air tubuh lewat urin, feses, paru dan keringat. Jumlah kehilangan air tubuh ini berbeda sesuai dengan umur, yaitu:
Dewasa : 1,5 - 2 ml/kg/jam
Anak-anak : 2 - 4 ml/kg/jam
Bayi : 4 - 6 ml/kg/jam
Orok (neonatus) : 3 ml/kg/jam
Mengingat cairan yang hilang dengan cara ini sedikit sekali mengandung elektrolit, maka sebagai cairan pengganti adalah hipotonik, dengan perhatian khusus untuk natrium.
Cairan kristaloid untuk pemeliharaan misalnya dekstrosa 5% dalam NaCl 0,45% (D5NaCl 0,45).
Sediaan Cairan Pemeliharaan (rumatan)
Cairan pengganti :
Tujuannya adalah untuk mengganti kehilangan air tubuh yang disebabkan oleh sekuestrasi atau proses patologi yang lain (misalnya fistula, efusi pleura, asites drainase lambung dsb).
Sebagai cairan pengganti untuk tujuan ini digunakan cairan isotonis, dengan perhatian khusus untuk konsentrasi natrium, misalnya dekstrose 5 % dalam ringer laktat (D5RL), NaCl 0,9 %, D5 NaCl.
Sediaan Cairan Pengganti
Cairan untuk tujuan khusus (koreksi):
Yang dimaksud adalah cairan kristaloid yang digunakan khusus, misalnya natrium bikarbonat 7,5 %, NaCl 3 %, dll.
Sediaan Cairan Koreksi
Cairan non elektrolit :
Contoh dekstrose 5 %, 10 %, digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dan kalori, dapat juga digunakan sebagai cairan pemeliharaan.
Cairan koloid :
Disebut juga sebagai plasma ekspander, karena memiliki kemampuan besar dalam mempertahankan volume intra-vaskuler.
Contoh cairan ini antara lain : Dekstran, Haemacel, Albumin, Plasma, Darah.
Cairan koloid ini digunakan untuk menggantikan kehilangan cairan intra-vaskuler.
Perbandingan Kristaloid dan Koloid
Kristaloid Koloid
Keunggulan 1. Lebih mudah tersedia dan murah
2. Komposisi serupa dengan plasma (Ringer asetat/ringer laktat)
3. Bisa disimpan di suhu kamar
4. Bebas dari reaksi anafilaktik
5. Komplikasi minimal
1. Ekspansi volume plasma tanpa ekspansi interstisial
2. Ekspansi volume lebih besar
3. Durasi lebih lama
4. Oksigenasi jaringan lebih baik
5. Gradien O2 alveolar-arterial lebih sedikit
6. Insiden edema paru dan/atau edema sistemik lebih rendah
Kekurangan 1. Edema bisa mengurangi ekspansibilitas dinding dada
2. Oksigenasi jaringan terganggu karena bertambahnya jarak kapiler dan sel
3. Memerlukan volume 4 kali lebih banyak 1. Anafilaksis
2. Koagulopati
3. Albumin bisa memperberat depresi miokard pada pasien syok (mungkin dengan mengikat kalsium, mengurangi kadar ion Ca++
Cara Menghitung Cairan (tetesan) :
Dewasa (makro)
Jumlah cairan x 20 = tetesan
Jam x 60 menit
Anak (mikro)
Jumlah cairan x 60 = tetesan
Jam x 60 menit
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
PENDAHULUAN1
Resusitasi Jantung Paru-paru (RJP), bertujuan untuk mengembalikan fungsi system Cardio respirasi dan otak yang terganggu atau terhenti agar menjadi normal dalam waktu singkat. Keberhasilan RJP dimungkinkan karena ada waktu diantara mati klinis dan mati biologis.
Kematian klinis adalah henti nafas dan henti jantung dan semua aktifitas otak terhenti sementara, tetapi masih reversible. Dengan RJP dan terapi yang optimal, semua fungsi alat tubuh dapat dipulihkan kembali. Bila keadaan mati klinis tidak segera ditolong dalam waktu 4-6 menit, akan terjadi kematian biologis. Kematian biologis merupakan suatu proses nekrotisasi semua jaringan tubuh dimulai dari otak, jantung, ginjal, paru-paru dan hati. Sesudah tiga menit mati klinis RJP dapat memulihkan 75% kasus tanpa gejala sisa. Persentasi ini turun menjadi 50% sesudah empat menit dan 25% sesudah 5 menit.
PRINSIP RESUSITASI1
Supaya kita tetap hidup, otak harus selalu mendapat oksigen. Oksigen dibawa kejaringan melalui sirkulasi darah. Pompa yang mempertahankan suplai oksigen ini adalah jantung. Apabila jantung berhenti berdenyut (henti jantung) akan menyebabkan kematian kalau tidak segera ditolong. Pada beberapa keadaan tentu digunakan mesin yang disebut “Defebrirator”.
Biasanya selalu dibawa di ambulans untuk memulihkan detak jantung. Nyawa korban dapat diselamatkan bila tiga kebutuhan berikut ini terpenuhi :
• Aliran darah beroksigen ke otak segera dipulihkan melalui pernafasan buatan dan kompresi jantung (RJP).
• Segera melakukan defebrilasi.
• Korban segera dibawa ke rumah sakit untuk diberi pengobatan dan perawatan spesialistis. Segera melaksanakan RJP dapat menjembatani tangga waktu saat korban kolaps dengan kedatangan ambulans bersama defebrilatornya. Untuk pelaksanaan RJP ada aturan yang baku.
Resusitasi Jantung Paru terdiri atas :
1. Bantuan Hidup Dasar (BHD) / Basic Life Support (BLS), hal yang berhubungan dengan BHD adalah :
a. Mengenai sumbatan jalan nafas, henti nafas, henti jantung.
b. Membuka dan mempertahankan terbukanya jalan nafas.
c. Memberikan bantuan pernafasan.
d. Melakukan kompresi jantung luar.
2. Bantuan Hidup Lanjut (BHL) / Advance Life Support, terdiri dari BHD ditambah dengan penggunaan :
a. Peralatan dan teknik khusus untuk membantu ventilasi dan sirkulasi.
b. Pemantauan EKG.
c. Defebrilator.
d. Konulasi Intravena / infuse.
e. Obat-obatan.
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) - BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
Bila terjadi henti nafas primer, jantung dapat terus menerus memompa darah selama beberapa menit dan sisa O2 yang ada dalam paru-paru dan darah akan terus beredar ke otak dan organ vital lain.
Penanganan dini pada korban henti nafas / sumbatan jalan nafas dapat mencegah henti jantung. Penilaian tahapan BHD sangat penting. Pada korban yang tiba-tiba kolaps, kesadaran harus segera ditentukan dengan tindakan goncangan dan teriakan. Bila tidak dijumpai tanggapan, korban diletakkan dalam posisi terlentang dan ABC (Airway, Breathing, Circulation), BHD dilakukan sementara itu mintalah pertolongan.2
Sebelum Memulai Pertolongan : 3
1. Keamanan.
2. Meminta bantuan.
3. Kesadaran.
4. Baru mulai pertolongan (ABC).
Meminta Pertolongan
Cara Memeriksa Kesadaran1
Ajukan pertanyaan atau perintah yang mudah, misalnya apa yang terjadi? Atau buka mata anda, dengan suara keras dan jelas dekat telinga korban, goncang bahunya perlahan-lahan.
• Korban yang kesadarannya terganggu mungkin berkomat-kamit, mengerang, atau bergerak sedikit.
• Korban yang tidak sadar tidak akan memberi reaksi.
Cara Cepat Menilai Kesadaran :4
• A : Alert (sadar)
• V : Voice (respon terhadap suara)
• P : Pain (respon terhadap nyeri)
• U : Unresponsive (tidak ada respon)
Memeriksa Kesadaran
Tahapan BHD
A. (AIRWAY / Jalan Nafas) :
Sumbatan jalan nafas oleh lidah adalah merupakan persoalan yang sering timbul pada korban tidak sadar yang terlentang. Resusitasi tidak akan berhasil bila sumbatan tidak diatasi. Ada tiga cara yang dianjurkan untuk menjaga agar jalan nafas tetap terbuka.
Pada metode ekstensi kepala dan angkat leher, penolong mengektensikan kepala korban dengan satu tangan, sementara tangan yang lain menyanggah bagian atas leher korban. Metode ekstensi, kepala angkat dagu, kepala diekstensikan dan dagu diangkat keatas, dan metode ekstansi kepala dan mendorong mandibula. Hati-hati pada penderita : patah leher, jangan mengekstensikan kepala, lebih aman mendorong mandibula saja.2
Membuka Jalan Nafas1
Korban yang tidak sadar, jalan nafasnya mungkin menyempit atau tersumbat sehingga pernafasannya sulit dan berbunyi atau tidak bernafas sama sekali.
Penyebab utama keadaan ini adalah kelumpuhan otot-otot tenggorokan sehingga lidah jatuh kebawah dan menutupi batang tenggorokan. Dengan mengangkat dagu korban dan menarik kepalanya kebawah, lidah terangkat dan tidak lagi menutup pintu jalan nafas.
Jalan nafas tersumbat otot menjadi lumpuh karena korban tidak sadar sehingga lidah jatuh kebawah dan menutup jalan nafas. Korban tidak bernafas, jalan nafas akan terbuka dengan posisi kepala ditarik kebawah dan dagu diangkat, lidah terangkat dari belakang tenggorokan sehingga jalan nafas menjadi bebas.
Untuk Membuka Jalan Nafas1
1. Keluarkan sumbatan yang jelas terlihat didalam mulut.
2. Letakkan dua jari anda dibawah dagu korban, dan rahangnya diangkat. Pada saat bersamaan letakkan tangan anda pada dahi korban kepala ditarik kearah belakang bawah.
Jika anda menduga cedera kepala atau leher, pegang kepalanya secara hati-hati dan hanya ditarik secukupnya agar jalan nafas terbuka.
Atas : Obstruksi
Bawah : Head Tilt dan Chin Lift
Suspect Neck Trauma
Jaw Thrust
Bila pasien dapat bernafas dengan baik dan hanya kehilangan kesadarannya saja maka pasien di posisikan pada posisi mantap / pemulihan.
Posisi mantap/ pemulihan
B. (BREATHING / Pernafasan) :
Setelah jalan nafas terbuka, penolong harus menilai apakah pasien dapat bernafas spontan. Ini dilakukan dengan mendengar, melihat dan merasakan nafas penderita. Bila pernafasan spontan tidak timbul, beri pernafasan buatan, yakni dengan mulut ke mulut (Mouth to Mouth), dilakukan dengan mempertahankan kepala dan leher penderita dalam sikap terlentang dan jalan nafas dalam keadaan terbuka.2
Kemudian tutup / pencet hidung penderita. Berikan 2 kali nafas buatan, kemudian segera raba denyut nadi Karotis / Femoralis. Bila ia berhenti nafas tetapi masih ada denyut nadi, berikan ventilasi setiap 5 detik. Bila nadi tidak teraba, 2 kali ventilasi dalam diberikan sesudah 30 kali kompresi dada pada resusitasi yang dilakukan 2 orang penolong. Tanda-tanda ventilasi yang adekuat adalah dada korban yang terlihat naik turun dengan amplitudo yang cukup dan ada udara keluar melalui hidung dan mulut penderita selama ekspirasi. Penyebab henti nafas ini, biasanya : sumbatan jalan nafas oleh benda asing, sengatan listrik, tenggelam, keracunan, henti jantung, tumor otak.2
Memeriksa Pernafasan
Letakkan wajah anda dekat mulut korban dan lihat, dengarkan serta rasakan adanya pernafasan
• Lihat gerakan dadanya
• Dengar suara nafasnya
• Rasakan nafasnya pada pipi anda
Lihat, dengar dan rasakan selama 5-10 detik sebelum memutuskan korban tidak bernafas.
Memeriksa pernafasan
Bila ventilasi dari mulut ke mulut tidak berhasil baik walaupun jalan nafas telah dicoba dibuka, faring korban harus diperiksa untuk melihat apakah ada sekresi atau benda asing. Pada tindakan jari menyapu, korban hendaknya digulingkan pada salah satu sisinya. Sesudah dengan paksa membuka mulut korban dengan satu tangan memegang lidah dan rahangnya, penolong memasukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain ke dalam satu sisi mulut korban, melalui bagian belakang faring, keluar lagi melalui sisi lain mulut korban dalam satu gerakan menyapu. Bila tindakan ini gagal untuk mengeluarkan benda asing, hendaknya dikerjakan hentakan abdomen (abdominal thrust / gerak Heimlich) atau hentakan dada (chest thrust). Hentakan dada dilakukan pada korban yang telentang, teknik sama dengan kompresi dada luar. Urutan yang dianjurkan adalah :
• Berikan 6-10 kali hentakan abdomen.
• Buka mulut dan lakukan sapuan jari
• Reposisi pasien, buka jalan nafas dan coba beri ventilasi buatan.
Urutan ini hendaknya diulang sampai benda asing keluar dan ventilasi buatan dapat dilakukan dengan sukses.2
Mengeluarkan sumbatan
Abdominal thrust – Heimlich manuver
Cara pemberian nafas buatan
Pernafasan Buatan1
Nafas yang dihembuskan masih mengandung 16% oksigen dan masih bias dipakai untuk pernafasan korban bila ditiupkan kedalam paru-parunya. Cara melakukan tergantung kondisi korban :
• Kalau korban tidak bernafas tetapi nadinya masih berdenyut, lakukan 12 kali pernafasan buatan, menelpon meminta bantuan, kemudian teruskan pernafasan buatan12 kali permenit sampai korban mulai bias bernafas sendiri atau sampai bantuan datang. Periksa nadinya setelah setiap 12 kali pernafasan buatan.
• Kalau pernafasan dan detak jantungnya berhenti, pertama-tama telpon meminta bantuan, kompresi jantung.
Pernafasan Mulut ke Mulut1
1. Korban dibaringkan terlentang, jika ada sumbatan dibersihkan dahulu, misalnya gigi palsu yang patah atau bergeser. Gigi palsu yang masih baik dibiarkan ditempatnya.
2. Jalan nafas korban dibuka dengan menarik kepala ke bawah dan mengangkat dagunya.
3. Tutup hidung korban dengan cara dipijat dengan telunjuk dan ibu jari. Tarik nafas panjang dan letakkan bibir anda menutupi mulut korban, jangan sampai kebocoran.
4. Hembuskan nafas anda kedalam mulut korban sampai dadanya tampak terangkat. Hembuskan selama 2 detik.
5. Angkat bibir anda dan biarkan dadanya turun kembali. Lakukan pernafasan buatan berikutnya dengan cara yang sama.
Kalau Dada Tidak Terangkat1
Kalau udara nafas anda tidak masuk kedalam paru-paru korban, periksa apakah :
• Kepalanya sudah tertarik cukup jauh kebawah
• Mulut anda sudah menutupi mulut korban dengan baik
• Hidung korban sudah tertutup dengan baik
• Jalan nafas tidak tersumbat oleh muntahan darah atau benda asing.
Cara Lain Melakukan Pernafasan Buatan1
Dalam situasi seperti menyelamatan korban dari air atau cedera pada mulut sehingga tidak bisa ditutup, anda dapat melakukan cara pernafasan buatan melalui mulut ke hidung. Meskipun meniupkan udara lewat hidung lebih mudah, tetapi udara sukar masuk kedalam paru-paru karena bagian hidung yang lunak dapat menutup ke belakang dan berfungsi sebagai katup.
Pernafasan Mulut ke Hidung1
1. Mulut korban ditutup, tutup hidung korban dengan mulut anda, kemudian tiupkan nafas anda.
2. Buka mulut korban supaya nafasnya keluar. Lakukan terus dengan kecepatan tetap.
C. (CIRCULATION / Sirkulasi) :
Tidak adanya nadi yang teraba pada arteri besar merupakan tanda utama henti jantung. Henti jantung adalah gambaran klinis berhentinya. Sirkulasi mendadak pada seorang yang tidak terduga mati, pada waktu itu terjadi penghentian tiba-tiba kerja pompa jantung. Diagnosa henti jantung dapat ditegakkan bila pasien tidak sadar dan kompresi dada luar diperlukan dalam keadaan ini. Penyebab dari henti jantung ini biasanya : Penyakit jantung, henti nafas, keracunan berat, sengatan listrik, tenggelam, gangguan elektrolit dll.1
Penderita hendaknya terlentang pada permukaan yang datar. Penolong berlutut disamping penderita meletakkan pangkal sebelah tangannya diatas pertengahan bawah sternum sepanjang sumbu panjang dengan jarak 2 jari diatas persambungan sifois-sternum. Tangan yang lain diletakkan diatas pertama.2
Dengan jari-jari terkunci, tangan lurus dan kedua bahu tepat diatas sternum penderita, penolong memberikan tekanan vertical kebawah yang cukup untuk menekan sternum. Setelah kompresi harus ada relaksasi, tetapi kedua tangan tidak boleh diangkat dari dada korban. Bila dengan satu penolong, 15 kompresi 2 ventilasi (1 menit harus ada 4 daur kompresi dan ventilasi). Bila ada 2 penolong, 5 kompresi dan 1 ventilasi.2
Setelah 4 daur kompresi dan ventilasi, lakukan reevaluasi pasien.
Periksa apakah denyut arteri Karotis sudah timbul. Bila tidak ada, mulai lagi RJP. Bila ada denyut nadi, periksa pernafasaan, bila ada pantau nadi dan pernafasan dengan ketat. Bila nafas tidak ada, lakukan nafas buatan 12 kali / menit dan pantau nadi dengan ketat. Bila RJP dilanjutkan sesudah beberapa menit dihentikan dan periksa apakah sudah timbul nadi dan nafas spontan dan begitu seterusnya.2
Memeriksa Denyut Nadi
Jika detak jantung cukup baik akan terjadi denyutan pada leher (denyutan karotis), yaitu tempat arteri karotis yang besar masuk kedalam rongga kepala. Arteri-arteri ini terdapat di kedua sisi laring, diantara jakun dan “jalinan otot” yang berjalan dari telinga melintas leher menuju bagian atas tulang dada.
Memeriksa Denyut Karotis
1. Kepalanya ditarik kebawah, raba jakunnya dengan dua jari, kemudian jari digeser kecelah antar jakun dan jalinan otot. Disitu akan teraba denyutan.
2. Raba selama 5 detik sebelum memutuskan tidak ada denyutan.
Denyut Arteri Karotis
Memulihkan Sirkulasi1
Kalau tidak ada nadi berarti detak jantung berhenti. Untuk itu anda harus melakukan sirkulasi buatan dengan kompresi dada untuk mengalirkan darah ke otak. Agar berguna bagi otak, darah harus mengandung oksigen. Karena itu kompresi dada digabungkan dengan pernafasan buatan.
Kompresi Dada1
1. Korban ditelentangkan pada alas yang keras, anda berlutut disisi korban. Cari salah satu rusuk korban bagian bawah dengan telunjuk dan jari tengah tengah anda. Geser jari anda kearah tengah sampai titik pertemuan tulang rusuk dengan tulang dada. Letakkan jari tengah diatas titik ini dan jari telunjuk diatas tulang dada.
2. Letakkan pangkal tangan anda yang kedua diatas tulang dada kemudian geser sampai menyentuh telunjuk tangan pertama. Ini adalah titik untuk melakukan penekanan.
3. Letakkan pangkal tangan pertama diatas tangan kedua, lalu jari-jari kedua tangan saling ditautkan.
4. Anda membungkuk diatas korban, lengan diluruskan. Kemudian tulang dada korban ditekan secara vertical sedalam kira-kira 4-5 cm, kemudian tekanan dilepas dengan mengankat tangan anda.
5. Lakukan kompresi dengan kecepatan kira-kira 80x / menit.
Bila Hanya Seorang Penolong1
1. Segera meminta bantuan / ambulans
2. Buka jalan nafas korban seperti biasa, kemudian lakukan 2 x pernafasan buatan.
3. Pindahkan tangan anda ke dada korban, dan lakukan kompresi 15 kali.
4. Kembali ke kepala dan berikan dua nafas buatan lagi.
5. Lakukan kompresi 15 kali lagi.
6. Terus berikan 2 kali pernafasan dan 15 kali kompresi sampai bantuan datang.
Bila ada tanda-tanda pulihnya sirkulasi, adanya denyutan maka periksa pernafasan. Kalau belum ada, pernafasan buatan diteruskan. Periksa nadinya setelah setiap 12 kali pernafasan, dan bersiap-siaplah melakukan kompresi dada lagi jika nadinya hilang lagi. Bila korban sudah kembali bernafas tanpa dibantu, baringkan dalam posisi pemulihan. Periksa kembali pernafasan dan denyut nadinya setiap tiga menit.
Bila Ada Dua Penolong
Seseorang menelpon minta bantuan, yang lain segera melakukan RJP. Kemudian bisa diteruskan seperti diatas secara bergantian, atau yang satu melakukan kompresi dada, temannya memberi satu pernafasan buatan setiap lima kali kompresi. Istirahat sejenak untuk melihat apakah dada korban sudah terangkat tetapi jangan menunggu dada turun lagi sebelum diteruskan dengan kompresi.
PENILAIAN HASIL BANTUAN HIDUP DASAR2
RJP yang dilakukan pada penderita yang mengalami henti jantung dapat memberi beberapa kemungkinan hasil :
1. Korban sadar kembali.
2. Korban dinyatakan mati, karena pertolongan RJP terlambat / tidak betul.
3. Korban belum dinyatakan mati dan belum timbul denyut jantung spontan, ini perlu pertolongan lebih lanjut dengan bantuan hidup lanjut (BHL).
4. Denyut jantung spontan timbul tetapi korban belum pulih kesadarannya. Nafas spontan bisa ada, bisa tidak.
RJP TIDAK DILAKUKAN PADA KEADAAN SEBAGAI BERIKUT2
1. Kematian normal, seperti yang biasa terjadi pada penyakit akut atau kronik yang berat. Pada keadaan ini denyut jantung dan nadi berhenti pertama kali pada suatu saat, ketika tidak hanya jantung tetapi organisme secara keseluruhan begitu terpengaruh oleh penyakit tersebut sehingga tidak mungkin untuk tetap hidup lebih lama lagi.
2. Stadium terminal suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi.
3. Bila hampir dapat dipastikan bahwa fungsi serebral tidak akan pulih, yaitu ½ - 1 jam terbukti tidak ada nadi tanpa RJP.
4. Keinginan pasien.
DALAM KEADAAN DARURAT, RESUSITASI DAPAT DIAKHIRI BILA ADA SALAH SATU DARI BERIKUT INI :2
1. Telah timbul kembali sirkulasi dan ventilasi spontan yang efektif.
2. Upaya resusitasi telah diambil alih oleh orang lain yang bertanggung jawab meneruskan resusitasi (bila tak ada dokter).
3. Seorang dokter mengambil alih tanggung jawab (bila tak ada dokter sebelumnya).
4. Penolong terlalu capai sehingga tidak sanggup meneruskan resusitasi
5. Pasien dinyatakan mati
6. Setelah dimulai resusitasi, ternyata kemudian diketahui bahwa pasien dalam stadium terminal suatu penyakit yang tak dapat disembuhkan atau hampir dapat dipastikan bahwa fungsi serebral tak akan pulih.
TEKNIK PADA BAYI DAN ANAK-ANAK2
Prinsip BHD pada bayi dan anak adalah sama dengan pada orang dewasa. Akan tetapi karena ketidasamaan ukuran, diperlukan modifikasi teknik :
1. Ektensi kepala yang berlebihan dapat menyebabkan sumbatan jalan nafas pada bayi dan anak kecil. Kepala hendaknya dijaga dalam posisi netral selama diusahakan membuka jalan nafas pada kelompok ini.
2. Pada bayi dan anak kecil ventilasi mulut ke mulut dan hidung lebih sesuai daripada ventilasi mulut ke mulut atau mulut ke hidung. Pemberian ventilasi harus lebih kecil volumenya dan frekuensi ventilasi harus ditingkatkan menjadi 1 ventilasi tiap 3 detik untuk bayi dan 1 ventilasi tiap 4 detik untuk anak-anak.
3. Pukulan punggung dengan pangkal tangan dapat diberikan pada bayi diantara 2 skapula dengan korban terlungkup dan mengangkang pada lengan penolong dan hentakan dada diberikan dengan bayi telentang, kepala terletak di bawah melintang pada paha penolong. Pukulan punggung pada anak yang lebih besar dapat diberikan dengan korban telungkup melintang di atas paha penolong dengan kepala lebih rendah dari badan, dan hentakan dada dapat diberikan dengan anak telentang di atas lantai.
4. Karena jantung terletak sedikit lebih tinggi dalam rongga toraks pada pasien-pasien muda, kompresi dada luar hendaknya diberikan dengan 2 jari pada 1 jari di bawah titik potong garis puting susu dengan sternum pada bayi dan pada tengah pertengahan bawah sternum pada anak. Penekanan sternum 1,5-2,5 cm efektif untuk bayi, tetapi pada anak diperlukan penekanan 2,5-4 cm. Pada anak yang lebih besar, hendaknya digunakan pangkal telapak tangan untuk kompresi dada luar.
5. Selama henti jantung, pemberian kompresi dada luar harus minimal 100 kali per menit pada bayi dan 80 kali per menit pada anak-anak. Perbandingan kompresi terhadap ventilasi selalu 5 : 1
Monday, 27 April 2009
Jadi psikiater bagi diri sendiri
Semua orang pasti punya permasalahan dalam hidupnya. Tidak hanya orang-orang tua yang mikirin pekerjaan, tapi anak SMU yang lagi UAN. Tak hanya para elit politik yang pusing masalah koalisi, tapi rakyat kecil yang bingung cari kerja untuk sesuap nasi. Yah semuanya punya masalah. Termasuk saya. Saya lagi pusing …
Pusing mikirin pindah, tentang transportnya buat angkut barang perabotan rumah, tentang SK pindah saya yang belum turun, padahal suami harus segera melaksanakan tugas di tempat baru maksimal 3 bulan setelah tanggal SK-nya. Belum lagi ntar, mikirin sekolah baru buat Nabila.
Di suatu sore sedang santai di rumah, Nabila menghampiri umminya yang cantik jelita huhuhu, duduk dipangkuan bunda tercintanya, tangan sang anak membelai lembut wajah umminya, terucaplah kata polos dari bibir mungilnya “Mi, kok ada jewaratnya? Semoga lekas sembuh ya mi?”. Gubraks…
Kalau boleh, perkenankanlah saya sampaikan bahwa tumbuhnya jerawat2 itu adalah dikarenakan permasalahan2 tersebut di atas yg akhir2 ini menyita pikiran saya huhuhu, alasan aja. Untung jerawat pada muncul di jidat, jadi kan sedikit ketutup jilbab hehehe. Digaris bawahi PADA, waah ketahuan kalo banyak deh…, yaah lebih dari satu laah huhuhu.
Oia, Nabila ngomong nya suka kebalik, bukan jerawat tapi jewarat hihihi.
Kembali pada permasalahan, yaps sebenarnya kalo nggak dipikir, santai2 saja, jadinya mungkin ga pusing2 amat nih kepala.
Sering ga sih, kalian berbicara pada diri sendiri, bicara dengan hati, atau hati yang sedang berbicara – yang bener yang mana ya? – bahwa sebaiknya diperlukan sebuah “calm down”. Menyuruh pada diri untuk lebih tenang, berpasrah setelah segala upaya dilakukan, santai sajaa, tarik nafaaaas, just smile and world will smile to you.
Hingga saya menarik suatu kesimpulan bahwa setiap orang yang berhasil mengendalikan dirinya terhadap sesuatu, baik itu yang sifatnya kecil atau besar/taraf tinggi adalah orang yang telah berhasil menjadi psikiater bagi dirinya sendiri. Bahwa pada dasarnya setiap orang punya kekuatan dalam dirinya untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
Seperti sebuah ayat alquran:
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.Maha besar Allah dengan segala firmanNya.
Tentu saja selain kekuatan diri kita sendiri, keadaan sekeliling/lingkungan sekitar dan tingkat keimanan serta ibadah kita sangat berpengaruh dalam tindakan kita ketika menghadapi suatu permasalahan.
Bahkan seorang yang bijak pun merasa tidak perlu untuk memblow-up permasalahan yang menderanya, cukuplah diselesaikan secara intern dan hanya membagi cerita bahagia dan hikmah kepada sekelilingnya. Ups, diriku bukan salah satu dari mereka.
Yeah, so this is who I am…
Pengamat Politik dimana-mana
Btw, Kalau kata orang, di saat2 transisi beginilah rakyat baru bergembira dan bersenang2 dalam kancah perpolitikan-ikut ramai dan heboh bicara politik, setelah itu baru lah rakyat merasakan penderitaan politik. Bagaimana tidak, saat2 seperti ini rakyat dijadikan sebagai topeng untuk segalanya, demi kepentingan rakyat lah, demi kehidupan berbangsa dan bernegara, demi kesejahteraan rakyat, demi kemajuan bersama, demi-demi lainnya. Rakyat dielu2kan, dibela2, diperjuangkan nasibnya. Namun dibalik itu, tetap kepentingan sekelompok kecil dinomor satukan. Bahkan ada istilah politik dagang sapi. Dengan siapapun berkoalisi yang penting tetep exist, bisnis dan usaha teteup aman.
Walaupun begitu, bukan berarti saya apatis dengan proses politik yang sekarang terjadi di Indonesia. Bagaimanapun juga partai adalah sebuah kendaraan politik dan sarana untuk bisa memperbaiki pemerintahan di Indonesia. Dengan terjun langsung ke ranah politik, diharapkan para calon wakil rakyat bisa benar2 jujur dan amanah dalam memperjuangkan nasib rakyat.
Huhuhu klise banget tulisanku, cukup membosankan mungkin.
Kalau diamati siih, topik2 politik yang sering dibahas tuh: capres cawapres, koalisi partai ( dinilai dari kesamaan visi misi, ideology, sudahkah mencapai 20 persen kursi DPR/25 persen suara ?, kontrak politik partai yang berkoalisi. Anehnya yg sekarang agak menggelitik adalah nama cawapres yang ditentukan oleh capresnya sendiri atas mandat dari para anggota partainya. Lah itu kan subyektif banget, kayaknya lebih bijak ya kesepakatan para pimpinan/pejabat2 partai tersebut duooonk. Hallah ra usah dipikir, ngapain ikut pusing.
Tuh kan eyke jadi ikut2an ngamat-amat politik. Tak diragukan lagi pasti saya sangat amatiran dalam hal ini, nilainya nol besar huhuhu.
End.
Analisa Sosial Flu Babi
Dunia digemparkan dengan berita flu babi. Flu babi yang merupakan serotype dr H1N1 merupakan virus yang mematikan yang dapat membumi hanguskan survival umat manusia yang dapat menggerus peradaban manusia tinggal cerita belaka.
Serotype H1N1 merupakan gabungan serotype dari tipe flu burung dan flu manusia. Artinya virus tersebut dapat bermutasi dengan cepat begitu bereplikasi pada sel inang. Serotype ini menurut WHO masih dapat dijinakkan, akan tetapi tidak tahu sampai kapan mampu dijinakkan ketika intelektual manusia harus bersaing dengan intelektual virus yang mudah sekali untuk mutasi dan replikasi. Begitu ditemukan antiviral spesifik, saat itu juga virus tersebut langsung dapat memperbaharui serotypenya.
Menurut info di Media elektronik, virus tersebut dalam 3 hari ini sudah membunuh 103 orang dan menjangkiti 1000 orang. Bahkan sudah menyebar ke AS, Prancis, Selandia baru. Virus ini mematikan dan dapat menular dari manusia ke manusia.
Belum selesai masalah dengan flu burung dan flu singapura. Muncul pandemi flu babi yang memang ancaman global. Peradaban manusia bisa hanya tinggal catatan sejarah belaka.
Analisa Sosial
Jika menggunakan pisau analisa sosial kasus flu babi yang sangat mengejutkan ini. Kita dapat mempertajam dengan analisa kasus Flu Burung dan Wabah Kolera yang menyerang Zimbabwe beberapa waktu yang lalu. Ketika flu burung menjadi topik bahasan dunia. Negara-negara kapitalis memanfaatkan momentum ini untuk meraup keuntungan dengan membuat vaksin yang dapat mengeradikasi flu burung. Sampel virus yang digunakan untuk membuat antivirus ternyata diambil dari virus negara yang terjangkit, kemudian diproses di laboratorium US Navy. Setelah terbentuk antiviralnya kemudian antivirasl tersebut dijual dengan harga mahal ke negara yang justru memasok sampel virus tersebut.
Kasus wabah kolera yang membunuh sekitar 5000 warga zimbabwe karena kepentingan politik kelompok kapitalis yang ingin menggulingkan kekuasaan Presiden Robert Mugabe. Anak-anak menjadi korban utama. Semua negara terdiam, bahkanWHO pun hanya sanggup menutup mata melihat feomena ini tanpa berkutik sedikitpun. Jelas sekali motif tindakan kapitalis untuk menggulingkan status quo pemerintahan Mugabe yang sudah berkuasa lama.
Pun begitu denga kasus flu babi yang terksesan sengaja dipolitisir oleh kepentingan kelompok tertentu untuk mendapatkan kuntungan lebih. Bukan tidak mungkin akan dibuat antivirus yang dapat menangkal serangan virus H1N1 yang hasil keuntungan penjualan antivirus tersbut akan menjadi hak sepenuhnya pemilik modal kaum borjuasi.
Mekanisme share profit dan transpartansi harus diletakkan sebagai pondasi utama untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Kasus antivirus flu burung yang mana negara terjangkit justru harus membeli antivirus tersebut dengan harga yang mahal. profit sharing juga dilakukan secara egaliter dan terbuka. Sistem yang dianut sangat eksklusif mengabaikan semangat egaliterian.
Pisau analisa kita harus mampu mengarahkan ke hal-hal yang sangat mengganjal. ketika permasalahan ini muncul, siapa yang akan berperan menjadi hero dan siapa yang akan diuntungkan dari investasi politik kesehatan global.??
Permasalahan paling mendasar adalah jika hal ini dibiarkan terus menerus, hanya negara kapitalis yang akan menjadi pemenangnya. Lagi-lagi negara dunia ketiga menjadi objek dungu yang tidak bisa berbuat apa-apa. Bukan tidak mungkin, kedepannya virus tersebut dapat bereplikasi dan mutasi sehingga kelangsungan ummat manusia sudah dapat diprediksi, sekarang atau nanti.
Wallahualam..
Bude ku yang KaTro..
Ceritanya seperti ini...
Ketika kami keluarga dari jogja hendak sowan ke jakarta, ketika itu memang keluarga jakarta sedang membuat hajatan besar.
Dengan segala bekal dan kebutuhan yang diperlukan selama diperjalanan akhirnya kami siap berangkat ke jakarta dengan mobil..
Waktu itu, aku sebagai driver didampingi pak wo sebagai asisten driver..
Awal kami berangkat, kaca mobil segaja dibuka bude agar dapat angin segar (padahal dalam mobil sudah ada AC..tapi aku diam2 aja., sengaja mau ngerjain hehehe...)
Mungkin merasa angin yang masuk semakin kencang, akhirnya ditutuplah kaca mobil. Bingung dan sibuk sendirian mencari bagaimana caranya menutup, bude sibuk mencari penutup kaca manual yang bisa diputar-putar..
"Neng di san, sing nggo nutup kacane"??
" Ha, kui po neng ngisor".. Jawabku..
"Lho, kok ora koyo biasane"??
"Cen, ngono kui.."
hahahaha... Seluruh mobil tertawa karena budeku ternyata baru tau kalau ada penutup kaca yang modelnya dipencet, ga zaman lagi yang diputer-puter..
Setelah bisa ditutup, ternyata kaca itu membuka dengan sendirinya..
Bude tanya lagi..
"Lho??!! kok buka dhewe san"??
"Apane"?? Jawabku..
"Ki, gelo delo'en.. nutup dhewe.. Gelo-Gelo.. padahal ra diapak-apak'ke"..
Setelah diamati dengan seksama dan setelah beberapa kali dicoba masih juga membuka dengan sendirinya, akhirnya aku perhatikan lengan kiri bude menekan tombol pembuka, ya jelaslaaah.. setelah ditutup membuka sendiri lha wong tangannya nempel di pembuka kaca..
Hwahahahahahaha...
Kisah yang unik waktu akhir-akhir ini ketika mudik ke Kutai..
Kita serombongan jalan-jalan ke waduk, nah ditengah jalan budeku bertemu dengan buleku yang sedang menggendong anaknya di depan rumah.. Nama bule ku Hani..
Dari dalam mobil bude teriak-teriak keras sambil berkata
"Haniii.... Haniiii... Hey..Hey.. Ayo ikuut"..
"Opoooo iki..."
"Piye tho?? Lha wong kacane ditutup rapet, ra ketok seko njobo kok malah teriak-teriak.."
"Ya ga dengar to yo.." Tambah aku menimpali..
"Bude, kalau mau teriak kacanya dibuka dulu, les mobilnya terlalu hitam, dari dalam bisa liat keluar, tapi dari dalam ga bisa liat keluar"..
Kata Bude "IYA THO??.. Hwahaahhahahaha
Aduh, sakt perutku mengingat kisah-kisah lucu bersama bude, belum lagi ketika perjalanan dengan peswat, bikin malu dech.. Hwahahahaha.. Tapi so far so good lah.. skrg udah agak modern dikit..
Piss Bude Piss...
Tuesday, 21 April 2009
Saturday Night
Malam ini, melow banget rasanya. Siang tadi habis ngantar misoa yang mau pergi ke aceh buat laporan sekalian ngurus surat pindahku ke kantor yang sama juga nge-take rumdin. Mbrambang - istilah orang jawa – alias berkaca-kaca mataku melepas kepergiannya. Maklum dah lamaaa bgt ga pernah ditinggal, beda banget pas jaman dulu ketika suami sering ada pelatihan di luar kota. Bahkan dulu, sudah tak terhitung lagi aku sering ditinggalkan untuk kembali lagi pas jaman long distance Tangerang – Liwa. Bedanya 180 derajat deh sekarang, soale tiap hari pasti bareng, ya di rumah, di kantor dimana-mana. Bahkan di kantor pun misoa nongkrongnya kebanyakan di ruangan eykeh. Hihihi jadi geli sendiri. Eh tapi padahal kalo lagi di rumah tuh ya gitu deh, mungkin terlalu banyak kebersamaan kami, jadi sering sebel gitu deh. Biasa lah orang temanan/sahabatan/sodaraan kan juga suka kaya gitu, deket sebel jauh kangen.
Televisi di rumah jadi hitam putih tanpanya huhuhu. Eh bener lho, itu dalam arti denotasi alias sebenarnya, lha wong pas kebetulan suami mau pergi, tiba2 TV warnanya jadi hitam putih wakakak. Channel TV yg ga biasa dilihat malah yang layarnya berwarna. Kayaknya sih kesalahan pada receiver, bukan TVnya.
Oke, balik lagi ke masalah mellow tadi. Kebiasaan kami kalo dah gitu saling ber-sms doa. Ga tahu kenapa, kadang bahasa ketika ditulis rasanya lebih romantis daripada diungkapkan secara langsung huhuhu. Well, tergantung orangnya kali ya. Yang jelas pengalaman kami siih suka jawab2an pake tulisan ketika sedang sebel bin jengkel or ada suatu kekecewaan yang sedang mendera. Kebanyakan sih diriku yang suka ngerasa sebel hihihi, ntar suami jawab via sarana yang sama hehehe. Soalnya kalo tulisan kan bisa sedikit didramatisir, diheperbolis dikit2, putis dikit2, biar rasanya mengharu biru wakakak. Waaah jadi buka kartu.
Udah lagi mellow2 gitu, ada sms dari ibunda tercinta, ngingetin aja buat hati2 di rumah, pintu ditutup plus doa. Waaaah jadi dleweran diriku, airmata mengalir di pipi ini. Kasih sayang seorang ibu memang tiada tara, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menerangi dunia. Hiks, bahkan sekarang ketika sedang menulis ini pun, air mata tak ingin ketinggalan berperan serta hehehe. Udah sejak januari ga ketemu sama ibu, kangeeen banget hiks.
Gini niih, nasib perantauan, jauh dari saudara. Namun yang jelas hikmah dari semua ini, karunia Allah tak terhingga. Memberikan banyak rizki pada hambanya baik rizki materi or non materi, salah satunya nikmat kasih sayang. Sayangnya manusia baru menyadari akan nikmat pabila nikmat baru jauh darinya, termasuk nikmat sehat juga dll. Ya Allah jadikan kami hamba yang pandai bersyukur akan nikmatMu.
Doa favourite:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
update on sunday : TV nya dah warna warni lagi, ternyata sistem TV receiver di utak atik nabila :D
Tuesday, 14 April 2009
Tetek Bengek Nabila
Saat Nabila keluar rumah ngintil ummi abinya
“Mana jilbabku miiii...”,
berhubung dah keburu banget, “udah, ga usah gpp”.
“Pokoknya mau pake jilbab, Nabila ga mau ditangkap polisi”
??? pemahaman yg keliru.
Itu sekitar setengah tahun yg lalu, sekarang kalo disuruh buka jilbab drpd rambut awut2an “jangan dibuka miii, ntar keliatan auratnya”, hmmmm lumayan.
Dipikir2 lagi, betul juga kata Nabila. Bentar lagi kita kan pindah ke Aceh tuh, kalo ga pake jilbab, bisa kena razia hehehe.
Nabila lagi depan laptop. Asiik bgt, cuek buebek sama keadaan sekitar. Nih persis bgt sama ummi abinya. Ya iya lah, anak ya niru emak bapaknya. Kletuk kletik mouse, maen game di http://agkidzone.girlsgogames.com/ , paling seneng game yg pakein baju/dress up sama design interior ruangan alias nata2 perabot ruangan.
Ampe pada heran liatin Nabila, nih anak serius bgt. Trus kok hebat bgt maen game dress up-nya. Ya iyalah, lha wong si Holly hobbie-nya kalo dipakein baju apa aja, mo kemana aja, bahkan ga dipakein sepatu alias nyeker tetep bilang its nice, thats perfect, cool, yeah, very creatif, one great outfit, cute, pretty, great choice dan sejenisnya. Ga bisa ngomong “oh no..”
Trus kalo maen Dream ‘n Style Doll House, misalnya nih kamar mandi dikasih bath tub sekaligus 2, tempat handuk 4, seenake dhewe. Living room dikasih perabotan selengkap2nya, dari sofa, piano, gitar, boneka, segala macam mpe ga muat. Rugi lah pokoknya kalo ada yg nyewa dia sbg konsultan interior design wakakak.
Habis itu, Nabila suka maen boneka2an pake Dream ‘n Style Doll House, tinggal klik klik mouse, ga perlu boneka2an beneran, sambil ceriwis ngomong2 sendiri. Hari gini gituh semua bisa didapatin di inet...
Inti dari semua itu, kita suka rebutan juga pake inet hehehe.
Nah kalo lagi maen game yg pakein baju yg namanya, kan ada tuh yg bajunya u can see and rada2 seksi2 gitu, dia kasih judul sendiri, pakein baju “malu”.
Kali lain, pas lagi sarapan di rumah, menunya nugged. “Lho mi nugged kan haram?”
?????
Emang sih di sekolahannya dah pernah dikasih tema halal-haram sekaligus diputerin halal haram dari CD NCR (Nada Cipta Raya), tapi kok bisa timbul pernyataan tersebut?. Kita jelasin aja yang namanya haram tuh yang disembelih tanpa nama Allah, trus ada babi dll.
Sekarang Nabila lagi suka bilang segala sesuatu diakhiri dengan kata tau’.
Jangan kaya gini tau’
Itu punya Nabila tau’
Nabila lagi mau maen tau’, ntar ntar ...
Kalo lagi nonton kartun di TV, pas ada adegan berantem, or yang serem2, “mi takut..” tapi ntar dia inget kata ummi abi “oo cuman icak2an ya?(pura2 dalam bahasa liwa)” tapi tetep aja nempel2 umminya, nutupin mata ...
Saturday, 11 April 2009
The Story of Carl Gauss
1. Carl Gauss, one of the greatest mathematicians, was born in 1777 in Brunswick, Germany. He was gifted mathematics and showed a talent in that field at an early age.
A popular story about this mathematical genius goes like this....
One day, his primary school teacher asked all the pupils to find the value of:
1 + 2 + 3 + 4 + . . . + 98 + 99 + 100
It was his teacher;s hope to use this lengthy addition of integers to quieten down the class.
Surprisingly, the mathematical prodigy worked out the correct answer almost instantaneously!
Well? Don’t you want to know how he did it?
Gauss added 1 to 100, 2 to 99, ... each pair added to 101. There were such 50 pair from integers 1 to 100, he multiplied 50 by 101 to get the final answer, 5050.
Friday, 10 April 2009
Cara Menghitung Perolehan Kursi DPR dan DPRD
DPR-RI memiliki 560 kursi yang terbagi ke dalam 77 daerah pemilihan (dapil), dengan jumlah kursi bervariasi tiap dapil. Sebelum menghitung perolehan kursi parpol per dapil, terlebih dulu kita harus menentukan parpol mana yang lolos parliamentary threshold (PT) sebesar 2,5 persen dari surat suara sah nasional dan parpol mana yang tidak lolos. Parpol yang tidak lolos PT tidak akan diikutkan dalam hitung-hitungan pembagian kursi.
Kita andaikan, dengan jumlah pemilih tetap kita mencapai sekitar 171 juta, hanya 160 juta di antaranya yang mengunakan hak suaranya. Dari jumlah sekian itu, surat suara sah nasional ternyata berjumlah 150 juta. Dengan demikian jumlah suara yang harus dimiliki parpol untuk lolos PT adalah 2,5 persen atau 3.750.000 dari 150 juta suara.
Angka 150 juta itu adalah suara untuk 38 parpol. Dengan angka PT 2,5 persen, kita asumsikan hanya 10 parpol yang lolos PT dan berhak diikutkan dalam hitung-hitungan pembagian kursi. Karena harus dikurangi suara parpol yang tak lolos PT, kita buatlah total suara sah ke-10 parpol itu 140 juta.
Nah, angka 140 juta ini tersebar ke 77 dapil. Penetapan perolehan kursi parpol harus dilakukan per dapil, mengingat jumlah kursi dan jumlah pemilih di tiap dapil berbeda-beda. Sebagai contoh, untuk Propinsi DKI terdapat sekitar 7 juta pemilih dengan 3 dapil, yakni dapil I (Jakarta Timur) yang memiliki 6 kursi, dapil II (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan luar negeri) yang memiliki 7 kursi, dan dapil III (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan wilayah administrasi Kepulauan Seribu) yang memiliki 8 kursi.
Untuk mempermudah pengertian tata cara penetapan perolehan kursi parpol, kita akan mengambil contoh dapil Jakarta I yang memiliki 6 kursi dengan jumlah pemilih 1.800.000. Kita mulai dengan pengitungan tahap pertama.
Tahap Pertama
Menentukan BPP adalah dengan membagi seluruh jumlah suara sah parpol yang lolos PT di suatu dapil dengan jumlah kursi di dapil tersebut.
Untuk dapil DKI Jakarta I, misalnya, agar mempermudah penghitungan, kita asumsikan dari 1.800.000 pemilih, suara untuk 10 parpol yang lolos PT adalah 1.200.000. Dengan dibagi 6 kursi, maka angka BPP 200.000. Artinya, 1 kursi berharga 200.000 suara. Parpol yang memperoleh 200.000 suara secara otomatis memperoleh kursi.
Kita buat 10 parpol itu bernama A hingga J. Parpol A memperoleh 150.000 suara, parpol B 240.000, parpol C 70.000, parpol D 320.000, parpol E 40.000, parpol F 70.000, parpol G 80.000, parpol H 90.000, parpol I 30.000, dan parpol J 110.000.
Partai yang memperoleh kursi di tahap pertama adalah parpol B dengan sisa suara 40.000 dan parpol D dengan sisa suara 120.000. Dengan demikian dari 6 kursi, 2 di antaranya telah terbagi, jadi masih sisa 4 kursi. Sisa suara kedua partai tersebut bersama suara 8 parpol lainnya diikutkan dalam perhitungan tahap kedua untuk memperebutkan 4 kursi sisa.
Tahap Kedua
Pada perhitungan tahap kedua, parpol yang memperoleh sekurang-kurangnya 50 persen BPP (100.000 suara) akan memperoleh kursi. Parpol yang memiliki suara di atas 100.000 adalah parpol A, parpol D (berasal dari sisa suara perhitungan tahap pertama sebesar 120.000), dan partai J. Dengan demikian, 4 kursi sisa perhitungan suara pertama telah terbagi 3, sehingga tinggal 1.
Sebagai catatan, jika jumlah parpol yang lolos 50 persen BPP melebihi jumlah kursi sisa, maka pembagian kursi dilakukan secara ranking. Yang suaranya paling banyak dialah yang dapat kursi.
Adapun jika terdapat 2 atau lebih parpol yang memiliki suara sama, sedangkan kursi yang tersedia tidak mencukupi, maka pembagian dilakukan dengan cara diundi. Pengundian dilakukan dalam rapat pleno terbuka KPU. Mengenai mekanisme pengundiannya, hingga saat ini KPU belum menentukan.
Jika pada tahap kedua ini tidak ada parpol yang lolos 50 persen BPP, maka semua suara dan sisa kursi akan dibawa ke perhitungan tahap ketiga dengan cara ditarik ke propinsi untuk digabung dengan dapil lain dan dicari BPP baru per propinsi.
Perlu dicatat, parpol yang memperoleh kursi di tahap kedua ini secara otomatis tidak bisa lagi dibawa ke tahap ketiga. Meskipun suaranya melebihi 50 persen BPP sehingga masih ada sisa, namun sisa ini dianggap hangus.
Tahap Ketiga
Perhitungan tahap ketiga dilakukan dengan cara menarik seluruh sisa suara dan sisa kursi dari tiap dapil ke propinsi untuk dicari BPP baru. Dalam contoh kasus kita, mengingat di DKI Jakarta terdapat 3 dapil, maka suara sisa dan kursi sisa dari ketiga dapil ini ditarik ke propinsi alias digabung.
Dari dapil I kita telah memperoleh sisa kursi sebanyak 1 buah, sedangkan sisa suaranya sebanyak 420.000 (gabungan dari suara parpol C, E, F,G, H, I, dan sisa suara parpol B). Kita bermain asumsi lagi, untuk dapil II sisa kursi sebanyak 2 buah dan sisa suara sebanyak 630.000, sedangkan untuk dapil III sisa kursi sebanyak 1 buah dan sisa suara sebanyak 550.000.
Untuk memperoleh BPP baru, gabungan sisa suara harus dibagi dengan gabungan sisa kursi. Jadi 1.600.000 dibagi 4, sama dengan 400.000. Jadi BPP baru itu adalah 400.000.
Parpol yang gabungan suaranya dari ketiga dapil mencapai angka 400.000 akan mendapat jatah 1 kursi. Jika jumlah parpol yang lolos BPP baru ini melebihi jumlah kursi, maka pembagian kursi dilakukan secara rangking. Empat parpol dengan suara gabungan terbanyak akan mendapatkan kursi.
Jika tidak ada yang lolos BPP baru ini, maka mekanismenya juga menggunakan rangking. Empat parpol dengan suara terbanyak akan mendapatkan kursi.
Jika ada parpol yang memperoleh suara sama, namun jumlah kursi yang ada tinggal 1, maka pembagian kursi dilakukan dengan cara undian. Seperti pada tahap kedua, pengundiannya dilakukan dalam rapat pleno terbuka KPU yang mekanismenya hingga saat ini belum ditetapkan oleh KPU.
Jika sebuah parpol memperoleh kursi pada tahap ketiga ini, lantas di dapil mana dia harus mendudukkan wakilnya? Jawabannya adalah di dapil yang menyumbang suara paling banyak.
Sebagai misal, partai H memperoleh 1 kursi di tahap ketiga ini. Dari dapil I yang kita jadikan contoh, partai ini memperoleh suara 90.000. Sedangkan dari dapil II dia dapat 170.000 dan dari dapil III dia mendapat 190.000 (misalnya). Artinya kursi yang dibagikan ke partai H diambilkan dari dapil III.
Lantas bagaimana jika ternyata di dapil III itu kebetulan tidak ada kursi sisa? Jawabannya adalah diambilkan kursi dari dapil terdekat yang memiliki sisa kursi.
Perhitungan Kursi DPRD
Untuk DPRD, baik propinsi maupun kabupaten/kota, PT tidak berlaku. Artinya seluruh parpol yang memperoleh suara, berapa pun suaranya, akan diikutkan dalam pembagian kursi.
Perhitungan hanya dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilakukan dengan membagi suara sah seluruh parpol di sebuah dapil dengan jumlah kursi untuk ditemukan BPP-nya. Parpol yang lolos BPP ini akan memperoleh kursi.
Perhitungan tahap kedua dilakukan dengan cara ranking. Jika pada perhitungan pertama masih terdapat sisa kursi, maka sisa kursi ditambah sisa suara yang belum terpakai di perhitungan pertama akan diikutkan dalam perhitungan tahap kedua.
Parpol yang mempunyai suara paling banyak di tahap kedua ini akan mendapatkan kursi. Jika terdapat parpol dengan suara sama, sedangkan sisa kursi tidak mencukupi, maka penentuan akan dilakukan dengan cara diundi dalam rapat pleno terbuka KPUD setempat.
Kepada caleg mana kursi diberikan?
Setelah seluruh parpol memperoleh jatah kursi masing-masing, barulah KPU menentukan kepada caleg yang mana kursi parpol tersebut diberikan. Dengan merujuk putusan Mahkamah Konstitusi (MK), maka kursi diberikan ke caleg yang memperoleh suara terbanyak dari parpol yang bersangkutan di masing-masing dapil.
Jika di sebuah dapil suatu parpol memperoleh kursi, namun tidak ada satupun caleg yang memperoleh suara, maka pemberian kursi ditentukan oleh parpol yang bersangkutan. Jika terdapat dua atau lebih caleg yang memperoleh suara sama, sedangkan kursinya tidak mencukupi, maka pemberian kursi juga ditentukan oleh parpol yang bersangkutan. (dcn)
Sumber : Buka disini ya
Thursday, 9 April 2009
Demokrat benar-benar Demokrat!!
Demokrat dengan posisinya yang cukup strategis dipemerintahan dengan kebijakan SBY yang super populis mendekati pemilu unu semakin membuat kepercayaan publik meningkat. Iklan-iklan kampanye Demokrat di TV menunjukkan kinerja yang konkrit pemerintahan. Dalam iklan tersebut dijelaskan kesuksesan BLT, Jamkesmas, penurunan angka kemiskinan, swasembada beras dan sebagainya. Bukti kinerja nyata dan sosok SBY yang kharismatik semakin memantapkan pilihan rakyat pada Demokrat. Sosok kepemimpinan yang artifisial SBY justru memainkan peran tersendiri bagi rakyat. Akan tetapi perlu dicatat bahwa jika Demokrat terus menerus menggantungkan diri dengan sosok SBY sementara tidak membenahi infrastruktur partai tentunya 5 atau 10 tahun lagi Demokrat akan susah untuk dapat berkuasa kembali.
Fenomena yang terbalik justru terjadi pada Golkar. Partai yang tahun 2004 menjadi partai pemenang pemilu akhirnya harus anjlok sampai 6%. Hasil yang sangat buruk yang didapatkan golkar seperti mimpi buruk disiang hari. Banyak faktor yang menjadi masalah tersendiri mengapa suara golkar anjlok. Salah satu alasan yang dapat dikedepankan adalah tidak ada ketegasan Golkar dalam mengusung Capres yang notabene pemenang pemilu 2004. Setelah digosok-gosok oleh Ahmad Mubarok baru keluar kandang. Hal ini sebenanrnya mengindikasikan bahwa Golkar masih wait and see masalah capres. Analisa kami, bahwa JK pada dasarnya masih ingin bersanding dengan SBY karena tingkat popularitas SBY meningkat dibanding JK dan tingkat elektibilitas SBY lebih tinggi dibanding JK. Selain itu peta perpolitikan juga mengarahkan Demokrat lebih diinginkan oleh konstituen karena keberhasilan pemrintahan. Sebenarnya JK sendiri masih setengah hati untuk berpisah dengan SBY. Ketidak tegasan inilah yang membuat rakyat juga ogah-ogahan memilih Golkar.
Masalah lain yang juga menjadi kandasnya suara golkar adalah kedua tokoh sentral golkar pada pemilu 2004 seperti Prabowo Subianto dan Wiranto memilih untuk pindah kapal yang sedikit banyak menggembosi suara golkar.
Yang menarik untuk dicermati juga adalah partai kelas menengah yang sampai hasil tabulasi KPU masih saling menyelip antara PKS, PPP, PAN dan PKB ditambah Gerindra dan Hanura. Partai tengah ini masih saling salinp menurut sumber dari beberapa lembaga survey.
Yang menarik dibahas saat ini adalah koalisi pasca pileg. Apakah golkar masih berfikir realistis dengan hasil yang berkisar 14-15% suara untuk mengajukan Capres atau secara idealis Golkar mengambil posisi Cawapres. Masalahnya sekarang Koalisi dengan siapa? Ketika SBY masih mencari sosok yang ideal untuk menjadi pendamping cawapres, apakah JK akan berduet kembali dengan SBY atau seperti apa?? Atau bahkan siap membuat koalisi golden triangle dengan PPP dan PDIP? Apakah segmentasi peta perpolitikan tanah air akan mengarahkan Indonesia pada struktur kepemimpinan baru atau akan tetap berlanjut seperti saat ini. Hanya waktu yang akan membuktikan siapakah yang akan menjadi pemenang sejati.
Tokoh : Susilo Bambang Yudhoyono
Jend TNI Purn. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dilahirkan pada tgl 9 September 1949 adalah pensiunan militer Indonesia dan menjadi Presiden Indonesia ke 6 hingga saat ini. SBY memenangkan pilpres 2004 dengan mengalahkan capres incumbent Megawati Sukarnoputri untuk kemudian diambil sumpah jabatan 20 Oktober 2004 bersama Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden.
SBY lahir di desa arjosari Pacitan, Jawa Timur. Merupakan putra dari pasangan Raden Soekotjo dan Siti Habibah.
Karir Militer
Tahun 1973, ia lulus dari Akademi Militer Indonesia (Akabri: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dengan penghargaan Adhi Makayasa sebagai murid lulusan terbaik dan Tri Sakti Wiratama yang merupakan prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan intelek. Periode 1974-1976, ia memulai karier di Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad. Pada tahun 1976, ia belajar di Airborne School dan US Army Rangers, American Language Course (Lackland-Texas), Airbone and Ranger Course (Fort Benning) Amerika Serikat.
Kariernya berlanjut pada periode 1976-1977 di Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad, Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977), Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978, Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981, Paban Muda Sops SUAD (1981-1982. Periode 1982-1984, ia belajar di Infantry Officer Advanced Course (Fort Benning) Amerika Serikat.
Tahun 1983, ia belajar pada On the job training in 82-nd Airbone Division (Fort Bragg) Amerika Serikat, Jungle Warfare School (Panama, Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman pada tahun 1984, Kursus Komando Batalyon (1985) dan meniti karier di Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985), Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988).
Periode 1988-1989, ia Sekolah Komando Angkatan Darat dan belajar di US Command and General Staff College pada tahun 1991. Periode (1989-1993), ia bekerja sebagai Dosen Seskoad Korspri Pangab, Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994, Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995) serta Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995-1996). Pada tahun 1997, ia diangkat sebagai Kepala Angkatan Bersenjata dan Staf Urusan Sosial dan Politik. Ia pensiun dari kemiliteran pada 1 April 2001 oleh karena pengangkatannya sebagai menteri.
Lulusan Command and General Staff College (Fort Leavenwort) Kansas Amerika Serikat dan Master of Art (MA) dari Management Webster University Missouri ini juga meniti karier di Kasdam Jaya (1996), dan Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda. Karier militernya terhenti sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI) dengan pangkat Jenderal.
Karir PolitikTampil sebagai juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR 1998 yang dilaksanakan pada 9 Maret 1998 dan Ketua Fraksi ABRI MPR dalam Sidang Istimewa MPR 1998. Pada 29 Oktober 1999, ia diangkat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi di pemerintahan pimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Setahun kemudian, tepatnya 26 Oktober 1999, ia dilantik sebagai Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) sebagai konsekuensi penyusunan kembali kabinet Abdurrahman Wahid.
Dengan keluarnya Maklumat Presiden pada 28 Mei 2001 pukul 12.00 WIB, Menko Polsoskam ditugaskan untuk mengambil langkah-langkah khusus mengatasi krisis, menegakkan ketertiban, keamanan, dan hukum secepat-cepatnya lantaran situasi politik darurat yang dihadapi pimpinan pemerintahan. Saat itu, Menko Polsoskam sebagai pemegang mandat menerjemahkan situasi politik darurat tidak sama dengan keadaan darurat sebagaimana yang ada dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1959.
Belum genap satu tahun menjabat Menko Polsoskam atau lima hari setelah memegang mandat, ia didesak mundur pada 1 Juni 2001 oleh pemberi mandat karena ketegangan politik antara Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR. Jabatan pengganti sebagai Menteri Dalam Negeri atau Menteri Perhubungan yang ditawarkan presiden tidak pernah diterimanya.
Kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri melantiknya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) pada 10 Agustus 2001. Merasa tidak dipercaya lagi oleh presiden, jabatan Menko Polkam ditinggalkannya pada 11 Maret 2004. Berdirinya Partai Demokrat pada 9 September 2002 menguatkan namanya untuk mencapai kerier politik puncak. Ketika Partai Demokrat dideklarasikan pada 17 Oktober 2002, namanya dicalonkan menjadi presiden dalam pemilu presiden 2004.
Setelah mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam dan sejalan dengan masa kampanye pemilu legislatif 2004, ia secara resmi berada dalam koridor Partai Demokrat. Keberadaannya dalam Partai Demokrat menuai sukses dalam pemilu legislatif dengan meraih 7,45 persen suara. Pada 10 Mei 2004, tiga partai politik yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi mencalonkannya sebagai presiden dan berpasangan dengan kandidat wakil presiden Jusuf Kalla.
Masa Kepresidenan
MPR periode 1999-2004 mengamandemen Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945 sehingga memungkinkan presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilu presiden dua tahap kemudian dimenanginya dengan 60,9 persen suara pemilih dan terpilih sebagai presiden. Dia kemudian dicatat sebagai presiden terpilih pertama pilihan rakyat dan tampil sebagai presiden Indonesia keenam setelah dilantik pada 20 Oktober 2004 bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia unggul dari pasangan Presiden Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi pada pemilu 2004.
Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN) sebagai prioritas penting dalam kepemimpinannya selain kasus terorisme global. Penanggulangan bahaya narkoba, perjudian, dan perdagangan manusia juga sebagai beban berat yang membutuhkan kerja keras bersama pimpinan dan rakyat.
Di masa jabatannya, Indonesia mengalami sejumlah bencana alam seperti gelombang tsunami, gempa bumi, dll. Semua ini merupakan tantangan tambahan bagi Presiden yang masih bergelut dengan upaya memulihkan kehidupan ekonomi negara dan kesejahteraan rakyat.
Susilo Bambang Yudhoyono juga membentuk UKP3R, sebuah lembaga kepresidenan yang diketuai oleh Marsilam Simandjuntak pada 26 Oktober 2006.[2] Lembaga ini pada awal pembentukannya mendapat tentangan dari Partai Golkar seiring dengan isu tidak dilibatkannya Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pembentukannya serta isu dibentuknya UKP3R untuk memangkas kewenangan Wakil Presiden, tetapi akhirnya diterima setelah SBY sendiri menjelaskannya dalam sebuah keterangan pers.sumber : www.wikipedia.org
Monday, 6 April 2009
Karnaval Sepeda
Ibu macam apa nih kok yg dishare curhatan, kerjaan, urusane dhewe, emange ga sayang anak? suaaaayuaaaaang duooooonk.
Well sebenernya siih pengen share aktivitas Nabila sehari2 dan tema sekolah Nabila tiap bulan. Kan tiap ortu dikasih copy-an tema/bulan tuh, lumayan kan kalo discan trus dipost, lumayan banget buat menuh2in postingan hehehe. Soalnya tiap copyan tuh terdiri dari target bulanan, lagu2, aktivitas tiap sentra dll. Namun apa daya, niat hanya niat, padahal kalo dishare mungkin bisa bermanfaat juga buat ide guru2 playgroup/PAUD lain ato bahkan bisa kasih masukan buat kami.
Oke, seingatku siih, bulan Februari yg lalu temanya tuh Jeruk, so aktivitas februari itu ttg tanaman, bagian2 tanaman, manfaat dll khususnya ttg Jeruk itu sendiri dan KKL nya *istilahku sendiri^_^* alias praktek lapangannya pergi ke kebun Jeruk. Saking senengnya Nabila dkk, ga sadar mereka hapal di luar kepala ttg bagian2 tanaman, jadi ter-amaze sama mereka, soale kan masih kecil2, rata2 4 tahunan, Nabila sendiri juga masih 3,5 th-an. Sayangnya kalo lagi happening sama satu tema di bulan tersebut, pelajaran di bulan lalu agak terlupa. Kalo ini mungkin salah ortunya juga kali ya, yg kurang men-stimulus daya ingat anak. Misalnya nih, kita tanya ttg ciri2 kupu2 yang merupakan tema di bulan sebelumnya yaitu bulan Januari, dah agak lupa2 ingat gitu deh. Padahal sebelumnya tahu bener, karena mmg ada nyanyian yg diciptakan guru2 di PG agar memudahkan utk mengingat, yg inti lagu tersebut tuh kupu2 tak bertulang, lidangnya panjang, makan nectar bla bla bla. Bahkan ada kegiatan menggambar kupu2, bikin kupu2 dari kertas dan sedotan dsb.
Nah yang bulan Maret ini, temanya sepeda. KKLnya adalah karnaval sepeda di lapangan Pemda pada Jumat yang lalu tgl 20 Maret 2009. Jumat pagi, kita sibuk hiasin sepeda Nabila, hehe maklum malamnya belum sempet. Biar kliatan heboh, boneka gacil (Gajah kecil) Nabila ditaruh di depan stang, trus belakangnya dikasih antena 2 yaitu dari lidi yang dibalut kertas krep. Berhubung Nabila blom bisa naik sepeda, akhirnya terpaksa deh emaknya bolos. Seru siih, sambil piknik di lapangan. Cuman lumayan ngos2an juga ngedorong Nabila balapan sepeda ^_^. Yg anehnya lagi asik2 ria sama piknik ini, ternyata dicari2 org kantor buat ngefaks SK Big Boss yg lagi di Yogya, Ya Allah toloong, perasaan gw jarang2 bolos, sekalinya bolos kok ya begindang. Tak lama setelah acara selesai, segera dijemput suami tuk ke kantor deh. Waah tapi yang jelas ga mengurangi kebahagiaan Nabila pada saat itu. Senangnya melihat keceriaan Nabila dkk lomba2 bawa bola, lomba sepeda, intinya outbond ringan-lah menyaingi di lapangan sebelah yg dipake para peserta pelatihan ADUM yg outbond beneran huehue.
Selamat Merayakan Pesta Demokrasi 2009
Dalam sistem Domokrasi liberal setiap warga berhak mendirikan partai untuk meraih kekuasaan. Bukan hanya ambisi yng dibalut semangat penindasan dan kehancuran untuk meyakinkan konstituen. Setiap warga negara juga harus memiliki uang untuk dapat berbicara banyak dalam tataran elit politik nasional. Siapa yang punya duit banyak, dia akan mempunyai masa yang banyak pula. Siapa yang koceknya kering, dia akan tergerus dengan arus demokrasi liberal yang deras.
Masa tenag tiga hari diberikan oleh KPU bagi setiap parpol untuk merefleksikan diri dengan sungguh-sungguh dan menelaah program dan janji-janji yang sempat terlontar dari mulut. Tapi secara naluriah karena konteksnya adalah mencari kekuasaan, masa tenang malah dimanfaatkan oleh sebagian parpol untuk konsolidasi secara hidden karena moment pemilu tidak ingin dilewatkan sedikitpun untuk mencari dukungan konstituen.
Silahkan masing-masing kita memilih mana parpol yang baik sesuai dengan platform, visi dan misi yang ditawarkan. Jangan mudah terpengaruh dan ternodai oleh oknum yang ingin memutarbalikkan fakta dengan janji manis tanpa realisasi yang jelas. Kebebasan individu untuk memilih dan dipilih dijamin oleh UUD 1945 dan deklarasi hak asasi manusia.
Akhir kata, apakah yang dikatakan oleh para filsuf yunani kuno Vox Populi, Vox Dei dapat menjadi sebuah realisasi atau itu hanya akan mentah dalam tataran wacana semu yang dalam sekejap saja dapat usang. Andalah yang dapat menjawabnya. Selamat berpesta demokrasi!!??